6. Sarang Elli

1.9K 93 2
                                    

Rudy menganga lebar melihat isi kostan Elli. Apanya yang di sebut tempat tinggal, untuk duduk saja dia takut pantatnya di kerumuni kuman.

Kamar itu hanya di isi satu lemari kecil sebelah kanan samping kaca jendela. Satu set meja belajar di samping kiri lemari. Di sebelah meja terdapat ranjang hanya muat untuk satu orang yang di atasnya penuh dengan pakaian kotor mulai dari baju, rok, celana, kaos kaki, bahkan bra dan cd tergeletak begitu saja.

Rudy menengok ke arah kiri ada pintu kamar mandi bersebelahan dengan tong sampah yang isinya sudah penuh. Di kiri kamar mandi Rudy menemukan dapur mini dengan berbagai alat dapur seadanya yang banyak cucian piring dan gelas.

Sungguh dia baru bertemu gadis sejorok Elli. Pasti banyak upil nyempil di mana-mana. Dia bergidik membayangkan badannya penuh dengan upil bila berada di ruangan ini lebih lama lagi. Namun, ketika dia ingin keluar dari kostan yang lebih cocok disebut sarang itu matanya tak sengaja melihat muka pucat Elli yang menatapnya polos.

Jadi gak tegakan, sial.

Menyiapkan mental baja, Rudy menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya kasar. Tak ada pilihan, Rudy melipat tangan di depan dada saat melihat Elli yang sedang rebahan di atas ranjang kecil setelah menyeret kesisi semua baju kotor yang berserakan.

"Mandi dulu sana!"

"Nanti aja." Elli menjawab malas. Dia membuka kerudung dan tak segan melemparkannya pada tumpukan baju kotor di sisi ranjang. Kini dia bisa bebas terlentang tanpa pengap menghirup bau dari baju-baju kotor.

"Sekarang! Keburu malam Elli." Rudy mendesis jengkel.

"Aku lagi sakit, gak bagus tau." Ini bukan alasan. Elli memang merasa badannya tidak enak, kalau memaksakan mandi malam-malam begini besok sakitnya bisa bertambah parah.

"Bukan hanya badanmu saja yang bau keringat. Kamu juga tadi habis jatuh dikamar mandi, jorok. Kalau ada najis yang menempel gimana? Pakai air hangat saja sana!" Rudy mengangkat badan Elli agar terduduk di atas kasur, lalu menyeretnya ke arah kamar mandi.

Dengan ogah-ogahan Elli berjalan lesu masuk ke kamar mandi. Rudy yang melihat Elli sudah masuk ke kamar mandi langsung membereskan segala kekacauan yang ada di mana-mana. Mulai dari sampah, menyimpan semua baju kotor ke keranjang, menyapu, dan terakhir memasak sup yang bahan-bahannya sudah dia beli di supermarket tadi waktu di perjalanan.

Elli keluar dengan handuk membelit rambut basahnya. Hidung dan kakinya berkomoromi mendekati sumber aroma lezat. Matanya berbinar cerah melihat sup dan nasi yang sudah tersaji di atas karpet.
"Wah, makan enak nih." Elli langsung menyendok   kuah sup.

Rudy melirik sinis Elli yang sudah mengacungkan sendok didepan mulut.  "Baca do'a dulu!"

Elli kembali menurunkan sendok ditangan dan menggantikannya dengan menengadahkan keatas sambil berdo'a. Mereka makan dalam diam, tenang, dan damai.

Setelah selesai membereskan cucian piring, Rudy melihat Elli sudah tepar diatas ranjang yang sudah ia bersihkan. Rudy menggeleng tak habis pikir dengan kebiasaan buruk Elli. Rudy membenarkan letak selimut yang melorot sedikit kebawah. Dalam diam dia memandang wajah terlelap Elli. Dirasa badannya juga cape, Rudy memutuskan untuk tidur dibawah beralaskan selimut yang dia bawa dari lemari.

Paginya badan Elli menggigil hebat. Sesekali gadis itu bersin sambil menggosok hidungnya gatal. Mau bangkit duduk saja rasanya susah karena berat kepalanya seolah bertambah berkilo-kilo.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan wajah segar Rudy sehabis mandi. Rudy berjalan santai menghampiri Elli. Dia menempelkan punggung tangannya kedahi Elli.

"Sudah kuduga." Gumam Rudy pelan.

Rudy pergi kedapur mengambil bubur yang pagi tadi dia buat. Dia membawanya beserta air minum dan obat. "Makan dulu buburnya!"

Status Rahasia Where stories live. Discover now