PART 11. HENING

105K 24.5K 17.8K
                                    

18 September 2021

YUHUUUUUUU 🤸

I’M COMEBACK GAES!!

KALIAN SEHAT-SEHAT AJA KAN? JANGAN SAKIT YA :)

AYO CEPET ABSEN DULU SEBELUM MULAI ⚠️⚠️

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM COMMENT DISETIAP PARAGRAFNYA YA!!🔥🔥

UDAH SIAP?

Let’s go!

HAPPY READING
___________________________

PART 11: HENING

Menanti, juga bisa berarti mati.

Agustira Alip Nugroho

***

Matanya menatap lurus ke papan tulis, tapi tidak dengan pikirannya yang berkeliaran kemana-mana. Pikiran Eza tertuju pada satu poros, yaitu gadis yang hari ini tidak masuk sekolah dan tidak merecoki paginya dimeja makan.

Seharusnya ia bisa senang mengingat  ia bisa aman, damai sentosa tanpa gadis ceroboh dan bodoh itu.Tapi sialnya, ada hal aneh di dalam dirinya. Iya aneh, tapi ia tidak tau.

Eza menolehkan kepalanya pada kursi kosong dibelakangnya. Biasanya ia akan melihat Aurin yang beberapa kali menguap, tidur, tertawa tanpa beban, bergosip atau bahkan menguyah cemilan diam-diam saat guru menjelaskan dikelas, tapi sekarang si air kencing babi itu tidak terlihat batang hidungnya.

“Dia kemana?” bisik Digta.

“Mati suri,” kata Eza kembali fokus pada catatannya.

Digta langsung menoleh pada Eza yang memang duduk disebelahnya. “Yang bener?”

“Kayanya,” sahut Eza cuek.

Digta berdecak tak percaya, matanya kembali fokus pada Bu Markonah yang tengah menulis materi dipapan tulis tapi mulutnya kembali terbuka untuk berbicara pelan pada Eza. “Kemarin dia nanya lo ada masalah apa sama Jovan.”

Eza diam mendengarkan.

“Tapi gue gak sempet jawab, menurut lo apa nanti perlu gue harus jelasin ke dia?”

“Gak perlu,” kata Eza singkat padat jelas.

***

Jam sudah hampir menunjukkan pukul Enam sore saat Eza memasuki halaman rumahnya. Seperti biasa ia pulang sangat terlambat karena harus latihan basket untuk persiapan turnamennya.

Ia melihat mobil hitam milik papanya dan motor sport berwarna navy milik Kafa sudah berada di garasi menandakan semuanya ada di rumah.

Langkah kaki Eza berhenti didepan pintu kamar milik Aurin yang terbuka lebar. Ia juga dapat mendengar mamanya tengah berbicara dengan seseorang lewat telepon didalam kamar Aurin dan Lexi yang tidur tengkurap menjaga Aurin yang masih terlelap diatas tempat tidurnya. Terhitung sudah 24 jam Aurin tertidur tanpa terusik sama sekali.

Tapi sepengetahuannya, penderita sindrom ini akan sewaktu-waktu bangun dari mode tidurnya apabila ia ingin makan, minum atau buang air layaknya manusia normal lainnya. Hanya saja perbedaanya, dia tidak akan sadar atau linglung atas apa yang terjadi dengan dirinya dan seakan terjebak ditempat yang berbeda.

“A udah pulang,” ucap Susan menghampiri Eza yang hanya berdiri di depan pintu sibuk dengan pemikirannya.

Eza meraih tangan sang mama untuk salim. Ia didik dengan benar dikeluarga yang juga menjungjung tinggi norma dan etika walau terkadang Eza selalu saja berhasil membuat mamanya kesal atau gemas dengan sikap anak sulungnya ini.

EZAQUEL [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang