PART 22. JEALOUS

102K 24.3K 18.5K
                                    

11 Oktober 2021.

HALLO PREN👋

SENENG KAN BII MUNCUL LAGI DAN LAGI?💃

YUK ABSEN DULU PAKE NAMA KALIAN ✈️

JANGAN LUPA UNTUK SPAM VOTE DAN COMMENT DI PART INI ⚠️⚠️⚠️

UDAH SIAP? 😊

KITA MASUK KE BABAK 2 DALAM CERITA INI🔥🔥

FASE 1: CALM (1-21 PART)

FASE 2: STANDBY (….)

FASE 3: DANGER (….)

LET’S GO!

HAPPY READING
_________________________

PART 22: JEALOUS

Mungkin sudah jalannya untuk berpisah. Tidak ada lagi yang harus dipertahankan apabila Tuhan saja tidak merestui untuk kita untuk tetap bersama.

Digta Rey Ibrahim

***

Di depan kelasnya, dibalkon lantai tiga Aurin tengah menatap siswa-siswi yang tengah berolahraga di tengah lapangan. Cewek itu menopang dagunya seraya menatap seru permainan basket yang sedang dilakukan oleh siswa laki-laki dari kelas Kafa XI IPA 2 dan kelas XII IPS 1. Sepertinya sangat seru apabila jam olahraga digabung seperti itu.

“Yang itu mantan gue.”

Aurin menoleh pada Digta yang kini berdiri disampingnya seraya menatap seseorang dipinggir lapangan, Vania Agnesia.

“Mantan? Putus gara-gara apa Aim?” tanya Aurin kepo seraya mencomot kacang garuda ditangan Digta.

Digta mengangguk, kali ini ia sudah terbiasa dengan Aurin yang selalu memanggilnya dengan sebutan Aim.

“Beda agama,” jawab Digta dengan mulut yang tak berhenti mengunyah kacang.

Tolong katakan pada tuhanmu, bolehkan aku yang bukan umatnya mencintai hambanya eak eak eakk 🎶 ” Aurin tiba-tiba bernyanyi.

“Sulit-sulit.” Digta menggeleng seraya tekekeh pelan.

“Aim gak mau nyoba pacaran lagi? Eh, atau udah punya?”

Digta menggeleng. “Gak ada, nanti aja Rin kalau udah nemu yang cocok dan seiman. Syukur-syukur langsung nikah gak perlu pacaran dulu, iya kan?” tanya Digta tersenyum.

Ia benar-benar sudah berlapang dada sekarang, Vania hanya masa lalunya dan cewek itu berhak mendapatkan kebahagiannya sendiri.

“Nice Aim nice. Ayah bunda Aim pasti bangga.” Aurin nyengir mengacungkan dua jempolnya pada Digta.

Digta hanya tersenyum kecil pada Aurin, lalu mengarahkan pandangannya pada langit biru diatas sana dengan tatapan menerawang. “Mereka udah gak ada Rin,” ucap Digta berubah sendu.

Raut wajah Aurin yang ceria seketika berubah, ia jadi merasa tidak enak. “Aim maaf, Au gak tau,” ucapnya merasa bersalah.

Digta mengangkat satu tangannya mengacak-ngacak rambut Aurin gemas. “Santai aja gapapa ko.”

Aurin menganguk menatap Digta. Cewek itu dapat merasakan luka yang mendalam dibalik mata cowok yang selalu tampak baik-baik saja itu.

“Orangtua lo masih ada kan?” tanya Digta.

Aurin mengangguk lagi seperti anak kecil tanpa melepas pandangannya sama sekali.

“Harus selalu bersyukur ya Rin. Jangan sampe ngecewain mereka. Walaupun mungkin mereka gak pernah ngomong atau minta sesuatu ke lo, tapi percayalah mereka menaruh harapan yang amat besar dibahu lo,” kata Digta.

EZAQUEL [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang