PART 36. RASA SAKIT

90.2K 21.1K 13K
                                    

02 November 2021

BII MUNCUL LAGI NIH🦋

DOUBLEKILL!! 🔥🔥🔥

TAHAN PREN JANGAN EMOSI HUHUHU😭

KITA BERUBAH SUASANA YA😍

JAM BERAPA KAMU BACA INI👀

ABSEN KAMU DARI KOTA MANA AJA NIH!!

DIKIT LAGI ENDING PREN:)

KUAT AYO!! KUAT GRAK!

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA PREN 🥺

BISMILLAH ❤️

JANGAN NANGIS YA:)

HAPPY READING
___________________

PART 36: RASA SAKIT

Semua akan berujung pada meninggalkan atau ditinggalkan. Lantas apa yang bisa kita lakukan selain mengikhlaskan? tidak ada.

Bastiono Gilang Ardana

***

Beberapa menit sebelumnya.

Lebih dari 70 anggota Egryon memarkirkan motornya secara asal di depan gedung tua, titik sinyal bahaya dari Eza dan Digta. Motor kedua sahabatnya dan satu mobil berwarna hitam yang terparkir di depan gedung ini juga berhasil menandakan bahwa mereka masih ada di area ini.

“Dua puluh orang ikut gue masuk! Kita cari pelakunya. Kalian---“ Althar menunjuk  sisanya anggotanya.

“Kepung sisi kanan dan kiri gedung! Jangan lupa untuk berjaga di titik pintu masuk, Jangan biarin siapa kabur!” Althar memberikan perintah tegas, pertanda ia sangat marah saat ini.

Dua puluh orang dari anggota Egryon yang dipimpin oleh Althar dan Ucup langsung berlari kearah pintu masuk, sementara yang lainnya menyebar ke semua titik gedung.

Althar selaku pemimpin operasi malam ini dengan cepat memindai sekitarnya. Matanya masih menangkap keberadaan motor sahabatnya yang masih terparkir namun suasana masih begitu sunyi di area gedung ini. Lalu kemana mereka?

Althar berlari dengan cepat menuju lantai atas untuk melihat keadaan. Sungguh, hatinya tidak tenang saat ini.

Dibawah sang rembulan malam ini, tercetak jelas wajah-wajah marah, panik dan khawatir sekaligus dari semua anggota Althar. Mereka merasa aura dalam gedung ini sangat hening, namun sangat mengerikan dan mencekam.

Brak!

Suara benda jatuh dengan suara yang sangat keras.  Gilang yang hendak mengepung di sisi kanan gedung langsung berhenti. Ia menoleh dengan cepat ke sumber suara dan langsung mematung tak percaya.

“ZAAA!!!!” Pekik Gilang histeris.

Dia langsung berlari ke arah Eza dengan jantung yang berdetak sangat cepat.

Wajah Gilang seketika pucat pasi, dan tangannya gemetar saat melihat banyak luka di sekitar tubuh Eza. Darah juga mengalir sangat deras.

Gilang menoleh pada pasukan yang dibawanya. “CEPET PANGGIL BANTUAN, ANJING!” Teriak Gilang yang langsung membuat pasukannya panik bukan main.

Mata Gilang memerah menahan tangis. Hatinya hancur berkeping-keping melihat keadaan Eza yang sangat fatal di depan matanya. Wajah dingin sahabatnya yang selalu ia liat kini berubah menjadi sangat tak berdaya dan lemah.

EZAQUEL [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang