PART 30. MERASA TAK BERGUNA

90.7K 21.7K 14.7K
                                    

26 Oktober 2021.

HALLO PREN 👋

BII DATANG NIH, SENENG? :)

GIMANA KABAR HARI INI?

MANA NIH PASUKAN SIAP WAR!!! AYO SPAM TANDA 🔥🔥🔥

ABSEN PAKE JAM SAAT KALIAN BACA PART INI YA 👊

JANGAN LUPA SPAM VOTE DAN COMMENT DI PART INI! ⚠️⚠️⚠️

TEMBUS 12K COMMENT DALAM 24 JAM, BII SPIL SPOILER NOVEL!❤️

UDAH SIAP MENTALNYA BACA PART INI???????

OK LET’S GOOO

HAPPY READING!
_____________________

PART 30: MERASA TAK BERGUNA

Jangan pernah mengatakan lo baik-baik aja disaat mata lo aja gak bisa bohong buat nutupin lukanya!

***

Jakarta, 1 Februari.

“Gue nanti ambil jurusan apa ya kuliah?”

“Gimana kalau jurusan persantetan aja?” saran Gilang menimpali pertanyaan Ucup.

Ucup menunjukkan jempolnya ke arah Gilang. “Pinter. Ono memang selalu pinter-pinter tai babi.”

“Lo muji atau ngehina?” tanya Gilang membuat Ucup langsung tertawa dan meminta ampun.

Alip menatap Althar. “Lo masih ambil Univ di Indonesia Yo?”

Althar mengangguk menimpali pertanyaan Alip seraya fokus memainkan gamenya.

“Lo mau jadi Hacker atau mau jadi Badan Intelejent Negara Lip?” tanya Ucup pada Alip. Masalahnya cowok itu sangat menyukai hal-hal seperti itu.

“Gak tau bingung,” balas Alip mengetuk-ngetukkan pulpennya diatas meja menatap formulir didepannya dengan bingung.

Selanjutnya Gilang menyikut lengan Eza yang kini juga sibuk bermain game dengan Althar. “Za lo ambil manajement UGM atau mau kuliah diluar negeri?”

“Luar negeri,” jawab Eza tanpa menoleh.

“Gue ikut lo aja deh Za, biar bisa jagain lo dari cewek-cewek bule,” kata Gilang.

“Emang nilai lo cukup? Rapot merah semua juga mimpi kuliah diluar negeri,” Ucup menyadarkan Gilang membuat cowok itu langsung tertawa membenarkan. Lagian ia tidak pandai berbahasa inggris, ia tidak dapat membayangkan seberapa menderitanya dia kalau kuliah diluar negeri.

“Pokoknya gue harus satu kampus sama lo Cup!” ujar Gilang semangat lalu bertos ria dengan Ucup.

Disaat orang-orang sibuk mengisi formulir untuk melanjutkan studynya setelah lulus SMA nanti, Digta hanya diam menatap formulirnya dengan tatapan yang sama sekali sulit dimengerti.

Tak berselang lama cowok itu meraih pulpennya lalu mencoret kalimat ‘Kuliah’ dan membulatkan kalimat ‘Kerja’ sebagai pilihan yang diambilnya.

“Kerja?” Eza mengernyit pada Digta setelah menyelesaikan gamenya dan tak sengaja melihat formulir milik Digta yang duduk disebelahnya.

Digta mengangguk lalu membalikkan formulir miliknya seraya terus tersenyum.

“Gak mau lanjut kuliah?” tanya Althar sekarang menoleh. Cowok itu berencana melanjutkan pendidikan S1-nya di Universitas Indonesia Jurusan Manajement Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

EZAQUEL [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang