PART 19. FAILED

96.1K 23.5K 13.6K
                                    

04 Oktober 2021.

ANNYEONG PREN

ANAK BEKASI MUNCUL LAGI NIIIHH💃

SENENG?

SEMALEM BII KETIDURAN PREN, I’M SORRY BARU UPDATE🙏

READEAR JANGAN MARAH MARAH, NANTI AKU KASIH UTA 🎶

UTA BI LIKE: 🔪

ABSEN DULU PAKE NAMA KALIAN CEPET!

KASIH JEMPOL JUGA!👍

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN SPAM COMMENT DAN VOTE YA PREN. TINGGAL KLIK BINTANG TUH

OKE SIAP!

Let’s go!

HAPPY READING
_____________________

PART 19: FAILED

Nyatanya saya benar-benar terjebak pada pesona seseorang yang tidak mungkin saya miliki hatinya.

Aurin Anjelika Ayudia

***

Beberapa menit yang lalu.

Eza menghela napas penuh kelegaan saat tau kondisi Salma tidak separah apa yang ia bayangkan. Orangtua Salma juga baru saja datang untuk melihat kondisi Salma dan menemani gadis itu.

Eza melangkahkan kakinya ke luar klinik dengan tas tersampir dibahunya serta kemeja hitam yang kini ada digengamannya. Laki-laki itu melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat empat puluh lima menit. Namun seakan baru sadar akan sesuatu, tubuhnya langsung mematung.

“Sial!” umpat Eza langsung merogoh sakunya untuk melihat ponsel yang kini sudah dipenuhi banyak notifikasi dari teman-temannya yang menanyakan keberadaannya.

Eza membuka pesan dari Althar.

Dimana?

Eza lantas membalas pesan yang sudah Althar kirimkan sekitar 20 menit yang lalu itu dengan cepat.

Aurin masuk?

Tanya Eza memastikan keberadaan Aurin. Ia meremas ponselnya kuat saat Althar langsung mengetik pesan balasan.

Telat, Lagi dihukum.

Membaca itu, Eza langsung berlari mencari kendaraan untuk segera ke sekolah. Pikirannya hanya dipenuhi dengan sosok Aurin saat ini. Bukan hanya itu saja, ia tersadar dengan atas tindakan kasarnya yang lagi-lagi tak bisa ia kendalikan beberapa menit lalu.

Untuk kedua kalinya Eza membenci dirinya sendiri.

***

Kelopak mata Aurin perlahan terbuka. Ia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya.

Bau antiseptic serta obat-obatan lainnya langsung menyerang indera penciumannya. Lalu gadis itu mengecek suhu tubuhnya dengan telapak tangan, hangat, tapi kepalanya masih terasa agak pusing.

Aurin perlahan bangun mendudukan dirinya sambil bersandar pada ranjang UKS. Hanya ada Aurin diruangan ini, Ia menebak jam pelajaran masih berlangsung. Aurin pun tidak tau, siapa, bagaimana dan kenapa ia ada disini. Seingatnya ia hanya kelelahan, itu saja.

“Minum obat lo.”

Aurin terkesiap mendengar suara itu.

Detik selanjutnya tangan Aurin bergerak untuk membuka tirai putih disebelah ranjangnya yang kini sudah menampilkan sosok Eza yang juga tengah terbaring diatas ranjang satunya dengan satu tangan menekuk menutupi matanya.

EZAQUEL [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang