PART 31. PEDIH

88.9K 22.4K 13.8K
                                    

27 Oktober 2021

HALLO PREN👋

KALIAN STRONG KAN?🔥

BII MUNCUL NI💃

ALHAMDULILAH SENENG YA :)

ABSEN PAKE JAM SAAT KALIAN BACA INI DONG👀

JANGAN LUPA UNTUK COMMNET DAN VOTE YA⚠️

JANGAN LUPA SIAPIN MENTAL JUGA⚠️

PART INI BII PERSEMBAHKAN UNTUK KALIAN YANG MERASA LELAH NAMUN HARUS TETAP BERJUANG🦋

HAPPY READING
________________________

PART 31: PEDIH

Hidup itu berputar. Kemarin saya terlalu bahagia hingga lupa kepedihan juga pasti akan selalu menimpa kapan saja.

Digta Rey Ibrahim

***

Semenjak orangtuanya meninggal beberapa bulan lalu. Digta hanya tinggal bersama mantan ART yang saat ini ia sebut mama beserta adik kecil perempuannya.

Untuk beberapa hari setelah kematian sang papa keadaan masih baik-baik saja. Namun dua minggu kemudian banyak pengusaha dan para rentenir datang kerumahnya untuk menagih hutang yang ternyata sangat menumpuk. Belum lagi ia harus membayar bunga yang juga sangat besar. Digta tercengang, hidupnya seketika runtuh untuk kesekian kalinya.

Digta tidak tau harus berbuat apa, ia tidak punya keluarga lagi dan ia tidak mau menjadi beban semua sahabat-sahabatnya lagi.

Hingga pada akhirnya ia menjual semua aset peninggalan sang mama serta barang-barang berharga lainnya termasuk rumah dan kendaraan. Semua hartanya habis.

Ia hanya menyisakan motornya untuk sekolah dan menipu teman-temannya bahwa ia masih baik-baik saja.

Cowok itu juga memiliki banyak profesi sejak 1 bulan ini. Dari menjadi tukang bunga, pengantar makanan, tukang Koran, mencoba mengajar anak-anak panti berbahasa inggris hingga menjadi badut jalanan seperti sekarang. Semua itu Digta lakukan demi mencari biaya untuk bisa menyelesaikan sekolahnya. Ia ingin lulus bersama teman-temannya.

“Jangan bilang ke temen-temen dulu ya Za,” pinta Digta menunduk kini duduk bersebelahan dengan Eza.

“Bukannya gue malu atau apa, gue cuma gak mau buat mereka kepikiran.”

Eza hanya diam. Tidak berani menatap mata Digta yang saat ini sangat sulit untuk ia tatap. Eza malu, hatinya sangat sakit mendengar semua fakta keluar dari mulut sahabat yang sehari-hari bersamanya.

Ia juga sekarang tau alasan kenapa Digta melarang dan selalu menolak teman-temannya untuk main ke rumahnya selama 1 bulan belakangan ini. Rupanya cowok itu sekarang tinggal di kontrakan kecil dengan biaya sewa yang murah.

“Udah cukup gue dari dulu bikin kalian repot, sekarang udah waktunya gue nanggung sendiri tanpa harus dibantu sama kalian lagi Za, gue bisa ko jadi jangan khawatir ya.” Digta menepuk pundak Eza untuk menenangkan.

Digta kini menerawang pada langit gelap diatasnya.

“Mungkin Tuhan tau gue kuat, makanya dia selalu ngasih banyak cobaan karena tau gue mungkin bisa ngelewatinnya,” tambah Digta tersenyum pedih.

“Gue ikhlas Za," kata Digta sangat tulus.

“Tuhan udah menggariskan takdir gue kaya gini, gak ada yang bisa gue perbuat selain ngejalanin apa yang udah tuhan kasih.”

EZAQUEL [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang