-KETAR-KETIR-

1.7K 222 6
                                    

typo? monmaap hehe

bismillah dulu, yaaa🤗

--HAPPY READING--🤙🏻☺️


----------

"Yaudah, nanti aku pikir-pikir lagi."

"Kenapa? lo mau gue lamar sekarang juga, biar percaya?"

"Mau?"

"Nikah, sama gue. Andini Kharisma Putri."

"Gue cuma punya dua jawaban Yes or Yes. Pilih sekarang"

"Ada. Karena gue mau lo gak nolak."

"Gue tunggu jawaban lo."

"Ndin, Andin." panggil Sarah.

"Eh? i-iya, Ma? kenapa?" balas Andin gelagapan dan melanjutkan sarapan pagi yang sempat berhenti karena terbayang-bayang ucapan lelaki Es Batu Kaku, itu.

"Daritadi Mama manggil kamu loh, Ndin." kata Sarah setelah menyelesaikan sarapan.

"Iya, sayang. Kamu, kenapa? Kok daritadi Papa liatin kamu ngelamun terus?" tanya Surya yang ternyata sedari tadi dirinya memperhatikan putri pertamanya melamun.

Memang, Andin sejak malam itu, dirinya terus saja memikirkan ucapan keluarga Aldebaran yang menyuruh dirinya dan Aldebaran menikah. Belum lagi, dengan ucapan Aldebaran yang terlihat sangat serius, tidak sama sekali ada tanda-tanda kebohongan atau ketidakseriusan dimata dan ucapan Aldebaran. Seperti, tulus dari hati yang paling dalam. ea.

"Ah, mm- nggak kok, Pa. Aku, enggak kenapa-kenapa." balas Andin tersenyum manis.

"Yaudah, kalau gitu cepet abisin sarapannya. Udah siang, tuh." ujar Sarah saat akan pergi ke dapur.

"Iya, Ma." jawab Andin. "Sa, kamu jadi? Pemotretan ke Bandung?" tanya Andin pada Adiknya yang sedang fokus pada Ponselnya.

"Jadi, Kak. Sorry, ya nggak bisa bareng." balas Elsa tanpa menoleh kearah Andin.

"Iya, gakpapa. Gue, bisa naik Taksi Online."

"Oh, kalau gitu bareng Papa aja?" ajak Surya .

"Papa, mau ke Kafe?" tanya Andin yang sudah selesai dengan sarapannya.

Arah Kampus Andin, dan Kafe Papa-nya, memang satu arah. Jadi, Andin kadang suka ikut berangkat bersama dengan Papa, jika Elsa sedang ada jadwal Pemotretan seperti saat ini.

"Iya, yuk, sekarang. Udah, 'kan sarapannya?

"Udah, Pa." balas Andin. "Ma, aku pergi sama Papa. Assalamualaikum." pamit Andin pada Sarah yang sudah keluar dari dapur. Dan, langsung mencium punggung tangan Mama-nya

"Hati-hati, ya. Walaikumsalam."

----------

Di dalam mobil, keduanya hanya diam dalam fikirannya masing-masing. Surya yang Peka dengan raut wajah putrinya yang seperti akan membicarakan hal penting, tetapi tidak tahu harus memulainya darimana. Dengan segara, dirinya memulai berbicara terlebih dahulu.

"Kenapa, sayang."

"Hah? - eh? enggak kok, Pa." balas Andin menoleh kearah Papa-nya.

"Papa, udah kenal kamu dari bayi, Ndin. Jadi, Papa tau kamu lagi, bingung? kenapa? cerita dong sama Papa."

"Apa gue cerita aja ke Papa?" batin Andin. "Iya, deh cerita. nggak salah juga, 'kan?"

POSSESSIVE ICE BOY[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang