-ANDA KURANG BERUNTUNG-

2.6K 244 69
                                    

‼️ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️
CHAPTER NYA NANTI DI PRIVATE
KALAU GAK FOLLOW.
..
‼️BACA DOANG, FOLLOW KAGAK‼️
ANJAY, SREPEETTT
..

‼️kalo ada yang tipo, kasi tau wkwk ‼️

↓↓↓
VOTE, VOTE, VOTE
↑↑↑

..

—HAPPY READING—

• • • • •

"Nanti aja mandinya, sekalian." Aldebaran berbisik tepat ditelinga Andin, membuat gadis itu memejamkan matanya dengan rapat-rapat.

"Aldebaran. Plis! Gue mau mandi dulu, sumpah njir ini gaenak banget." Andin terus saja berontak. Bukan Aldebaran namanya kalau tidak terusik sama sekali.

"Kata gue kan, nanti sekalian mandinya." balas Aldebaran dengan memandang wajah Andin dengan tatapan sayu. "Atau, mau dikamar mandi? biar gampang?"

Pertanyaan melantur Aldebaran membuat Andin bergidik ngeri. Membayangkannya saja membuat Andin gelisah dan gugup, bagaimana jika benar, Aldebaran nekat membawanya ke kamar mandi.

Tidak bisa dibayangkan.

Ya, jangan dibayangin, lahh!! Heh, kalian yg jomblo. Awas kalo dibayangin!😡 -MaBin galak.

"Ngomongnya, ish!" sentak Andin, menyentil dahi Aldebaran. Bukannya takut, laki-laki itu semakin gencar menggoda istrinya. Menggesek-gesekkan hidung mancungnya ke pipi bulat Andin.

"Al! AAAA MAMAAAAA!" teriak Andin, saat Aldebaran dengan santainya menyicipi leher putih mulusnya.

"Kenapa sih, berisik banget. Kaya yang mau diapain aja."

"KALO NGGAK MAU DI APA-APAIN, YA MINGGIR. GUE MAU MANDI!" Andin kembali berteriak, membuat Aldebaran refleks menutup kedua telinganya menggunakan kedua tangan yang tadinya ia gunakan untuk bertumpu.

"ASTAGHFIRULLAH, INGET BADAN. BERAT BANGET SUMPAAHH!" jadilah, tubuh Aldebaran benar-benar menempel dengan tubuh Andin.

"Astaghfirullah, maaf-maaf. Abisnya, elo sihh. Pake segala teriak."

"Maaf-maaf!" ucap Andin dengan nada yang galak. Aldebaran yang mendengar itu malah terkekeh geli. "Minggir? Atau, nggak sama sekali?" seketika, tawanya pudar begitu saja. Memasang mimik muka yang begitu terkejut.

"Apaansi!" sewotnya tak kalah.

Andin menghembuskan napasnya kasar. Kali ini, dirinya harus bersikap manis, agar Aldebaran bisa menyingkirkan tubuh tegap nan beratnya itu. Sedikit merayu, kali saja berhasil.

"Yaudahiya." pasrah Andin, kembali membuat wajah Aldebaran berseri. "TAPI!" sambung Andin menggantung ucapannya.

Aldebaran menaikkan satu alisnya, menunggu kelanjutan ucapan Andin. "...Gue mandi, dulu."

"Nggak ada mandi-mandi. Percuma, Andin. Nanti juga keringetan lagi, mandi lagi. Hemat listrik."

"YAUDAH, TERSERAHLAH!" kali ini, Andin benar-benar pasrah. Toh, Aldebaran adalah suaminya.

POSSESSIVE ICE BOY[ON GOING]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin