POSSESSIVE ICE BOY[ON GOING]

-HAL TAK TERDUGA-

Sebelum baca,

WAJIB!

follow akun wattpad ini.
biar bisa baca, part yang akan di PRIVAT.

FOLLOW IG author juga🤟🏻
.
@mhrnkna
@koronggcantiiikk

^ maaf kalau ada yang typo, nggak di baca ulang soalnya. Xixixii..^

• • • • •

HI!!!

MAAF BANGETTT, YAAA. BARU BISA UPDATE :((

MAAF, UDAH LAMA BANGET. KARENA ADA KERJAAN DI RL, AKU GAK BISA NGETIK CERITA GEMAS YANG SATU INI :((

TAPI, HARI INI AKU BAWA CERITA, YANG BAKALAN BUAT KALIAN SENYUM-SENYUM SENDIRI!!<3

—HAPPY READING—

•••••

“Saya suaminya.”

“Saya yang berhak atas hidup istri saya.”

Saat memasuki rumah Mbok Sukiyem. Aldebaran yang sangat jelas mendengar panggilan keras dari wanita yang selama ini ia rindukan— berlari membuka lebar-lebar pintu Mbok Sukiyem, dan langsung berdiri tepat di hadapan sang Istri.

Melihat Andik baik-baik saja, membuat Aldebaran sangat lega dan langsung memeluk Andin, dengan sangat lembut dan penuh cinta.

Mbok Sukiyem menyuruh mereka untuk masuk ke dalam rumahnya. Saat ini lah mereka tengah berdebat tentang Mbok Sukiyem yang tidak mengizinkan Aldebaran membawa Andin pulang ke rumah mereka. Andin pun tak henti-hentinya mengusap lembut punggung Aldebaran, meredakan emosi sang suami.

“Mbok Iyem yang udah jaga aku sama anak-anak kita.” ucap Andin mengelus pipi Aldebaran sambil tersenyum.

“Iya, aku tau. Tapi, masa Mbok Iyem larang aku buat bawa kamu? Aku, kan, suami kamu.” balas Aldebaran tidak santai.

Andin tersenyum manis dengan kedua tangan yang masih mengelus lembut area wajah dan kepala milik Aldebaran. Wanita itu menoleh, menatap Mbok Sukiyem yang tengah memperhatikan keduanya. Lalu, tangan Andin berpindah pada kedua tangan Mbok Sukiyem. Mengelusnya dengan sangat hati-hati.

“Mbok Iyem nggak akan kehilangan saya atau pun anak-anak yang ada di kandungan saya.” ucap Andin tersenyum manis, dan Aldebaran yang mendengar itu menatap Andin tidak suka.

“Andin.” panggil Aldebaran dengan sangat lirih.

“Mbok Iyem bisa ikut saya. Mbok Iyem juga bisa jaga anak-anak saya nanti kalau udah lahir.” sambung Andin tanpa memperdulikan Aldebaran. “Itu pun, kalau Mbok Sukiyem bersedia ikut sama saya, suami, dan teman-teman saya, ke Jakarta.”

Mendengar itu, Mbok Sukiyem reflek melihat ke arah Aldebaran, dan Andin pun ikut melihat ke arah suaminya. Aldebaran benar-tidaknya tidak bisa menolak apa yang diinginkan oleh istri tercintanya itu.

Tadi, Andin sudah menceritakan semuanya tentang Mbok Sukiyem. Yang kehilangan suami, anak, dan calon cucunya. Sangat menyayat hati memang. Ia langsung berpikir kepada Mama nya yang berada di Jakarta. Setelah berpikir lama, Aldebaran mengangguk sambil mengelus surai rambut Andin.