-SETELAH SEKIAN PURNA-

1.6K 197 25
                                    

Sebelum baca,

WAJIB!

follow akun wattpad ini.
biar bisa baca, part yang akan di PRIVAT.

FOLLOW IG author juga🤟🏻
.
@mhrnkna
@koronggcantiiikk

^ maaf kalau ada yang typo, nggak di baca ulang soalnya. Xixixii..^

—HAPPY READING—

•••••

“Bisa sendiri? Apa perlu bantuan.”

Detik itu juga, Andin reflek mematikan teleponnya dengan Aldebaran. Tentu, membuat sang penerima telepon bertanya. Dengan nafas yang menderu. Andin, berdeham singkat, dan menyimpan kembali ponselnya.

“Nggak usah, Mbok. Makasih. Ini juga udah selesai, kok.” jawab Andin sambil membernarkan pakaiannya.

“Hati-hati, kalau gitu.” ucap Mbok Sukiyem di luar sana.

“Iya, Mbok.”

Setelahnya, Andin mencuci sedikit wajahnya, hanya dengan air yang berada di dalam bak kecil yang terbuat dari semen. Sebelum membuka pintu bilik kamar mandi tersebut, Andin menundukkan kepalanya, dengan mata yang terpejam, sambil menarik nafasnya perlahan.

“Aldebaran, aku tunggu kamu di sini, Sayang. Aku takut, bawa aku keluar dari rumah ini. Baby Twins juga udah kangen kamu, Mama, sama Papa.”

“YaAllah. Bawa Aldebaran ke sini, demi kita.”

Mengusap wajahnya, Andin kembali mendongak. Tangan kanannya terulur untuk membuka kunci slot pintu kamar mandi tersebut. Dan langsung memperlihatkan Mbok Sukiyem yang sedang menatap dirinya, dengan senyum ramah. Tak lupa, Molly, si kucing kesayangannya.

“Itu, kucing siapa, Mbok?” tanya Andin di saat melihat Molly yang berada di gendongan Mbok Sukiyem.

“Kucing si Mbok. Molly, namanya.” balas Mbok Sukiyem, seraya menimang-nimang Molly dengan tertawa kecil.

Andin tersenyum kaku. Lalu, pandangannya tertuju pada luar. Pintu yang terbuka begitu saja, membuat pemandangan indah yang berada di Lombok. Andin menatap wajah Mbok Sukiyem, lalu menunjukkan tempat indah tersebut menggunakan telapak tangan yang terbuka.

“Eum.. Saya boleh ke sana?” tanya Andin hati-hati.

“Boleh. Yuk, biar nggak bosen.”

Di dalam hatinya, Andin mengucapkan syukur alhamdulilah. Menghembuskan nafasnya lega, wanita hamil itu tersenyum tipis, lalu mengangguk, dan mengikuti Mbok Sukiyem.

“Tapi hati-hati, ya. Soalnya di bawah jurang.” kata Mbok Sukiyem menatap Andin dengan tersenyum.

Andin tersenyum kembali. “Iya, paling duduk di pinggir aja. Sama, cari angin.”

Mbok Sukiyem mengangguk, dan menyuruh Andin untuk ikut duduk bersamanya. Rumah Mbok Sukiyem itu seperti rumah panggung. Dan berada di dataran tinggi. Jadi, pemandangan seluruh kota Lombok, berhasil Andin lihat hanya dengan duduk diam di pintu dapur.

Sebenarnya, Andin tidak begitu menginginkan duduk sambil melihat-lihat pemandangan, atau mencari udara segar. Wanita hamil itu, sedang menunggu suaminya datang untuk menjemput dirinya beserta kedua anaknya yang masih berada di dalam kandungannya.

POSSESSIVE ICE BOY[ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora