-ANDIN? KENAPA?-

2.3K 218 34
                                    

🚫 DILARANG SALAH LAPAK 🚫

↓↓↓

‼️ FOLLOW DULU, SOALNYA BAKALAN ADA PART YANG DI PRIVAT ‼️
..

‼️ VOTE ‼️

--

—HAPPY READING—

• • • • •

"Innalillahi, Andin!"

"Ndin, bangun, Ndin. Jangan gini, ah."

"Hiks! Andin!!"

Pagi-pagi buta begini, Aldebaran sudah sangat heboh. Bagaimana tidak? Laki-laki itu melihat sang Istri yang tak kunjung bangun, dan suhu tubuh Andin sangat panas.

Aldebaran terbangun karena sudah waktu shalat Subuh, dan pada saat akan membangunkan Andin, tiba-tiba dibuat terkejut oleh keadaan Istrinya.

"Ndin, kenapa? Kedinginan, ya, karena nggak pake baju semaleman?" lirih Aldebaran, sembari memasang kaos dirinya pada tubuh Andin.

"Andin, bangun dong. Denger gue, kan?" ujar Aldebaran yang terus mengipasi Andin dengan telapak tangannya.

"Ngomong, Ndin. Kenapa? Apa yang sakit?"

"Ke Dokter, ya? Iya, lahh, fiks ini mah ke Dokter."

Pada saat akan menggendong Andin ala bridal, tiba-tiba Andin terusik, Aldebaran tersenyum melihatnya. Lalu duduk ditepi ranjang, dengan Andin yang berada di pangkuannya.

"Apa yang sakit, hm?" tanya Aldebaran dengan lembut. Tangan kanannya terangkat merapikan rambut Aarav yang berantakan.

"Sakit perut, Al." lirih Andin menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Aldebaran.

"Dari kemarin lo belum makan, Andin." geram Aldebaran. Dan, Andin hanya mengangguk lemah.

"Ke Dokter, ya?" Aldebaran dapat merasakan kepala Andin yang bergerak ke kanan dan ke kiri.

"Yaudah, makan." lagi. Andin menggeleng kembali. Membuat Aldebaran dibuat gemas kesal.

"Bodo! Gue panggil Dokter langganan."

"Nggak ma—hueekk!!"

"Eh, eh." panik Aldebaran langsung bangkit dari duduknya. "Jangan muntah disini, bloon." secepatnya, Aldebaran mengibrit ke dalam kamar mandi.

"Hueekk! Hueekk!!"

"Hiks! Aldebaran." lirih Andin dengan suara yang bergetar. "Kayanya, Maag gue kambuh, dehh."

"Kiyinyi miig gii kimbih, dih. Nyenyenye." ledek Aldebaran dengan malas.

Mendengar itu, Andin menangis kencang. Tentu, membuat Aldebaran panik bukan main. "Eh, eh. Malah nangis. Iya, iya, maaf."

"Mama." lirih Andin.

"Udah, yuk, udah. Tiduran lagi di kasur." ucap Aldebaran seraya membersihkan bibir Andin dengan tangannya.

POSSESSIVE ICE BOY[ON GOING]Where stories live. Discover now