-OVERTHINK-

1.4K 198 7
                                    

aloooo🙌🏻

WAJIB! follow IG:

@mhrnkna
@koronggcantiiikk

(Yang udah follow, pasti tau, kedua akun itu cuma ganti nama)

WAJIB! follow akun wattpad ini.
biar bisa baca, part yang akan di PRIVAT.

WAJIB! VOTE!

-HAPPY READING-

• • • • •


Drrtt!! Drrrtttt!!!

Pagi-pagi buta begini, Andin di kejutkan dengan suara deringan Ponselnya yang sedari tadi terus berdering. Entah siapa, subuh-subuh begini menelpon bahkan mengirim pesan pada dirinya.

Dilihatnya, Aldebaran masih terlelap dalam tidurnya, Andin tersenyum lebar kala mengingat kejadian semalam. Jika mengingat kejadian itu, pipi Andin selalu berubah menjadi seperti kepiting rebus. Kalau saja Aldebaran melihat itu, di pastikan Andin tidak selamat subuh ini.

"Malu banget, kalo inget itu. AAAA!!!" ucapnya dan berakhir berteriak sambil menggigit ujung selimut tebal yang membungkus tubuh polosnya.

Tetapi, Andin masih belum sadar, bahwa dirinya tidak berpakaian sama sekali. Dengan hitungan detik, saat akan mengambil ponselnya, dan menyingkap selimut tersebut. Matanya refleks membulat.

"ALDEBARAANN!!!" teriakanya menggelegar, sampai Aldebaran bangun dan loncat dari ranjang.

Andin yang melihat itu, melongok dan mengangkat kedua alisnya, mulut yang sedikit terbuka menganga. Menatap Aldebaran dengan tatapan wajah polos.

Langsung saja, Andin kembali menyembunyikan kepalanya ke dalam selimut, mengeluarkan lengan kanannya dan melambai dengan cepat.

"Aldebaran! Sana pake celana dulu, yaallah, astaghfirullah!" teriak Andin dalam selimut.

Aldebaran yang sedari tadi diam tak bergerak seperti patung, menundukkan kepalanya, menatap sesuatu yang mungkin sudah Andin lihat. Ah tetapi tidak. Aldebaran sudah memakai celana, ya walaupun memakai kolor pendek. Sangat pendek.

Memangnya salah?

"APASIH, NDIN. SUBUH-SUBUH UDAH RUSUH AJA! PAKE TERIAK-TERIAK SEGALA!" ucap Aldebaran tak kalah teriak.

Loh?

"Heh, Kisana! Lo juga teriak!" sahut Andin tidak bersahabat.

"Eh iya, maaf-maaf hehe..." jawab Aldebaran dengan cengengesan, dan merangkak menaiki ranjang, mendekati tubuh Andin yang masih terbungkus selimut.

"Ini, kenapa selimutnya keras banget nutupin kamunya?" tanya Aldebaran dengan nada polos, sambil tangannya menarik paksa ujung selimut.

"Heh, heh! Jangan berani-berani buka ini selimut, kalo jatah lo mau aman!" kata Andin galak, tangan kirinya terangkat menunjuk entah kemana.

Aldebaran refleks mengangkat kedua lengannya ke udara, seperti tertangkap basah oleh polisi, dengan wajah paniknya Aldebaran menggeleng cepat.

"Ampun suhu! Nih, tangan gue udah di angkat."

Memberanikan dirinya, Andin menyembulkan kepalanya, menatap Aldebaran yang masih sama seperti tadi ekspresi wajahnya. Melihat itu, Andin tertawa kencang. Wajah Aldebaran sudah seperti Jody kang kebut-kebutan.

"Kenapa ketawa, hah!"

"Ehiya, maaf." Andin kembali menetralkan mimik wajahnya. Kini menjadi serius, tangan kanannya mengambil ponselnya yang berada di nakas, samping dirinya.

POSSESSIVE ICE BOY[ON GOING]Where stories live. Discover now