-COBA LAGI-

2.6K 236 32
                                    

🙌🏻HELOOWW GAISSS. AKU KAMBEEKK. GIMANA? PADA KANGEN, KAHH??
NDAK, YAK?

OKE DEEHHH, WKWKWK

...

‼️ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️
CHAPTER NYA NANTI DI PRIVATE
KALAU GAK FOLLOW.
..
‼️BACA DOANG, FOLLOW KAGAK‼️
ANJAY, SREPEETTT
..

‼️kalo ada yang tipo, kasi tau wkwk ‼️

↓↓↓
VOTE, VOTE, VOTE
↑↑↑

..

—HAPPY READING—

• • • • •


"Al,"

"Aldebaran."

"Ck! ALDEBARAN."

Sudah ke berapa tahu, Andin memanggil nama suaminya. Tetapi, yang di panggil tak kunjung datang. Entah kemana perginya Aldebaran subuh-subuh begini.

Andin mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar dirinya dan Aldebaran. Benar-benar sudah seperti terkena angin topan.

Diliriknya jam waker di samping dirinya, menunjukkan jarum panjangn ke angka 5, dan jarum pendek menujuk angka 12.

"Gila, berapa jam Aldebaran nyiksa gue." gumam Andin seraya melirik kearah tubuhnya yang tertutup oleh selimut tebal.

Seketika, semburat merah padam di wajah imutnya keluar. Tersenyum geli, memikirkan kejadian semalam yang telah dirinya dan Aldebaran lakukan.

Lamunan Andin terhenti disaat Aldebaran membuka pintu kamarnya. Manik mata mereka bertemu, bertatapan dengan cukup lama, hingga tak sadar bahwa Aldebaran sudah berada di sampingnya.

"Kenapa? Hm?"

DUAR!!!

Suara tegas, serak, berat, Aldebaran membuat jantung Andin kembali berdegup kencang, kupu-kupu yang sudah berterbangan di dalam perutnya kian membanyak. Merah padam di wajahnya menambah menjadi sangat kontras.

"Kenapa, Andin?" lagi! Aldebaran bertanya kembali, kali ini, tangan kanannya terangkat mengusap lembut surai rambut cokelat Andin.

Gadis itu gugup, menormalkan detak jantung yang berdetak kencang, "abis darimana?"

"Dari bawah, nanya Mama."

"Nanya apa? Mama sama Papa udah berangkat, ya?" tanya Andin dengan wajah yang tertekuk.

Aldebaran yang melihat itu tersenyum geli. Andin yang sangat lucu, dengan wajah yang ditekuk seperti itu. Kedua tangannya terangkat untuk mencubit kedua pipi tembam Andin. Membuat sang empu meringis.

"Sakiittt!!"

Aldebaran gelagapan. "Sakit apanya? Bawahnya masih sakit?" tanya Aldebaran dengan polos. Dan saat akan membuka selimut yang menutupi tubuh polos Andin. Tangannya di pukul oleh Andin.

"Mau apa!" kata Andin galak.

"Ya, eum, mau liat." cicit Aldebaran seraya menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Liat, liat!"

"Yaudah, iya, maaf." ucap Aldebaran dengan tersenyum tipis. "Ohiya, lo jadi? Ikut anter Mama sama Papa?"

POSSESSIVE ICE BOY[ON GOING]Where stories live. Discover now