Twenty Eight- Sakit

332 39 10
                                    

Ada note di bawah. Jika bersedia di baca.

***

Medekingi adalah salah satu ritual kehamilan bagi ibu yang mengandung anak ketiga, kelima, ketujuh, dan seterusnya. Medekingi berarti selamatan deking. Deking yaitu nasi aking dengan lauk sura (semacam bubur sura), goreng kelapa (cemplung), tahu, tempe, ikan kering, tauge, telur ayam dan sebagainya. Upacara Medekingi dilaksanakan atas kepercayaan, bahwa kelahiran anak yang ketiga, kelima, ketujuh dan seterusnya biasanya susah. Upacara Medekingi dilakukan sebagai upaya spritual untuk menolak hal-hal yang tidak dikehendaki dan melancarkan proses persalinan. Dan Hari ini sedang dilakukan proses adat seperti yang sudah di jelas kan di atas.

Sebelum Anin lahir di dunia ini, Mbak Gisca sudah pernah hamil dan melahirkan namun anak laki-laki lucu yang baru saja lahir beberapa hari harus meninggalkan kami semua karena lahir secara prematur dengan kondisi yang sangat tidak memungkinkan untuk bertahan.

Jadilah untuk kehamilan adik dari hantu blau ini disebutkan anak ketiga dan harus melakukan proses adat medekingi. Dan kebetulan syukuran medekingi ini di gabungkan dengan kendurian syukuran sebelum pernikahan Mas Aam.

Tinggal, hidup dan berkembang didalam keluarga yang sangat percaya terhadap tradisi-tradisi memang mengasiykan buat gue. Karena gue dan keluarga hobi banget buat acara dirumah dan kumpul keluarga.

"Batra datang kan nanti Mill?" Tanya Mama saat gue membantu Mama membereskan bahan-bahan masakan yang akan dimasak sebelum saudara-saudara gue datang.

"Iya, malam mungkin. Kan dia kerja dulu.."

Mama mengangguk. "Jadi gimana?"

"Gimana apa nya?"

Mama menyenggol gue yang ada disebelah nya dengan tubuh nya. "Kamu bukan bocah lagi yang gak tau kode dari Mama.."

"Tau gak Mill, dulu Mama kalau berdoa itu supaya Anak Mama ketemu jodoh yang sayang dan baik secara agama, fisik, finansial dan keluarga nya. Tapi Mama pikir kenapa Mama serakah ya minta mantu yang nyaris sempur nya. Yaudah doa nya Mama kurangi, gak cakep-cakep banget gak papa deh yang penting anak nya baik dan sayang sama anak Mama." Gue memperhatikan dengan seksama bagaimana Mama bercerita karena ini juga menyangkut masa depan gue.

"Tapi kan Mill, ternyata Allah baik banget sama kita, mantu-mantu Mama cakep-cakep. Mas Yugo, uda cakep jadi dokter lagi. Mbak Rana uda cakep anak nya nurut lagi. Nah kandidat yang ke tiga ini cakep, anak nya sayang sama keluarga uda deh Mama gak khawatir di tambah Mas Aam juga kenal sama anak nya kan?" Gue mengangguk setelah dilempar pertanya secara tiba-tiba oleh Mama.

"Jadi gimana? Mama juga gak maksa, karena kan kedepan nya kamu yang akan menjalani sama dia. Kalau kamu gak nyaman juga kan gak baik."

"Gue jual mahal dikit kek Bukk.. Ini anak nya uda di suruh ngegas ajaa.." Ujar gue membuat Mama gue melotot ke arah gue yang langsung gue tinggal ke depan untuk membersikan kamar tidur gue.

Begitu sampai di kamar, melihat handphone, ada panggilan tidak terjawab dari manusia yang baru saja gue gosipkan dengan Mama di bawa.

"Tumben pagi-pagi uda nelpon." Gue langsung menelpon Batra kembali begitu melihat ternyata tidak hanya satu panggilan tak terjawab dari nya tapi lima panggilan tak terjawab dengan selang waktu yang nyaris sama.

Belum tersambung panggilan gue ke Batra Mas Aam tiba-tiba masuk ke dalam kamar gue tanpa mengetok.

"Mill.."

"Hissshhh, kaget gueee.."

Mas Aam tanpa memperdulikan ekspresi gue yang masih terkejut duduk didepan gue. "Kiki sakit Mill. Jemput gih sanaa.."

Babysitter for Baby Devil'sWhere stories live. Discover now