Thirty- Ending

407 34 8
                                    

"Ih kenapa idung nya mirip kamu Mill?"

"Cakep yaa?"

Batra mengangguk. "Cakep. Wangi bayi emang gak ada obat ya Yang?"
Gue mengangguk. Benar yang dikatakan Batra jika wangi bayi tidak ada yang bisa menandingi, wangi dari minyak kayu putih ditambah dengan bedak bayi memang tidak ada yang bisa menandingi.

"Mau cium lagi."

"Yaudah sok atuh. Pelan tapi yaa perut aku masih nyeri"

Batra mengangguk cepat, lagi dan lagi mencium gemas bayi yang ada digendongan gue. Menciumnya berkali-kali tanpa ampun sehingga bayi yang ada di gendongan gue menunjukan protes nya dengan mengeluarkan tangan nya dari bedonganya.

"Jadi inget pas Abi lahir, dulu euforia nya gak sebahagia ini. Karena ya kamu tahu gimana Mama nya Abi."

Gue menyentuh pundak Batra dengan sebelah tangan gue yang tidak gue gunakan untuk menggendong bayi mungil ini. "Tapi Allhamdullilah nya sekarang Abi punya ibu sambung yang baik dan perhatian Mas, semoga selama nya akan sayang sama Abi ya."

Batra mengangguk. "Aamiin, duh gemess banget sih."

"Bawa pulang ya?"

Batra mengangguk antusias. "Iyaaa!!!!"

Gue tertawa melihat antusias dari Batra. Sejak melihat bayi laki-laki yang baru berumur satu minggu ini Batra sudah jatuh hati terlebih dahulu dibandingkan gue. Dan sejak gue menggendong bayi ini tak henti-henti nya juga Batra melontarkan kalimat gemas sampai gue juga lupa berapa kali laki-laki ini mengatakan gemas dengan bayi yang ada di gendongan gue. melihat Batra yang gemas sendiri dengan si Bayi membuat gue jadi gemas dengan Batra. Laki-laki dewasa didepan gue ini memang penyayang anak-anak.

"Cium lagi ya?"

Gue mengangguk sesaat Batra meminta izin lagi untuk mencium pipi si Bayi dengan gemas.

"Mill..."

"Hmm.."

"Ini Mas juga wangi kan?" Batra bertanya setelah sekian lama mencium bayi gemas ini.

"Kenapa emang?"

"Takut nya Bayi nya gumoh karena Mas cium dari tadi, coba sini kamu yang Mas cium buat Tes wangi engga.." Ujar Batra yang langsung gue hadiaih pelototan andalan gue.

"Apaan sihh ih.."

Gue dan Batra tertawa lagi. Lalu sama sama memandang bayi laki-laki yang belum diberi nama ini.

"Kayak nya Mas bener-bener kecanduan buat nyium nih bayi deh."

Ceklekkk..

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Mbak Gisca yang di tuntun Mas Yugo keluar dari kamar mandi..

Iya.

Sekarang gue dan Batra sedang menjenguk anak Mbak Gisca yang baru lahir seminggu yang lalu. Gue memang setiap hari datang kesini untuk menemani Mbak Gisca jika Mas Yugo sedang istirahat atau menjemput Anin, dan sudah setiap hari bagi gue untuk bertemu langsun dengan bayi laki-laki yang sedari tadi menjadi objek cium bagi Batra.

Mbak Gisca melahirkan Bayi laki-laki di hari pernikahan Mas Aam. Dan akhir nya harapan Anin terkabul untuk memiliki adik laki-laki. Semoga saja kelakuan adik laki-laki nya tidak seperti Anin yang memiliki kekuatan supranatural.

"Lama banget di kamar mandi? Ngapain lo Mbak?" Tanya gue sedikit curiga karena memang Mbak Gisca dan Mas Yugo menghabiskan hampir 15 menit di kamar mandi yang tadi nya hanya ingin buang air kecil.

"Curigaan banget lo! Lama-lama di kamar mandi juga gue sama suami gue. Kalau gue sama Batra di kamar mandi lama-lama baru lo protesss." Ujar Mbak Gisca yang membuat gue terkejut dan ingin memaki, sementara Batra terlihat santai dan masih fokus pada bayi laki-laki digendongan gue.

Babysitter for Baby Devil'sWhere stories live. Discover now