Eleven- Nyaris

466 40 1
                                    

"Nanti aunty gak bisa jemput ya, Aunty mau ke kampus, kamu pulang dijemput Mama, jangan nakal, nurut apa yang Miss bilang.." Gue masih sibuk merapikan pakaian hantu blau didepan gue ini. baru beberapa menit berada didalam mobil, namun seragamnya sudah tidak rapi seperti nyokaf gue rapikan tadi. Maklum, ini anak salto-salto dimobil.

Hari ini entah mengapa walaupun lasak dan nakal tapi gak ngajak-ngajak. Maksudnya mau jengkulitan ya jengkulitan sendiri tampa ngerepoti gue dengan segala tingkahnya, ketawa sendiri nonton Youtube juga gak ribet yang bilang paket data gue habis, gak ada sinyal, kali ini gue cukup terbantu.

"Aunty gak bawa mobil kekampus?"

Gue menggeleng. "Lupa minta STNK sama Oma.."

"Nanti kalau Mama yang jemput lama.."

"Kan ada Abi, nanti minta Abi nemeni.."

"Abi gak dijemput Uncle Batra. Uncle kerja, nanti kalau dijemput Papa nya Abi gak mau nunggu..."

"Yaudah nanti Aunty bilang sama Miss supaya nemeni kamu..."

"Tapi aku pengen donat. Nanti sama Mama gak boleh.." Alasannya lagi yang membuat gue semakin tidak mengerti. Bau-bau nya ini anak kaga mau dijemput emaknya. Bisa ya anak engga mau dijemput Mama nya. Tapi salah gue juga si, selama sama Mbak Gisca makanan Anin itu cukup dijaga. Segalah makanan yang akan masuk kedalam mulut anak nya ini memang sesuai kebutuhan gizinya. Kalau sama gue selama uang nya bukan uang gue, mau makan apa aja bakalan gue turuti. Asal makanan nya dibagikan kegue.

"Yaudah nanti pulang Aunty belikan.."

"Nanti dimarah Mama..."

Gue menggeleng. "Aunty yang bilang nanti. Kalau enggak nanti besok.."

"Besok aku pulanggggg..."

Gue menghela nafas berat. Ini lama-lama emang minta gue karungi aja.

"Yaudah nanti kalau Mama sama Papa mu kerja lagi nginap dirumah Opa lagi.."

"Tapi..."

"ANIIINNNNNN!!!" gue dan Anin mengalihkan pandangan kearah suara yang sedang memanggil Anin dengan semangat tersebut. Setelah memastikan pandangan, ternyata Abi yang sedang melambaikan tanganya sembari tersenyum lebar.

"Abiiii!!!"

Abi berlari kearah Anin, dan begitu juga seseorang yang sudah berdiri disamping Abi. Gue tahu jika laki-laki yang masih tampan itu adalah Papa dari Abi. Wajah nya mirip banget sama Batra, hanya saja Papa Abi terlihat lebih kurus.

Gue tersenyum, dan dibalas oleh senyuman juga. "Aunty, ini Papa Abi.." Kenal Abi langsung saat gue dan Anin mendekat.

Kakak dari Batra itu megulurkan tangan nya. Dan gue sambut. "Saya Papa nya Abi, Abi dan Batra banya cerita tentang kamu.."

"Wah semoga menceritakan hal baik aja.."

"Tenang, kalau adik saya selalu cerita hal baik kok tentang kamu.."

Gue tertawa garing, jadi Batra sering nyeritain gue ke Mas nya. Wahh harus di eksekusi ini orang!!

"Papa kata nya buru-buru mau kerja.." Abi mencoba mengingatkan.

"Oh iya Papa lupa, yaudah kalau gitu Papa pergi kerja dulu ya, Abi jangan nakal ya Nak, dengar kata Miss, nanti yang jemput Pak Redo."

"Siap Kaptennn.."

"Siap! Pintar anak Papa.." gue jadi flashback tentang apa yang sudah diceritakan Batra soal Ibu Abi, gue dibuat kagum oleh laki-laki didepan gue. laki-laki yang sering disapa Mas Rian itu memang sudah menjadi figur orang tua yang pas, bisa menjadi Ibu dan Ayah dalam waktu yang bersamaa, dan Abi adalah anak yang cukup tangguh karena tau kondisi Papa nya sebagai orang tua tunggal ini.

Babysitter for Baby Devil'sWhere stories live. Discover now