Twenty One- Graduation

311 38 1
                                    

Setelah mendapatkan taxi online gue pergi meninggalkan parkiran tempat gue turun dari mobil Batra. Sementara tas gue masih di dalam tas dan tas itu ada di mobil Batra yang ada dompet gue. Gue tidak memperdulikan karena handphone ada ditangan gue.

Gue bisa nelpon siapa saja untuk bayar taxi gue, lagian gue masih punya saldo opo. Dan memutuskan untuk pulang kerumah. Tidak ingin kerumah sakit karena jika di rumah sakit sedang ramai gue pasti akan diintrogasi karen pipi gue yang lebam.

"Pak mampir ke apotek dulu yaa.."

"Siap Mbak.."

Tujuan gue mampir ke apotek untuk membeli masker tentu nya karena jika Papa masih dirumah urusan ini akan lebih runyam.

Setelah mampir keapotek gue langsung menuju kerumah, tapi sebelum sampai gerbang komplek Mama nelpon gue.

"Hallo Ma?"

"Kamu dimana Mill?"

"Dijalan, aku pulang kerumah dulu ya Ma, ngantuk banget mau tidur.."

"Sabar sayang, Oma pesen sama aunty dulu."

"Yaudah kamu tidur dulu, nanti kalau mau ke rumah sakit tolong bawain Mama baju ganti ya, sama Susunya Anin di tempat biasa. Papa uda jalan soalnya."

Gue menghela nafas lega setidaknya gue tidak perlu berpura-pura lagi.

"Juga Mill, nanti ada Arini. Anaknya Bi Ida, nanti dia yang jaga rumah. Uda dirumah juga."

"Iya nanti aku agak malaman aja ya Ma nyusulnya.."

"Iyaa.. yaudah Mama tutup dulu yaa.."

"Iyaa Maa.." Gue menatap layar ponsel, belum gue ricejt karena memang jika sedang nelpon dengan orang yang lebih tua dari gue, gue lebih memilih mereka yang mematikan sambungan terlebih dahulu.

"Pulang kerumah anaknya Bat.."

Gue masih sempat mendengarkan apa yang sedang Mama bicarakan namun gue lebih memilih mengabaikannya dan tidak terasa sampai didepan gerbang rumah gue.

"Terimakasih Pak.."

"Sama-sama Mbak.."

Gue keluar dari mobil, dan memasuki halaman rumah. Pipi gue masih terasa sangat sakit jika ada pergerakan diwajah gue. Gue jadi berfikir, jadi begini rasa nya ditonjok. Dih gue kalo lagi nonton film action aja semangat banget.

"Assalamualaikum.." gue membuka pintu dan tak beberapa lama setelah menutup pintu seseorang keluar dari dapur.

"Walaikumsalam. Teh Milley uda pulang?" Tanya nya semangat sembari melap tangannya pada apron yang ia pakai.

"Uda Rin."

"Mau makan apa Teh? Biar Arin buatin.."

Gue menggeleng masih memakai masker permisa. "Gak usah Rin, Teteh mau tidur aja.."

Arin mengangguk mengerti. "Silahkan Teh, Arin mau beres-beres lagi.." Gue mengangguk dan mulai naik ke kamar gue untuk mandi dan membersihkan diri. Gue ingin menenangkan diri gue dari rasa yang gue juga gak tau rasa nya, dan rasa sakit yang ada di pipi gue. sebelum tidur gue mengoleskan saleb yang gue beli diapotek untuk meredahkan rasa nyeri. Untuk gigi gue gak ikutan habis.

***

"Ada Milley nya kan?"

"Ada, Teh Milley nya tidur. Aa siapa ya?"

Batra terdiam beberapa saat. Jika ditanya siapa nya Milley ia juga bingung ingin menjelaskan apa.

"Saya, temennya Milley, bisa ketemu sebentar sama Milley?" Gadis didepannya ini menatapnya dengan seksama, dari atas sampai bawah.

Babysitter for Baby Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang