Nine- You're my Flashlight

505 56 2
                                    


Gue?

Gue masih ditempat dimana Banyu dengan gampangnya meninggalkan gue demi temanya. Semua makanan yang sudah kami pesan gue minta untuk tarik kembai, dan tersisah air putih disini. Karena tempatnya asik gue jadi amat sangat malas untuk beranjak sekalipun Cuma sendiri dan sedang patah hati pula. Setidaknya tempat ini cukup membuat hati gue tidak terlalu berserakan.

Setelah 15 menit mennggalkan gue, Banyu mengirimkan pesan singkat kepada gue dan menagtakan jika teman nya baik-baik saja dan dia menyesal telah meninggalkan gue karena dipikiranya temanya sangat dalam keadaan bahaya.

It's so late Banyu..

Angin dingin terus menayap gue. Membuat tubuh gue sedikit kedinginan saat gue menyentuh lengan gue tanpa sengaja. Wah seharusnya gue lagi bercanda bersama Banyu atau melakukan hal romatis lainya yang menyenangkan. Tapi semua diluar ekspektasi gue.

Ting...

Suara pesan masuk membuat gue mengintip sebentar kearah ponsel gue. Dan nama Mas Aam terlihat dilayar.

Mas Aam

Mill nanti kalau kamu pulang kunci dibawa pot bunga teras, Mas, Mama sama Papa mau kerumah Bude, ada halangan buat acara besok. Keluarga blau uda pada tidur jangan dibangunkan.

Oke fix gue melupakan sisi devil gue saat galau hehehe

Gue kemudian berbenah. Turun dari restoran rooftop ini. mungkin mencari taxi dimalam hari tidak susah. Tapi sudah 15 menit gue berdiri didepan gedung restoran satu pun taxi belum ada yang lewat sampai gue berjalan cukup jauh dari restoran. Kearah trotoar yang masih ramai oleh remaja yang sedang dimabuk cinta.

Jalan-jalan yang emang jalan dipusat kota emang asik. Lampu taman, kursi taman dan lain-lainya membuat gue merasa kalau gue gak semenyedihkan itu.

Karena suntuk sedari tadi tidak mendapatkan taxi gue akhirnya memilih duduk disalah satu bangku taman. Tidak seramai beberapa tempat disana karena kondisinya lebih terang dan dekat dengan jalan raya.

"Dingin.."

Gue terkejut setengah mati saat seseorang menyampirkan sesuatu dipundak gue. Terasa lebih hangat dari sebelumnya. Dan setelah melihat siapa yang sudah berani manyampirkan jacket nya gue lebih terkejut lagi.

"Mas Batra.."

Batra tersenyum dan duduk disamping gue. "Kamu dari mana? Kok cantik banget?"

Oh May Godd. Apa tadi dia bilang? Gue cantik banget? Sumpah, ini efek lampu taman atau efek patah hati sampai Batra bilang gue cantik banget. Merasa terbang tinggi sampai nabrak burung. Hwiwiwi

"Oh? Ini, apa, aku.." Shit, gue gagap.

"Habis ngedate ya?" Batra memotong ucapan gue.

Gue menggeleng keras. Gak ada ngedate! Apa llagi didepan Batra.

"Temen aku.. abis ini ulang tahun. Gak tau juga ini uda tua pakai dress code segalah hehhe.." Oke ini alibi yang paling masuk akal. Gue suka bangga ih sama otak gue yang suka cemerlang.

"Oh, terus ngapain sendirian? Kaya habis patah hati aja.."

Iya emang

Gue hanya bisa menunjukan barisan gigi rapi. Dan sekarang tinggal gue yang menilai penampilan Batra. Hanya kaos dalaman berwarna putih dan celana berbahan kain serta sepatu pantofel. Oke kalau Batra dari mana?

"Kalau Mas dari mana?"

Batra memandan penampilan nya juga. "Aku? Pulang kerja, kebetulan baru turun.." Ujar nya santai dan membuat gue mengkerutkan dahi. Baru turun?

Babysitter for Baby Devil'sOnde histórias criam vida. Descubra agora