Twenty Six- Ajakan Menikah

345 33 5
                                    

"Yang sebelah kiri nya itu Mill.."

"Aunty jangan kuat-kuat gosok nya.."

Gue hanya terdiam sembari membersihkan sisa make up di wajah Anin. Sementara hantu blau ini enak-enakan rebahan sembari wajah nya gue bersikan dengan micellar water. Setelah menghabiskan nyaris setengah fondation mahal gue, lipstick gue juga patah ditambah eyeshadow gue yang juga hancur berantakan gue masih sempat membersihkan sisa-sisa make up di wajah Anin.

Kepala gue juga pusing karena terkejut saat sedang tidur enak-enak nya. Teriakan Mas Aam yang membangunkan gue ditambah penampakan wajah Anin membuat gue semakin bertambah pusing.

"Bener ya Mas, gantiin make up aku." Ingat gue lagi pada Mas Aam yang katanya akan mengganti make up gue yang sudah menjadi bahan praktek Anin.

"Iya.. Gampang.."

"Enak, dingin.." Ujar Anin keenakan yang membuat gue sengaja sedikit menekankan kapas ke beberapa bagian wajah nya. Gue masih sangat kesal dengan hantu blau ini, memang ini bukan pertama kali nya Anin menghancurkan alat-alat make up gue tapi kali ini ditambah teriakan Mas Aam yang membahana kepala gue juga masih pusing hingga saat ini.

"Lagian kamu juga biarin Anin main-main sama barang-barang mu Mill.."

"Tadi dia dulu Mas yang tidur, yaudah selesai beres-beres berkas..." Gue terdiam sejenak, sebelum tidur tadi gue mendapat email dari salah satu perusahaan yang gue pinang bahwasanya gue bditerima menjadi salah satu staff di bagian Humas nya dan besok gue harus datang ke kantor nya menyerahkan berkas-berkas yang sudah terterah.

"Oh iya Mas, aku sampai lupa. Perusahaan Agree Tech yang kemarin di rekomendasi Leo tadi ngabari kalau aku keterima di sana." Gue langsung beranjak dari duduk diatas ranjang mencari berkas-berkas yang gue simpan di atas meja belajar.

"Tadi aku uda sempat beres-beres. Jadi besok aku harus ke sana umtuk wawancara. Keren gak? Kata temen-temen aku perusahaan itu keren banget kan, dan.." Gue menatap Mas Aam yang menatap gue lekat. "Disana banyak cogan, mana tau salah satu nya jodoh gue." Gue tertawa geli mencoba mencairkan suasana, karena sejak gue membersihkan wajah Anin dan hantu blau itu terlelap Mas Aam masih terus memandangi gue dengan tatapan yang gue sendiri gak tahu apa yang dipikirkan nya.

Gue menatap Mas Aam lagi saat sudah menyimpan semua berkas-berkas yang di butuhkan. "Mas kenapa sih? Kok liati aku begitu banget? Jadi salting."

"Sini Mill.." Mas Aam pindah duduk di karpet bulu gue lalu menepuk sisi sebelah nya. "Sini, Mas mau ngobrol bentar." Tambah Mas Aam yang membuat gue menurut tapi masih sedikit ragu karena tidak biasa nya Mas Aam ingin ngobrol dengan gue seserius ini. Biasa nya juga akan mengobrol serius jika ada kesempatan saja.

"Mas apaan sih. Mau ngomong apa?"

"Uda sini duduk. Bandel banget!" Mas Aam memang gue geli karena gue memang sedikit merinding mendengar perintah Mas Aam.

Gue pun akhirnya duduk di hadapan Mas Aam, tidak disebelah nya. "Apaan sih?"

Mas Aam mengulurkan tangan nya hampir menyentuh wajah gue sebelum gue bergerak refleks menjauh. "Apaan sih Mas?"

"Sini."

Gue menggeleng. "Mau ngomong-ngomong aja sih, aku juga di sini leb....-"

Mas Aam dengan cepat menyentuh pipi nya. tiba-tiba dan terasa begitu dingin di pipi gue.

"Ini? Masih sakit?" Pertanyaan Mas Aam yang tiba-tiba membuat gue memutar otak begitu pertanyaan itu meluncur dari mulut Mas Aam.

Gue menggeleng. "Sakit apa Mass?"

Babysitter for Baby Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang