Twenty Four - Bertemu (Lagi)

273 33 3
                                    

Batra kembali lagi ketempat ini.

Kerumah gue tentunya.

Setelah semua nya, tidak. Setelah tidak ada lagi hal yang harus dijelaskan lagi diantara kami. Gue meminta diantarkan pulang.

Disepanjang perjalanan hanya ada deruh nafas kami. Tidak ada yang memulai membuka cerita lagi. Dan gue benci, sangat tidak suka dengan situasi ini.

Sampai didepan rumah, gue melihat ada mobil yang diparkir diluar. Dan gue kenal betul dengan mobil yang sedang diparkir didepan rumah gue plus seseorang yang berdiri dibadan mobil nya. Masih mengenakan seragam.

Melihat itu Batra juga berhenti diluar gerbang. Menghentikan mobilnya lalu turun tanpa meminta gue turun.

Leo.

Laki-laki yang sok gagah tapi memang gagah itu berdiri dengan tegak, tidak bersender lagi. Bilang juga masih diJepang kenapa sudah ada di Indonesia saja manusia gaib satu itu.

Gue turun melihat Batra menghampiri Leo. Begitu juga Leo yang berjalan mendekati Batra. Ahh tidak, Leo tidak mendekati Batra, melewati Batra begitu saja dan mendekat kearah gue.

Batra yang melihat itu tentu nya menatap gue kembali. Gue berharap masalah ini tidak akan serumit dan sejauh yang sudah pernah terjadi.

"Kamu dari mana aja?" Tanya Leo yang sudah membuat gue menatap nya dengan horor.

Batra kembali lagi tempat gue berdiri. "Lo siapa?"

Leo membalikan badannya menatap Batra. Dalam hati gue terus merapalkan doa untuk Leo agar manusia jail satu itu tidak melakukan tindakan aneh-aneh.

"Gue? Lah lo sendiri siapa? Ngantar Milley pulang lagi." Tanya nya yang sudah berlagak seperti Mas Aam.

"Ditanya malah tanya balik." Ujar Batra pelan tapi gue yakin masih bisa didengar.

Leo menatap Batra remeh. Oke, sepertinya gue harus beraksi juga.

"Jangan.." Sebelum Leo melanjutkan kalimatnya gue akan memotong terlebih dahulu.

"Mas, uda malam, kamu pulang ya?" Ujar gue pada Batra yang ditanggapi dengan terkejut oleh Batra.

Mungkin lain kali gue bisa membicarakan hal ini lagi kepada Batra. Tanpa Leo tentu nya. Gue takut, semakin leo berbicara semakin berantakan rencana gue untuk kembali bersama Batra.

Sumpah gaes.

Gue kecentilan banget.

Tapi memang ada nya begitu. Gue masih berharap dengan Batra.

Batra menghela nafas nya lalu memijit kening nya. Menatap gue lagi dan jujur itu membuat gue tidak tega. "Yaudah. Aku pulang dulu ya Mill, nitip salam sama Tante, makasih donat nya." Ujar nya sengajah menekankan kata terimakasih nya.

Gue mengangguk dan melihat Batra memasuki mobil, mata nya masih mengawasi gue dengan Leo. Tentu saja dengan wajah kemenangan Leo.

Setelah mobil Batra tidak terlihat. Gue memukuli Leo dengan gemas nya. Hampir saja moment gue dengan Batra hancur karena mulut murahan pilot ganteng ini.

"Elo itu yaa!! Mulut lo lemes banget sih! Kalau tadi doi mikir lo pacar gue gimana?! Hah?!" Ujar gue menggebu-gebu masih memukuli lengan dan bahu Leo yang sudah hampir mendekati lengan Mas-mas yang ada di tempat Gim.

"Eh? Apaan? Pacar lo?" Ujar Leo lebay dan itu membuat gue semakin kesal. Gue menghentikan acara penganiyayan ini. menarik nafas dan mengatur baju gue yang sudah seperti orang tawuran.

"Heh, ngaca lo Mill, gue mah gak mungkin punya pacar bar-bar kaya elo!" Ujar nya lagi yang membuat emosi gue mendidih.

"HEH? Bar-bar lo bilang?!"

Babysitter for Baby Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang