Twenty Five - Para Lelaki

279 34 0
                                    

Batra datang ke kantor dua jam sebelum jadwal keberangkatan kereta nya, biasa nya ia akan datang setengah jam sebelum keberangkatan. Tapi perihal mendadak yang sangat mengganggu pikiranya, sesampainya dirumah, Batra langsung mandi dan berangkat bekerja tanpa beristirahat terlebih dahulu.

Setelah cek kesahatan untuk keberangkatanya, Batra membawa tas nya berjalan menuju kantor di mana Aam bekerja. Saat membuka pintu kantor, tersangka yang ia cari tidak kelihatan batang hidung nya.

Laki-laki yang dihubunginya sesaat setelah mendengar apa yang dikatakan Anin dan laki-laki tidak tahu diri itu, Pikiran Batra sudah terbang entah kemana-mana.

"Bang Aam kemana Fik?" Tanya Batra pada rekan nya yang duduk dimeja Aam.

"Ke Mes, makan kaya nya sama orang-orang JJ."

Setelah menyimpan tas nya diloker, Batra langsung menuju MES dimana mereka dapat tidur, menonton tv bahkan karoke, singkat nya tempat seperti kos-kosan. Semakin dekat dengan mes, Batra bisa mendengar suara tawa Aam yang membahana. Beberapa hari ini euforia manusia satu itu memang luar biasa, makhlum saja, beberapa minggu lagi Aam akan melepas masa lajang.

Begitu masuk ke salah satu Mes, Batra melihat Aam sedang bercanda ria dengan rekan-rekan nya yang lain sembari makan siang bersama. Melihat Batra masuk dengan buru-buru Aam langsung berhenti tertawa. Melihat wajah tak biasa dari junior kesayangannya.

"Heh, tumben lo rajin."

Batra masuk ke kerumunan Aam dan menarik berdiri Aam secara paksa tanpa mengeluarkan banyak kata-kata.

"He He, Apaan sih lo Ki. Anjirrr.." Piring yang berisikan ayam dan nasi goreng itu jatuh saat Batra menarik nya secara paksa keluar.

"Ki mau bawa kemana Sih Aam..."

"Kiki gila kali ya?"

Beberapa ocehan teman-teman nya tak dihiraukan nya, menarik Aam terus ke arah lift yang menuju lantai dimana tempat ngopi yang biasa nya jadi tempat nongkrong mereka sembari ngecengi cewek-cewek yang lewat.

"Apaan sih nih Bocah."

Batra sedikit melemparkan Aam masuk ke dalam lift. Sebelum pintu lift tertutup kaki seseorang menahan.

"Banyu.." Sapa Aam yang melihat Banyu juga ikut masuk ke lift. Mendadak emosi Batra semakin mendidi melihat Banyu, setelah kejadian dan putus nya hubungannya dengan Milley di sebabkan oleh laki-laki pengecut seperti Banyu, Batra tidak pernah lagi mau bekerja dengan Banyu, pasti jika jadwal nya bersamaan dengan Banyu ada saja alasan Batra untuk meloker nya dan tidak pernah ada tegur sapa antara Banyu dan dirinya. Jika saja Banyu tidak bodoh dan tidak mengungkit Milley, sudah dipastiakn Batra yang akan menikah dengan Milley, Batra yakin 1000%.

"Bang.."

"Mana lo?"

"Ngopi biasa.."

"Sama, sekalian aja lah." Aam bukan tidak mendengar desas desus dua laki-laki ini yang tidak berteman lagi. Terutama dari teman-teman nya yang sering membuat jadwal untuk para pekerja, Bahkan Batra rela membelikan tiket nonton konser Noah untuk menukar jadwal nya agar tidak dengan Banyu.

Dan Aam juga sudah beberapa kali mencoba mendamaikan mereka walaupun Aam belum pernah bertanya pada kedua nya apa permasalahan yang membuat mereka tidak bersilaturahmi lagi.

"Enggak!" Tolak Batra keras yang ada di samping nya.

"Gak perlu Bang, gue mau cek kesehatan juga kok ini."

Aam menghela nafas berat nya. Baru saja ingin membuka mulut pintu lift pun terbuka membuat Batra buru-buru keluar dari lift dan menuju coffe shop.

Babysitter for Baby Devil'sWhere stories live. Discover now