Twenty Three- Bertemu

441 41 2
                                    

"Selepas kau pergii.."

"Tinggalah disini ku sendiri..."

"Bantu aku membencimu, ku terlalu mencintaimu, dirimu begitu berarti untuk ku.."

Pagi ini sudah seminggu gue libur dirumah setelah wisuda. Hari ini juga gue libur menjemput Anin karena hantu blau itu sudah tiga hari ini bersama Emak Bapak nya quality time di Ancol.

Gue yang awalnya ingin ikut mengurungkan niat karena pasti disana gue akan dijadikan babu oleh kedua pasutri yang gak jelas itu. Sementara mereka akan berbahagia ria seperti bulan madu. Di ancol doang padahal kan gue pengeni.

Dari pada suntuk dirumah menunggu lamaran gue yang belum dipanggil, gue lebih memilih untuk berada diruangan karaoke ini. menyanyikan lagu-lagu yang menyedihkan lalu meratapi nya sendiri.

Ceklek...

"Mill.."

"Hem.." Sahut gue yang gue yakini itu Mas Aam.

"Nanti malam ikut Mas ya, kita rapat soal nikahan Mas." Ujar Mas Aam yang kini berjalan kearah gue.

Gue menatap Mas Aam sengit. Kenapa harus ada team segala sih buat nikahan jomblo berkarat satu ini. kenapa gak pakai jasa Weeding Organaizer supaya gak ribet.

"Kenapa harus pakai team sih Mas? Kenapa gak pakai WO aja?"

"Temen-temen Mas nyarani dan ngasih bantuan dengan Cuma-Cuma. Kenapa gak Mas manfaatkan? Allhamdullilah gak pakai ngeluari uang banyak untuk WO kan?"

"Nikah aja gak modal.." Ujar gue sembari mencibir, namun yang dicibir tidak suka hinga menoyor kepala gue yang baru saja memakai topi toga.

Mas Aam duduk disamping gue mematikan lagu yang sedang gue putar.

"Menikah itu bukan hanya pada saat resepsi. Masih ada malam pertama, hari esok sebagai manten baru dan seterus nya. Mas butuh rumah untuk tinggal, didalam rumah Mas butuh makan, sebelum makan Mas butuh kulkas kompor dan sebagainya. Semua itu dibeli, bukan dari para tamu kondangan. Jadi, Adik ku sayang yang jomblo!! Resepsi itu bukan akhir dari semua nya, tapi awal! Awal"

Gue mamandang Mas Aam cengoh. Mas gue yang memang seperti nya sudah pantas menikah.

"Mas..."

"Hah?"

"Mas emang uda pantas buat nikah.."

Mas Aam menatap gue heran lalu kemudian tertawa terpingkal. "Adek gue kelamaan jomblo! Nanti malam Mas kenali sama temen Mas yang jomblo halu juga kaya kamu." Mas Aam bangkit dari duduk nya dan meninggalkan gue. sebelum menutup pintu Mas Aam sempat menertawakan gue lagi.

"Gak papa deh entar malah sekalian gue refreshing, mana tau gue ketemu cogan teman-temannya Mas Aam."

Dddrrttt..

Ponsel gue bergetar menandakan ada pesan masuk, saat melongoknya nama Leo yang muncul dilayar. Seperti yang kalian tahu, teman sejonesan gue yang satu itu juga tidak akan lama lagi melepas masa lajang nya. Menikahi tetangga seperkompleksan gue.

Leo mengirimkan sebuah gambar. Cokelat khas Jepang. Maklum, Pilot muda berbakat itu sedang terbang ke Jepang. Gue langsung membalas pesan dari Leo dengan tidak tahu dirinya.

To: Leo

Gue mau sekoper!!!

***

"Jadikan Opa, disana aku tenggelam gara-gara bebek-bebekan yang aku naiki sama Papa telungkup. Hihihi.." Dari atas gue sudah bisa merasakan alarm-alarm bahaya karena suara ceriah milik siapa lagi kalau bukan milik casper.

Babysitter for Baby Devil'sWhere stories live. Discover now