16

342 32 0
                                    

Hari ini adalah hari yang Karisa tunggu tunggu dimana ia akan pergi kejakarta bersama gema,Sagara dan ibundanya.

Sejak pagi tadi gadis itu duduk dibalkon kamarnya dengan kalung yang ia pegangi sedari tadi.

"Karisa kuat ngak ya yah, 2 bulan lagi Karisa kelas 12. Apa Karisa bisa jadi dokter dan banggain ayah bunda sama Abang."gumam gadis itu sedih.

Lyadra duduk disamping gadis itu, "ko ngomong gitu pasti bisa dong, anak bunda kan kuat"ucap lyadra penuh semangat untuk menyemangati.

Karisa tersenyum tipis, "bunda Karisa bisa sembuh ngak ya, setiap malem Karisa gabisa tidur takut,sakit semuanya pokoknya"adu gadis itu bercerita.

"Bisa dong, asal Karisa ngak nyerah dan terus minum obat sama dengerin kata bunda sama dokter, kita bakal cari pendonor jantungnya ya nak. Maaf bunda belum bisa nemuin jantung yang ccok buat Risa"ucap lyadra merasa bersalah.

Karisa menggenggam kedua tangan ibunya, "Karisa gamau banyak janji sama bunda, tapi Karisa bakal selalu berusaha kalo Risa masih bisa bertahan Risa bakal bertahan demi bunda. Tapi, bunda jangan paksa Risa kalo Risa udah ga kuat ya"jelas gadis itu panjang lebar.

****
Sekitar jam 12 siang mereka sampai dijakarta, tempat yang paling dulu mereka kunjungi adalah makam Nathan dan Danendra.

"Risa mau sendiri ya nanti, kalian masuk mobil duluan oke"pinta gadis itu yang diangguki lyadra,Sagara dan gema.

Setelah Sagara selesai membaca beberapa ayat suci Alquran dan berdoa laki laki tua itu mendekat kearah nisan Danendra.

"Komandan saya sedang menjalankan perintah anda untuk menjaga dua malaikat anda, semoga anda tenang disana"ucapnya pelan.

Gema menatap Karisa lamat, gadis itu terlihat menahan sesuatu dihatinya.

"Ayo kita kemobil duluan, Karisa butuh waktu sendiri dulu"ajak Sagara.

"Aku disini ya pah Sama Karisa"pinta gema pada Sagara dan lyadra.

Mereka saling pandang satu sama lain, "bolehkan?"tanyanya lagi. Sagara menoleh kearah Karisa, cewek itu mengangguk pelan.

"Yaudah silahkan, ayo"ajaknya pada lyadra.

Hanya ada keheningan dan angin lalu diantara mereka, Karisa menatap nisan ayah dan kakaknya sendu. Memori memori tentang mereka berputar.

"Udah 4 tahun yah, Karisa berdua sama bunda. Ayah sama Abang gimana disana?"tanya gadis itu pada nisan didepannya yang tak akan pernah memberikan jawaban.

Gema menatapnya nyalang, "Karisa udah besar yah, tapi masih mau jadi Putri kecil kalian. Setiap malem dari jam 1 malam Karisa bangun inget betapa jahatnya dia bunuh ayah sama Abang didepan Karisa. Karisa gabisa tidur sampe pagi"adu gadis itu panjang lebar.

Gema masih menyimak dengan seksama.

"Ayah gausah khawatir disini ada gema yang jagain Karisa sama om gara, bunda juga makin cantik lho yah biasanya ayah bakal usulin bunda setiap pagi Minggu kalo bunda makin cantik. Tapi sekarang ngak ada ya"lanjut gadis itu lagi.

Ia menghela nafasnya dalam berushaa menahan sesak, "y-yah"ucapnya mulai gemetar. "Karisa takut nyakitin bunda yah hiks, Karisa takut Karisa udah ga kuat buat bertahan demi bunda yah hiks Karisa takut"tangis gadis itu pecah.

Gema segera merangkul gadis itu kedalam pelukannya, "its okay nangis dulu gpp"ucap cowok itu.

Karisa memeluk gema dengan segala sesak yang ada di dadanya, "aku takut gema hiks aku takut bunda nanti sendirian kalo aku pulang ikut sama ayah, hiks aku takut"ucap gadis itu dengan tangisnya yang semakin gencar.

KARISA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang