38. pengkhianat

266 19 3
                                    

Wijaya duduk disofa kamar Karisa, pria tua itu terdiam sibuk dengan pikiran pikiran yang ada di otaknya.

"Karisa"panggilnya.

Syna tak terlihat sedari kemarin, kemana wanita tua itu?

Karisa terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa berat, pusing hebat menyerangnya.

"Kek, pusing"adunya.

Wijaya segera menghampiri Karisa dan membantunya duduk.

"Lionel panggil Aryo sekarang juga"titahnya.

Lionel mengangguk dan segera pergi untuk memanggil dokter aryo.

"Kek"panggil Karisa.

"Iya kenapa?"tanyanya.

"Dimana syna?"tanyanya.

"Tidak tahu, kakek tidak memikirkan apapun lagi selain kamu sekarang Karisa"ucapnya sungguh.

"Bunda?"tanyanya lagi.

Wijaya terdiam, "ibumu diluar kota, masih dengan karirnya"jelas Wijaya.

Karisa mengangguk, "perih kek sakit"adu Karisa.

"Mana yang sakit?"tanya Wijaya khawatir.

"Semuanya, rasanya tubuh Karisa mati tapi bener bener perih kek"adunya lagi sambil memegang perutnya.

Wijaya memeluk Karisa erat, "tolong Karisa bertahan, sekali lagi, sekali lagi kamu akan sembuh kakek berjanji"ucapnya.

Sagara berlari melewati halaman rumah Wijaya yang luas, mendengar kabar Karisa memburuk membuatnya khawatir dan segera menuju rumah seseorang yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri itu.

"Lionel, mana Karisa?"tanyanya.

"Ada di kamarnya"jawab Lionel seadanya.

Sagara berlari menaiki tangga menuju lantai 2 dikamar no 1 milik Karisa.

"Karisa"ucapnya sambil membuka pintu dan melihat Karisa yang sedang ada dipelukan Wijaya.

Gadis itu menoleh lalu tersenyum pada Sagara.

"Pah"ucapnya memanggil.

Sagara segera menghampiri Karisa dan duduk disamping gadis itu.

"Mana yang sakit? Mana?"tanyanya khawatir.

Dokter aryo datang bersama keempat bodyguard Karisa.

"Periksa Karisa sekarang!"titah Wijaya.

Dokter aryo mengangguk dan membantu Karisa berbaring lalu memeriksa keadaan gadis itu.

"Bagaimana keadaan Karisa?"tanya Sagara.

"Jantungnya bekerja optimal secara normal namun kondisinya lemah"jelas dokter aryo.

"Mana dokter Smith? Apa dia sudah mengaku?"lanjutnya bertanya.

"Tidak, dia masih bungkam. Saya akan tunggu beberapa saat jika dia belum bicara juga saya akan membunuhnya"ucap Wijaya geram.

Sagara kebingungan disituasi saat ini, lyadra tidak tahu menahu soal Karisa namun ia harus tetap mengatakannya pada wanita itu.

"Tuan Wijaya"pangilnya.

"Apa?"tanya Wijaya.

"Sebaiknya lyadra tau soal ini, jika terus seperti ini dia akan merasa kecewa dan gagal menjadi seorang ibu untuk kedua kalinya. Karisa, kamu sayang bunda kan? Beri tahu dia, jelaskan yang sebenarnya terjadi. Dia berhak tau dia ibu kamu, apa kamu bakal tega liat dia hancur untuk kesekian kalinya?"jelas Sagara pada Wijaya dan Karisa.

KARISA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang