"Untuk apa memperjuangkan dia yang sama sekali tidak peduli dengan perasaanmu?"
Tentang Alesha yang terbangun dari koma nya, ternyata semua yang di alaminya selama satu bulan belakangan ini hanyalah mimpi belaka. Ia tak pernah benar-benar dekat deng...
"Cinta itu juga tentang belajar mengikhlaskan dia yang kamu cinta bahagia dengan pilihannya."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
__________
"Aleshaaa, Abian beneran pindah ke London?! ini bukan prank kan??!!" Anelis berteriak mengarah ke Alesha saat ia memasuki ruang kelasnya.
Gadis yang sedari tadi hanya duduk melamun, menganggukkan kepalanya lemah. Anelis spontan memeluk sahabatnya itu, ia tahu betul apa yang terjadi diantara Alesha dan Abian sebelum laki-laki itu berangkat ke London.
"Lo yang sabar ya Les, gue yakin ini bukan kemauan Abian kok. Dia pasti punya alasan yang kuat, kenapa dia harus banget pindah ke London..."
Alesha menghela napasnya, "Kenapa ya Nel satu-satu orang mulai pergi ngejauhin gue? emangnya gue seburuk itu ya? atau bahkan lo juga berencana mau jauhin gue??"
Anelis melepas pelukannya dan membelalakkan kedua matanya, "Ngomong apa sih Les? nggak! gak ada yang bakalan ninggalin lo! gue bakal tetep di sini kok, gue bakal selalu ada buat lo apapun yang terjadi!"
"Ya tapi lo lihat sendiri kan Nel??? Abian pergi! setelah dia ungkapin semuanya, dia milih buat pergi jauh!" jawab Alesha setengah berteriak.
Hati gadis itu sedang bimbang, ia berpikir semua orang kini telah menjauh darinya. Bahkan Kak Arya saja belum menampakkan diri di hadapannya, ia semakin yakin jika dirinya ini membawa pengaruh buruk bagi semua orang terdekatnya.
"Abian selama ini cuma mendem perasaan sama lo Alesha, kenapa dia ungkapin perasaan nya kemarin? ya itu karena dia gak mau kalau dia udah di London, tapi lo sama sekali gak tahu perasaannya Abian ke elo itu kayak apa!"
"Ini udah garis takdir Les, lo harus terima ya? Abian pasti juga ngertiin perasaan lo, dia gak mungkin benci atau dendam hanya karena cintanya bertepuk sebelah tangan."
Alesha terlihat sedih, ia menyandarkan kepalanya di pundak Anelis. Gadis itu berpikir, mengapa tujuan awalnya jadi berubah seperti ini. Yang semula hanya ingin mengetahui siapa yang lebih ia cinta dari Awan dan Arya, sekarang harus di hadapkan dengan Aksara-masa lalunya. Dan juga Abian- orang baru dalam hidupnya.
"Gue plin plan banget ya jadi cewe, gue ngerasa perasaan gue juga masih gak jelas. Gue jadi ngelupain tujuan awal gue, gue ngelupain alur mimpi gue. Ternyata kenyataan yang terjadi lebih parah daripada dalam sebuah mimpi." Curhatnya, dan Anelis yang baik hati setia mendengarkan curhatan sahabatnya itu.
"Ya itulah hidup, lo gak pernah tau apa yang akan terjadi besok. Dan lo juga gak bisa hidup ngikutin apa yang ada di mimpi lo, biarin aja kayak air mengalir Les." Tutur Anelis, Alesha pun langsung bangun dan menatapnya.
