22. Luka yang membekas

67 10 34
                                    

"Bagaimana definisi bahagia yang sesungguhnya? bahkan aku lupa apa itu bahagia?"

__________

Alesha turun dari motor Arya, langkahnya terlihat buru-buru. Arya yang baru selesai memarkirkan motornya dengan benar, kaget melihat Alesha sudah tak ada di belakangnya.

"Alesha kenapa sih? Aneh banget hari ini.. kenapa kayak ada yang dia tutup-tutupin? Pokoknya gue harus cari tahu sekarang!"

Arya berjalan menuju ruang kelas Alesha, ia ingin mendengar penjelasan gadis itu mengenai perubahan sikapnya yang mendadak.

"Eitss, mau ngapain Kak Arya ada di sini? Kelas kakak kan di sebelah sana!" seru Anelis sembari menunjuk ke arah ruang kelas yang berada di lantai 2 bersebrangan dengan kelasnya.

Bukannya menjawab pertanyaaan Anelis, Arya malah fokus mencari keberadaan Alesha di dalam kelas. Laki-laki itu hampir saja nekat menerobos masuk, namun berhasil di hadang oleh Anelis.

"Lolololo, ini Kak Arya kerasukan apa sih? Nyari Alesha? Dia gak ada di sini, belum dateng kak!" terang Anelis, membuat Arya diam seketika.

"Belum dateng? Jelas-jelas tadi dia berangkat bareng gue?!"

Anelis mengerutkan dahinya, "Lah ya mana gue tahu! Intinya di gak ada di dalam kelas, udah mending Kak Arya balik aja sana!" gadis itu mendorong-dorong lengan Arya.

"Lo jangan bohong Nel, gue cuma mau ngobrol sama Alesha bentar doang!" ucap Arya yang masih bersikeras.

Anelis tidak menggubris ucapan Arya, ia langsung menutup pintu kelasnya dengan rapat. Tak yakin jika Arya sudah pergi, Anelis melihat dari balik jendela.

"Nel! Kok lo nutup pintunya sih? Gue cuma mau ketemu sama Aleshaaa..!!" merasa percuma mengetuk-ngetuk pintu, Arya pun memilih pergi dan berniat menemui Alesha saat jam istirahat saja.

Anelis yang masih sibuk celingukan di jendela, terkejut saat seseorang menepuk pundaknya.

"Waaa..!!" ia pun berteriak kaget, "Seriously? Alesha! Lo ngagetin gue tahu nggak? Dari mana aja sih lo??" Anelis mencengkram kuat kedua bahu Alesha.

Alesha dengan wajah polosnya menjawab, "Dari perpustakaan Nel. Lo sendiri ngapain celingukan di jendela? Kayak maling aja!"

Anelis melotot mendengar dirinya disamakan oleh maling, "Sembarangan lo kalau ngomong! Gue kayak tadi karena Kak Arya maksa mau ketemu sama lo! Padahal nih ya, gue udah bilang sama dia kalau lo belum dateng. Ehh dia tetep keras kepala, yaudah gue tutup pintunya!"

"Ngapain dia? Padahal tadi berangkatnya bareng, masih aja nyariin gue." Alesha berjalan menuju meja nya, di temani Anelis yang terus mengomel.

"Jangan-jangan lo buat masalah lagi, iya?? Aduh Les mending cukup deh lo deket-deket sama si curut kembar! Gue takut hidup lo makin sial, kalau sama mereka mulu!"

"Apaan sih Nel? Gak usah lebay deh, hidup gue gak se sial itu juga kali!" jawabnya santai.

"Loh loh, lupa apa pikun si Les? Si Abian cabut ke luar negeri itu karena siapa? karena si kembar!" ujar Anelis, sembari menutup buku yang menjadi fokus Alesha saat ini.

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Where stories live. Discover now