41. Kesalahpahaman

39 8 0
                                    

HAPPY READING FRIEND B!
HMM PADA KEMANA SEMUA YA
READERS WATTPAD?
AYO DONG RAMEIN CERITA AKU :)
GAK MENARIK YA? :)

*****

"Baru pulang lo? kemana aja?" tanya Awan yang duduk di sofa ruang keluarga.

"Alesha udah lo anter pulang kan?" Arya menghempaskan tubuhnya ke sofa, lalu menggeleng sempurna.

Awan mendelik, "Maksud lo?! dia pulang sama siapa?"

Arya menatap malas Awan, "Astha. Pinter kan tuh anak? ambil kesempatan dalam kesempitan!"

Dengan cepat Awan membuka ponselnya, mencari nomor Alesha dan menelpon kekasihnya itu.

"Maaf nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi..."

Awan membanting ponselnya kesal, untung saja tidak sampai jatuh ke lantai. Sepertinya Alesha benar-benar mematikan ponselnya, sudah 10 kali Awan menelpon gadis itu.

"Gak bisa di hubungi ya Wan?" Arya bertanya.

"Kayaknya sengaja di matiin hp-nya, lo coba telepon Astha." Awan berdiri lalu berjalan menuju lantai atas.

"Kenapa bukan lo aja? kan bisa sekalian tadi?"

Awan berdecak, "Males gue! udah lo aja sana!"

Alesha dan Astha sedang berada di taman, taman yang biasanya di khususkan untuk anak-anak bermain. Tapi sepertinya di sore hari ini sangat sepi sekali. Tidak ada anak-anak yang bermain perosotan atau bahkan ayunan.

"Naik jungkat-jungkit yuk kak!" Alesha menarik tangan Astha, senyum gadis itu tercetak jelas.

"Iya ayo."

Mereka tertawa bersama, bercanda gurau dan berlarian kesana kemari. Aneh, pikir Alesha. Ia ingat betul jika alur mimpinya tidak seperti ini, ia dan Astha tidak pernah sedekat ini. Tapi tidak ada salahnya kan? Alesha merasa senang untuk saat ini, karena Astha telah menghapus rasa sedihnya ketika melihat Awan bersama orang yang paling di percayanya.

"Ayo kak dorong yang keras lah, gue pengin berayun yang tinggi nanti!" titah Alesha dan Astha mengangguk sembari terkekeh.

"Asik banget gila! gue kayak masa kecil kurang bahagia hahaha!"

"Lo kan emang bocil Les, hahaha!"

Saat ayunan memelan, Alesha langsung melompat turun begitu saja. Astha dengan sigap menahan tubuh Alesha yang hampir saja terhuyung ke depan.

"Pelan-pelan Alesha, kalau lo nyungsep gimana? hidung lo gak mancung lagi mau?" Alesha tertawa mendengarnya. "Apaan sih kak? ngelawak lo? haha,"

"Eh kita foto yuk Les! jarang-jarang loh ada cowok ganteng ngajakin foto ya kan?" Ajakan Astha, membuat Alesha mengernyit.

"Mas nya pd amat? haha iya iya yang ganteng mah emang banyak jadi incaran gadis!" Alesha pun mengikuti kemana langkah lelaki itu membawanya.

"Foto di sebelah sana aja ya!" Alesha mengangguk.

Mereka terlihat bahagia dan mengambil beberapa foto. Astha tak mau kehilangan kesempatan, ia pun diam-diam juga mengambil potret Alesha yang tidak sadar kamera. Senyumnya mengembang. Manis, batinnya.

"Mendung nih, pulang yok? besok gue jemput kalau Awan masih nyuruh Arya buat jemput lo." Tawar Astha, dan Alesha tampak menimang-nimang.

"Duh gue gak tahu kak, ntar malem deh gue kabarin."

Astha mengangguk, "Oke."

Arya mendatangi kamar Awan, ia tidak melihat lelaki itu berada di kamarnya. Namun mendengar suara alat masak saling beradu, ia yakin Awan berada di dapur sekarang.

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Where stories live. Discover now