26. Teror Misterius!

56 6 53
                                    

hai friend b ♡
happy reading and happy weekend <3
jangan lupa vote dan tinggalkan jejak di kolom komentar yaa!

btw, makin sepi ya yang baca hehe.. tapi gapapa. kalau kalian mau berbaik hati ajak yang lain buat ikutan baca cerita ini yaa, thank u all :)

_________

"Terkadang kita tidak menyadari seberapa pentingnya seseorang dalam hidup kita."

_________


Alesha berjalan sempoyongan di lorong jurusan pemasaran. Gadis itu terus memukuli kepalanya, memori-memori tentang mimpi itu mulai menguasai otak nya.

“Gue gak salah! gue benci semua nya! gue benci Kak Aryaaaa..!!” siswa-siswi yang berlalu lalang menatap aneh pada Alesha, seperti orang gila, pikir mereka.

Karena lelah di bayang-bayangi sosok Arya yang kasar dalam mimpi, Alesha terduduk lemas sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Alesha menangis, “Hiks.. kenapa insiden itu jadi nyata? gue benci Kak Aurel! dia perusak mimpi sekaligus kehidupan nyata gue!”

Arya yang sibuk mencari Alesha, tiba-tiba mendengar suara isak tangis seseorang dari kejauhan.

“Alesha?? lo dimana? ini gue Arya!”

Tidak ada jawaban dari Alesha, hingga saat Arya sampai di belokan lorong jurusan pemasaran ia melihat seorang gadis duduk meringkuk sembari menenggelamkan kepalanya di antara kedua tangannya.

Isak tangis itu ternyata berasal dari gadis tersebut, Arya yakin jika gadis ini adalah Alesha. Ia pun menangkup kedua pipi gadis itu hingga kedua mata mereka saling bertemu. Perlakuannya yang tiba-tiba membuat gadis itu terkejut, dan seketika berhenti menangis.

“Alesha?! Lo kenapa Les? apa yang terjadi? cerita sama gue, gue di sini buat nenangin lo...” Ya, gadis itu benar Alesha. Mereka sejenak saling menatap bahkan tanpa berkedip.

“Kak Arya? ngapain lo ngikutin gue kak?!” Alesha menepis kasar tangan Arya, membuat lelaki itu cengo.

“Gue di sini cuma mau mastiin keadaan lo Alesha, apa yang buat lo jadi kayak gini??”

Alesha enggan menatap Arya, “Seberapa penting nya apa yang gue alami, sampai-sampai lo pengin tahu?”

Arya terdiam, namun tangannya tergerak ingin menghapus air mata Alesha. Gadis itu memejamkan matanya, saat Arya mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya.

“Gue gak suka liat lo sedih, dan gue benci di saat lo sedih tapi gue gak tahu apa yang buat lo sedih.”

Alesha tersenyum kecut, “Seharusnya Kak Arya gak perlu repot-repot peduli. Gue bisa kok ngatasin semuanya sendiri!”

“Lo kenapa sih Les? lo benci sama gue? jadi bener yang di bilang Awan?”

“Gue gak benci sama lo kak, gue tuh cuma...”

Arya memotong ucapan Alesha, “Cuma apa? emang ada ya gue nyakitin lo? atau mungkin gue buat lo nangis?”

“Jujur.. di sini posisi gue sekarang bingung banget sama sikap lo! kalau ada apa-apa itu cerita, bukan malah ngehindar gak jelas kayak gini!”

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum