28. Ditemani derasnya hujan

47 5 13
                                    

happy reading friend b ♡
selamat menikmati malam minggu xixi
jangan lupa tinggalkan komentar dan vote chapter ini ^‿^

"Kamu itu seperti cuaca, tak menentu. Iya, karena terkadang kamu perhatian dan juga tak acuh secara bersamaan."

_____________

Sore hari ini hujan turun dengan deras nya, siswa-siswi SMK Magma banyak yang menunggu hujan reda di dalam kelas. Sementara Alesha dan Anelis, mereka sudah berada di koridor yang menghubungkan jalan mereka ke arah pintu gerbang.

“Nel hujan nya deres lagi, gue kan gak bawa jas hujan.”

“Yaudah si tunggu reda dulu, lagian tadi enak-enak duduk di kelas sambil ngobrol. Lo malah narik-narik gue buat pulang!”

Anelis menekuk wajahnya kesal, padahal ia sangat malas untuk pulang saat ini. Tapi Alesha menarik nya hingga sampai di koridor utama, dengan segerombolan murid-murid lainnya yang sibuk mengenakan jas hujan.

“Yahhh sorry Nel, oke fine gue balik sendiri aja deh! Lo masuk lagi ke kelas sana, lo kan baru sembuh tuh.. gak mungkin kan gue ajak lo hujan-hujan an?”

“Nah tuh lo tau, yaudah ya hati-hati! yang semangat hujan-hujannya, si penyuka hujan tapi selesainya main hujan pasti langsung sakit!” ujar Anelis membuat Alesha meringis.

“Ceilah kakak cantik yang gak doyan main hujan... takut air kah? hahaha,” Alesha menggoda Anelis membuat gadis itu sedikit kesal.

Anelis mengusir sahabatnya itu, “Udahh sana sana! siapa tahu ada pangeran baik hati yang mau main hujan sama lo!”

“Ihh aaminn gak sih? hahaha. Okee deh gue pulang duluan ya, bye my bestiee!”

Mereka saling melambaikan tangan, senyum Alesha merekah tatkala melihat hujan yang turun masih sama deras nya ketika ia berbincang dengan Anelis tadi.

Tangan Alesha meraih rintik-rintik hujan yang ada di depannya, ia senang sekali akhirnya hari ini turun hujan. Setelah sekian lamanya, ia tak pernah bermain hujan-hujan saat pulang sekolah.

“Jangan main hujan, nanti sakit.”

Suara itu? Alesha mengenalnya, tapi mengapa orang itu mempedulikannya? memang nya sejak kapan rasa peduli ada pada diri manusia satu itu?

“Suka-suka gue lah, Kak Awan gak perlu ikut campur!”

Awan menarik kedua bahu Alesha, agar gadis itu menjauh dari rintikan hujan.

“Dasar bocah! di bilangin malah nyolot!” ujar Awan yang kesal dengan respon Alesha. “Sekarang gue minta lo tunggu sini, jangan kemana-mana!” titah Awan membuat Alesha menatapnya penuh curiga.

“Gak mau! gue mau pulang, ngapain gue harus nungguin lo kak!?”

Awan mengarahkan telunjuknya pada bibir Alesha, “Diem! gue minta lo tunggu di sini Alesha, bukan nyuruh lo pulang. Ngerti kan bahasa manusia?”

Mulut Alesha menirukan gaya bicara Awan, dan itu terlihat menyebalkan bagi Awan. Karena tak mau semakin emosi melihat tingkah Alesha, ia pun bergegas menuju parkiran untuk mengambil motornya.

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Where stories live. Discover now