44. Di gudang

45 6 0
                                    

HAPPY READING FRIEND B!
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT :)

*****

"Ini semua gara-gara lo!" Arya menunjuk Dixon yang sedang menata kardus-kardus di gudang.

"Salah lo sendiri, kenapa jadi gue?"

Arya membanting sapu yang dipegangnya, "Kalau lo gak cari gara-gara mulu sama Alesha gue gak akan mau ikut campur sama masalah lo!"

Dixon memunculkan senyum miringnya, "Siapa suruh kepancing? gue gak ada minta lo berdua buat dateng jadi sok pahlawan."

Alesha yang fokus menyapu dari tadi sudah hilang kesabarannya, gadis itu berteriak sembari memukul kan gagang sapu ke tembok.

"Kalian berdua bisa gak sih diem dulu? kita lagi ngejalanin hukuman, kenapa malah berantem?!"

Awan memilih fokus melanjutkan pekerjaannya, ia sama sekali tidak menggubris adu mulut yang terjadi antara Arya dan Dixon.

"Cowok lo yang mulai, gue udah diem dari tadi." Awan yang tadinya acuh tak acuh mendadak telinganya berfungsi, ia pun berjalan menghampiri Dixon.

"Sorry, Alesha cewe gue. Maksud lo ngomong kayak tadi apa?" di belakang Awan, Arya memasang wajah mengejeknya.

"Halah, sekarang udah officially nih? gue kira cuma pacaran bohong-bohong an." Awan melirik ke arah Arya tajam, yang di tatap pun hanya mengedikkan bahu seolah tak sadar dengan ucapannya.

"Sekali gue tembak cewek, berarti dia udah jadi milik gue. Siapapun yang nge klaim Alesha, otomatis dia berurusan sama gue!"

Bukannya baper Alesha malah memutar pandangannya ke arah lain, ia kembali memfokuskan dirinya membersihkan gudang sekolah. Kata-kata Awan tadi sama sekali tidak menarik perhatiannya, ia masih memikirkan soal hubungan Anelis dengan Awan. Seperti ada yang disembunyikan.

"Udah-udah, jangan ngobrolin hal yang gak penting. Fokus, bersihin gudang aja! gue gak mau makin lama di sini!" ujar Alesha membuat yang lain langsung kembali melanjutkan tugas masing-masing.

Selesai bersih-bersih gudang, Alesha bersama tiga cowok berpengaruh di SMK Magma singgah di kantin. Suasana kantin tampak sepi, jelas. Karena ini belum masuk jam istirahat.

"Mau pesen apa Les, biar gue yang pesenin." Tawar Arya, Alesha tampak berpikir.

"Nih, kelamaan kalau lo nunggu Arya yang pesen." Dixon memberikan satu botol air mineral, membuat Alesha sedikit terkejut. "Wih, makasih kak!"

"Buat kita berdua mana?" tanya Arya, "Beli sendiri. Cowo, jangan manja!" sarkas Dixon lalu duduk di depan Alesha.

"Lo aja deh Wan yang pesen, sekali-kali." Sembari menghela napas Awan bangkit lalu menuju stand minuman.

"Inget, gue tetep bakal balasin dendam gue ke lo Arya. Kalaupun gak di sekolah, gue masih bisa di luar sekolah." Arya tampak mengepalkan tangannya.

"Lo tuh punya masalah apa sih? tinggal ngomong apa susahnya? gak rugi juga kalau lo jujur! ribet banget jadi orang!"

Alesha tampak malas duduk di antara dua orang yang hobi adu mulut, ia langsung berdiri dan berlalu perlahan meninggalkan Arya dan Dixon yang masih fokus berseteru.

"Mau kemana?" Awan menahan lengan Alesha, "Mau balik ke kelas." Genggaman tangan Awan semakin erat, "Ikut gue. Kita ke taman belakang aja,"

Langkah kaki keduanya berjalan cepat menuju taman, Alesha sebenarnya malas berurusan dengan Awan hari ini. Isi kepalanya terus terputar dimana saat ia melihat Awan dan Anelis jalan bersama.

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Where stories live. Discover now