2. Cletukan Pembawa Petaka

142K 10K 251
                                    

Rea menurut saja ketika Kelvin mengatakan ingin mengajaknya. Entah kemana bosnya itu akan membawa dia pergi sekarang. Rea tidak menyangka jika di hari pertamanya training ini sudah bertemu dengan pemimpin dari perusahaan ini.

"Kita mau kemana, Pak?" tanya Rea penasaran.

"Tidak kemana-mana." Kelvin sudah keluar lebih dulu dari ruangan dan diikuti oleh Rea.

Rea mengerutkan keningnya ketika Kelvin membawanya ke ruangan divisi fasilitas. Tapi sekarang Rea paham, Kelvin sedang memperkenalkan dirinya dengan para karyawannya di sini. Wah, padahal Rea pikir jika bos itu galak dan menyeramkan. Tapi melihat Kelvin yang sangat ramah membuat semua asumsinya itu hilang.

Kelvin benar-benar membawa Rea berkeliling di kantor ini, memperkenalkan dia ruangan-ruangan, para karyawan dan juga divisi apa saja yang berada di dalam kantor ini. Sungguh, Rea sangat senang sekarang, dia yang malu untuk berkenalan lebih dulu sekarang sudah mengenal semaunya. Walaupun mungkin tidak semua nama bisa Rea ingat sekarang.

"Kamu boleh kembali ke ruangan," ujar Kelvin ketika mereka sudah selesai berkeliling.

"Baik, terima kasih banyak, Pak Kelvin." Rea hengkang dari hadapan Kelvin sekarang.

Bisa dikatakan acara mereka jalan-jalan di kantor ini tadi cukup memakan waktu. Bahkan sekarang jam sudah menunjukan pukul 11 siang, yang berarti sebentar lagi jam istirahat akan dimulai. Rea juga belum selesai untuk mengerjakan laporan kas masuk dan keluar.

Sesampainya di ruangan, Rea pikir dia akan ditanya-tanya oleh para teman satu divisinya seperti yang sering dia baca di wattpad. Tapi nyatanya, saat dia kembali ke ruangan mereka semua fokus ke arah laptop masing-masing.

"Kirain cerita aku balakan kayak di wattpad gitu. Di kepoin sama rekan kerja kalau tiba-tiba di ajak pergi sama bos. Ternyata memang tidak semua sesuai dengan apa yang kita pikirkan," batin Rea sembari duduk di kursinya kembali.

Rea kembali mengerjakan pekerjaannya itu. Sedangkan satu persatu teman satu divisinya keluar dari ruangan. Ada yang akan ke bank, ada yang akan bertemu dengan rekanan ada juga yang pergi entah kemana. Meninggalkan Rea sendirian di ruangan ini.

Sampai tiba jam istirahat, Rea bingung sendiri harus makan di mana.

"Boleh gak sih kalau makan di ruangan? Malu juga kalau mau makan di dapur, belum kenal sama yang lain," batin Rea.

Rea memang membawa bekal dari rumah, tadi kebetulan dibawakan oleh Bundanya. Memang di kantor ini ada kantin dan dapur untuk karyawan. Tapi bagi Rea yang tidak mudah akrab dengan orang lain begitu sulit untuk di kesana. Pasti akan banyak karyawan yang ke sana dan membuat Rea tidak nyaman karena berada di lingkungan yang asing.

Rea sekarang terpaksa makan di dalam ruangan ini sendirian. Tapi bagi dia sangat nyaman berada sendirian seperti sekarang. Walaupun Rea takut jika nantinya akan ditegur karena tidak boleh makan siang di dalam ruangan. Mungkin Rea pun akan menghabiskan istirahatnya di ruangan ini.

Sedangkan Kelvin yang akan ke kantin, dia tidak sengaja melihat Rea makan sendirian di dalam ruangan. Kelvin hanya berdiri dan menatap perempuan itu saja, setelah itu dia pergi meninggalkan ruangan itu. Kelvin tidak mendatangi Rea atau semacamnya, karena dia hanya heran saja tadi ketika melihat salah satu karyawannya membawa bekal dari rumah dan makan sendirian.

"Perempuan itu memang sangat polos," gumam Kelvin sembari berjalan.

***

Rea sudah selesai makan siang, kebetulan pula jam istirahat juga hampir selesai. Rea sekarang sedang menuju ke kamar mandi.

"Rea," panggil Kelvin ketika melihat Rea sedang berjalan.

"Pak Kelvin," jawab Rea, kebetulan sekali dia bertemu dengan Pak Kelvin di sini.

"Sudah makan?" tanya Kelvin basa-basi, padahal tadi dia juga sudah melihat Rea yang makan sendirian di ruangan.

"Sudah, Pak, kalau Pak Kelvin sendiri bagaimana?"

"Sudah," jawab Kelvin dengan senyum tipisnya itu.

Jika Kelvin tersenyum, ternyata manis juga. Membuat Rea ikut tersenyum di buatnya. Tapi pandangan Rea sekarang mengarah ke dua karyawan yang berlawanan jenis dan sedang bergandengan tangan mesra sekali.

"Itu pacaran, kok gak malu gandengan tangan di kantor," gumam Rea lirih, tapi mampu Kelvin dengar.

"Mereka sudah menikah." Walaupun Rea tidak bertanya, tapi Kelvin langsung menjelaskan.

"Menikah? Setahu saya, kalau sudah menikah itu kan gak boleh satu kantor kerjanya."

"Nyatanya saya memperbolehkan, asalkan tidak menganggu pekerjaan saat di kantor saja."

Benar juga, di sini kan yang bos adalah Kelvin, jadi suka-suka Kelvin dong memperbolehkan pasangan suami istri bekerja dalam satu kantor atau tidak.

"Kayaknya enak tuh, kerja bareng suami. Kalau aku kayak gitu juga asik kali ya," cletuk Rea tanpa sadar, padahal di sini masih ada Kelvin.

"Hm, besok saya lamar kamu kalau gitu," ujar Kelvin yang membuat Rea melongo.

"Gimana, Pak?" Rea yang kaget pun langsung bertanya.

"Besok saya lamar kamu, biar kamu juga bisa merasakan hal yang sama kayak pasangan tadi." Kelvin menjelaskan secara rinci sembari tersenyum.

"Eh, iya, Pak." Rea berpikir jika ini hanyalah candaan dari Kelvin saja. Karena kan tadi pagi pria itu juga mengerjainya.

Kelvin membalasnya dengan anggukan saja. Rea mengaruk tengkuknya yang tidak gatal karena bingung.

"Pak Kelvin tadi cuman bercanda doang kan, ya? Mana mungkin cowok tampan dan kaya seperti dia mau lamar aku," guman Rea di dalam hati.

Setelah Pak Kelvin pergi dari hadapannya, Rea pun masuk ke dalam kamar mandi.

***

Kini jam sudah menunjukan pukul 16. 00 yang berarti sekarang adalah jam pulang kantor. Rea sudah beres-beres, dia tadi berangkat dengan menggunakan ojek online. Karena Rea yang belum benar-benar hafal jalan dari rumahnya ke kantor ini. Maklum saja karena dia memang tipikal orang rumahan.

Rea lebih senang rebahan di rumah daripada keluar bersama dengan teman-temannya yang lain. Ah iya, bahkan temannya saja hanya sedikit karena Rea yang notabenennya adalah anak introvet. Jadi Rea memang belum benar-benar tahu jalanan-jalanan, bisa-bisa dia nyasar kalau menggunakan kendaraan sendiri.

Tidak hanya itu saja, Rea juga tidak bisa membaca google maps, jadi memang sudah paling benar dia menggunakan ojek online ketika pertama kali masuk bekerja seperti sekarang ini.

"Selamat sore, Pak Kelvin," sapa Rea ketika berpapasan dengan Kelvin.

"Jangan lupa besok sore, Rea," ujar Kelvin yang membuat Rea bingung sendiri.

"Memangnya besok sore ada apaan ya? Apa ada acara di kantor atau gimana?" batin Rea yang kebingungan.

Sekarang Pak Kelvin sudah pergi dari hadapannya. Meninggalkan Rea sendirian ditengah keramaian karyawan yang sedang asik-asiknya pulang kantor.

"Re, lo pulang naik apa?" tanya Lia yang tiba-tiba mendatanginya.

"Eh, Mbak Lia, saya pulang naik ojek, Mbak."

"Oh, yaudah deh gue duluan." Mbak Lia melambaikan tangan ke arahnya, yang dibalas lambaian tangan oleh Rea.

Saat ini Rea sedang menunggu ojek online di depan kantor. Tapi dia tanpa sengaja melihat Kelvin yang mengendarai mobil dengan seorang perempuan di sebelahnya.

"Itu pacarnya Pak Kelvin? Bukannya perempuan itu tadi yang ada di divisi fasilitas ya? Ah, atau itu istrinya? Kan kayaknya Pak Kelvin lebih tua dari aku 8 atau 9 tahunan deh," gumam Rea sembari menatap ke arah mobil itu.

Siapakah yang berada di dalam mobil Kelvin tadi?

My Boss Is My Secret Husband [END]Where stories live. Discover now