7. Pernikahan Yang Tak Diinginkan

94.4K 6.2K 87
                                    

Di sinilah sekarang Rea berada, di atas pelaminan dengan Pak Kelvin di sebelahnya. Ya, dua Minggu berlalu, Pak Kelvin akhirnya mempersunting dia menjadi seorang istri. Jarak umur mereka yang terpaut cukup jauh tidak membuat Pak Kelvin mengurungkan niatnya. Entah, masih menjadi misteri sampai Pak Kelvin mau menikahinya sekarang.

"Rea, saya tahu kamu belum terbiasa dengan saya. Tapi saya yakin, setalah ini pasti kamu akan terbiasa karena kita yang selalu bersama," ujar Kelvin pelan.

Rea tersenyum miris, dia pada awalnya memang menolak keras pernikahan ini. Pak Kelvin memang sangat baik kepadanya selama ini, tapi masalahnya dia masih kecil dan belum mau menikah. Rea masih mau bekerja dan menikmati masa-masa remajanya.

Bahkan satu Minggu sebelum pernikahan, Rea sudah berbicara kepada Ayah dan Bundanya untuk menghentikan semua kegilaan ini. Tapi sayangnya, Ayah dan Ibu tidak mau mendengarkan perkataannya. Karena undangan juga sudah di sebar ke keluarga.

Memang pernikahan ini hanya sederhana, hanya orang-orang terdekat dan keluarga saja yang datang. Tapi anehnya, Pak Kelvin tidak mengundang satu pun karyawan ataupun rekan kerjanya di pernikahan mereka ini.

"Rea, tersenyumlah, tidak enak di lihat oleh tamu undangan jika wajahmu ditekuk seperti itu," bisik Pak Kelvin.

Bagaimana Rea bisa tersenyum jika kondisinya saja seperti sekarang ini. Dia terpaksa harus menikah dengan Pak Kelvin padahal dia tidak mencintai pria itu. Bahkan dengan semua teka-teki yang Pak Kelvin berikan kepadanya.

"Iya, ini senyum." Rea terpaksa memamerkan senyumannya ke arah tamu undangan.

Ya agar mereka semua mengira ini adalah hari bahagia Rea dan Kelvin. Padahal mah sekarang adalah hari yang paling menyendihkan untuk Rea, jika boleh tadi Rea akan kabur saja dari pernikahannya. Tapi sayangnya dia tidak bisa melakukan semua itu.

Kalau dia kabur, dia akan tinggal di mana, akan makan apa dan bagaimana nasibnya nanti? Rea takut harus tidur di kolong jembatan jika kabur. Jadi, Rea terpaksa tidak bisa kabur dalam pernikahannya.

"Cinta bisa datang kapan saja, Rea, jadi kamu tidak usah kawatir," ujar Kelvin seolah-olah tahu apa yang dia pikirkan sekarang.

"Tapi saya heran, kok gak ada satupun orang kantor yang di undang? Bahkan Pak Kelvin meminta saya juga buat gak ngundang teman-teman saya, hanya keluarga dan orang terdekat saja yang di undang." Rea mengeluarkan kebingungannya itu.

"Suatu saat saya akan jelaskan." Lagi-lagi ini yang Rea dengar dari mulut Kelvin.

Rea terdiam, sepertinya memang Pak Kelvin tidak mau memberitahu alasannya. Dari kejauhan, Rea melihat Bang Rio yang kini berjalan ke arahnya dengan senyuman lirih. Tidak bisanya Bang Rio menunjukan wajah seperti itu.

"Rea, gak nyangka banget akhirnya sekarang lo nikah juga. Udah ngeduluin gue, padahal kan gue jodoh aja belum tahu," ujar Bang Rio dengan wajah sedihnya.

"Maaf ya, Bang, ngelompatin." Rea jadi merasa bersalah sekarang.

Padahal dulu dia pikir, jika Bang Rio yang akan menikah duluan. Tapi nyatanya sekarang justru dia yang menikah lebih dulu. Memang tidak ada yang tahu kapan jodoh kita akan datang.

"Bro, jagain adek gue, jangan di sakitin," ujar Bang Rio sembari menepuk pundak Kelvin.

Bang Rio memang lebih muda 1 tahun dari Pak Kelvin, karena umur Bang Rio sekarang 26 tahun. Jaraknya dengan Rea jauh sekali bukan, karena memang dulu Bunda rencananya hanya ingin punya anak satu, tapi malah dia lahir. Tapi Rea tetap di sayangi oleh seluruh keluarganya.

"Pasti," jawab Pak Kelvin dengan mantab.

***

Rea merebahkan tubuhnya di kasur, dia sangat lelah setelah menjadi ratu seharian. Rea juga sudah membersihkan tubuhnya terlebih dahulu tadi dan sekarang memakai baju tidur Doraemon. Rea pun menatap arah langit-langit kamar sekarang.

"Kenapa cerita hidup aku kok kayak wattpad, ya? Tiba-tiba nikah kayak gini," gumam Rea dari dalam hatinya.

Saat Rea sedang melamun, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dan menampilkan Pak Kelvin di depan sana dengan masih menggunakan tuksedo.

"Pak Kelvin ngapain ke sini?" Rea dengan polosnya malah bertanya seperti itu.

"Ya mau ke kamar, mau ngapain lagi." Pak Kelvin langsung masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa paper bag di tangannya. Mungkin baju yang akan dia gunakan.

Rea berpikir, jika mereka sudah menikah itu artinya mereka harus tinggal satu kamar begitu? Pak Kelvin akan tidur di kamarnya malam ini?

"OH NO!!" tanpa sadar Rea berteriak, membuat pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Pak Kelvin yang hanya mengeluarkan kepalanya saja.

"Kenapa, Rea?" tanyanya.

"Eh, gak papa kok, Pak."

Kelvin mengangguk dan kembali masuk ke dalam kamar mandi. Rea gelisah sendiri, dia saja belum pernah pacaran. Memang pacarnya banyak, tapi itu hanya ada di kehaluannya saja saat membawa wattpad. Bergandengan tangan dengan lawan jenis saja tidak pernah, terkecuali dengan keluarganya.

Saking lamanya berpikir, Rea sampai tidak sadar jika Pak Kelvin sudah keluar dari kamar mandi dan sekarang sekarang menatap ke arahnya dengan tatapan bingung. Pak Kelvin juga menatap ke seluruh penjuru kamar Rea yang dipenuhi dengan Doraemon.

"Rea, kamu punya sisir?"

Rea mengangguk dan mencarikan sisir miliknya.

"Tidak ada yang lain?" tanya Kelvin, pasalnya sisir itu bergambar Doraemon pula.

Masak iya dia yang memiliki badan kekar begini menggunakan sisir Doraemon. Tapi mau bagaimana lagi, saat Rea menggeleng tanda jika tidak punya sisir yang lain, Kelvin terpaksa menggunakan sisir Doraemon itu.

"Kamu pecinta Doraemon ternyata," ujar Kelvin yang di angguki oleh Rea.

"Kenapa suka Doraemon?" Kelvin mengajukan perkatanyaan.

"Ada alasan tertentu, yang pastinya tidak bisa saya jelaskan sekarang, Pak." Entah Rea ingin menyindirnya atau bagaimana.

Kelvin tidak menanggapi perkataan Rea lagi, dia lebih memilih untuk menaruh sisir itu di meja dan langsung memegang tangan Rea. Tapi lagi-lagi wanita itu seperti tersentak kaget, persis seperti saat mereka tadi selepas menikah.

"Kenapa?"

"Maaf, Pak, tapi saya belum terbiasa bersentuhan dengan lawan jenis seperti tadi," ujar Rea dengan malu-malu.

Kelvin paham sekarang, pantas saja sewaktu dia mengajak Rea hendak melihat sunset waktu itu Rea duduk agak berjauhan darinya. Bahkan, saat dia suruh pegangan di pinganganya saja waktu itu tidak mau.

"Belum pernah pacaran?" tanya Kelvin yang dibalas gelengan kepada oleh Rea.

Kelvin membalasnya dengan senyuman tipis, dia bisa tahu jika sekarang Rea sangat gugup. Karena mereka memang benar-benar satu kamar dan hanya ada mereka berdua di kamar ini.

"Kamu akan terbiasa nantinya." Dengan cepat, Kelvin memegang tangan Rea dan menahannya untuk duduk di tepi kasur.

Jujur, tangan Rea sangat dingin sekarang, bahkan kegugupan tampak jelas. Oh iya dia baru ingat, ini kan merupakan malam pertamanya dengan Rea.

"Rea, ada yang ingin saya sampaikan kepadamu, ini adalah hal yang paling penting," ujar Kelvin sembari menatap dalam mata Rea.

Kira-kira, apa yang akan Kelvin sampaikan ke Rea?

My Boss Is My Secret Husband [END]Where stories live. Discover now