31. Pesta Perusahaan

36.3K 2.6K 29
                                    

Rea turun dari kamarnya ke lantai bawah untuk menemui Lia dan Dea, kasihan mereka jika dia tinggal terlalu lama.

"Rea, Pak Kelvin gak lagi marah sama kita, kan? Gara-gara tadi kita gak sengaja lihat dia pas gak pakai baju? Soalnya tadi itu mukanya kelihatan judes banget, bahkan pas kita sapa cuman di balas sama senyuman tipis doang. Tapi senyumannya itu kayak gak ikhlas," adu Mbak Lia kepadanya.

Rea mengaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia tidak mungkin kan mengatakan yang sejujurnya kepada mereka berdua jika Pak Kelvin sedang marah karena terpaksa harus memakai kemeja miliknya.

"Lagi badmood aja tu orang, tapi gak apa-apa, kok. Bukan salah kalian juga, jadi gak usah kawatir." Rea berusaha berbicara setenang mungkin.

"Hm, tapi kalau dilihat-lihat Pak Kelvin pas kayak tadi itu terlihat mempesona banget ya. Di balik dia yang selalu pakai kemeja dan jas, ternyata tersembunyi badan yang indah, dan enak di pandang," ujar Dea sembari membayangkan.

"Hus." Lia langsung menyikut Dea, bisa-bisanya Dea malah mengatakan hal semacam itu di depan Rea.

"Eh, maaf Re, gue malah ngelantur ngomongnya." Dea jadi tidak enak hati dengan Rea sekarang.

"Gak apa, Mbak." Rea membalasnya dengan senyuman tipis, itulah alasannya mengapa dia tidak suka suaminya memamerkan badannya.

"Rea, kamar mandinya dimana?" tanya Lia kepadanya.

"Astaga, maaf, Mbak, saya benar-benar lupa." Rea menepuk jidatnya sendiri, dia kan tadi hendak mengantarkan Mbak Lia ke kamar mandi untuk ganti baju.

Akhirnya Rea pun membawa Lia ke kamar mandi terdekat, ini semua gara-gara Pak Kelvin. Jadi kan dia malah melupakan Mbak Lia.

Tapi yang sekarang Rea pikirkan adalah suaminya, bagaimana nanti ketika berada di pesta? Walaupun sudah menggunakan kemeja putih, tapi kan itu kemeja miliknya.

"Re, daripada bengong-bengong gitu, mendingan sini gue dandanin. Pasti nanti banyak yang gak ngenalin lo, karena kan lo gak pernah dandan kalau pergi ke kantor," ujar Mbak Dea sembari melambaikan tangannya, menyuruh dia agar mendekatinya.

Rea mengangguk, ya karena dia juga tidak memiliki make up di rumah. Bukannya Pak Kelvin tidak mau membelikannya make up, hanya saja dia yang memang tidak mau dibelikan.

"Pokoknya malam ini gue bakalan rubah lo total," ujar Mbak Dea dengan semangat.

***

Mereka bertiga sudah sampai di hotel tempat pesta di laksanakan. Tapi sepertinya mereka terlambat datang ke pesta, ini pasti karena Lia dan Dea yang semangat sekali untuk mendandaninya.

"Kayaknya udah gak ada sambutan lagi, deh. Soalnya sekarang udah acara musik tuh," ujar Dea sembari menatap ke sekeliling.

"Ya kan gue udah bilang kalau kita terlambat," cletuk Lia.

"Gak papa, yang penting kan kita datang." Rea mulai menengahi.

Benar juga kan yang dikatakan oleh Rea, yang penting mereka datang untuk menghargai acara perusahaan. Memang pesta ini hanya sekedar untuk acara makan-makan sekaligus mengobrol santai. Di pesta ini juga akan langsung di umumkan siapa peserta yang menang lomba pada tadi pagi.

"Mas Kelvin mana, ya," batin Rea yang kini tengah mencari keberadaan suaminya di sekitar kerumunan ini.

Akhirnya, dari kejauhan Rea melihat suaminya itu sedang berbincang-bincang dengan para pimpinan perusahaan. Mereka memang kompak menggunakan stelan jas hitam dan kemeja putih. Ya, semoga saja tidak ada yang menyadari jika kemeja yang digunakan oleh Pak Kelvin itu kemeja miliknya.

My Boss Is My Secret Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang