35. Pak Kelvin Aneh

37.1K 2.5K 88
                                    

Pagi ini Lia sudah sampai di kantor, dia tengah berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya. Saat sampai, Lia baru melihat Dito di ruangan ini, sedangkan Rea dan Cindy sepertinya belum datang.

"Dit." Lia mendekati meja milik Dito.

Dia segera menarik kursi miliknya dan berhadapan dengan Dito. Lia akan mengajak Dito berbicara empat mata, mumpung yang lain belum datang juga.

"Kenapa, Li?" tanya Dito sembari menyeruput teh yang dia buat tadi.

Lia terdiam sejenak, dia hanya ingin memastikan bahkan tidak ada hubungan apapun diantara Rea dan Dito.

"Lo sama Rea gimana?" Lia sebenarnya ragu untuk menanyakan soal ini.

"Gak gimana-gimana, kita baik-baik saja."

"Bukan itu maksud gue, Dit, tapi ini tentang perasaan. Lo gak benar-benar suka sama Rea, kan? Ya soalnya kemarin itu kan lo sama —"

"Jalan bareng maksudnya?" Dito memotong perkataan Lia.

Lia mengangguk, memang itu yang ingin dia tanyakan. Masalahnya Rea itu terlalu lugu dan polos, dia juga bisa dikatakan masih remaja. Lia hanya ingin menjaga Rea dengan baik, termasuk berusaha untuk membuat Rea bahagia sesuai dengan apa yang di inginkan Pak Kelvin.

"Gue gak ada hubungan apa-apa sama dia. Cuman sekedar jalan aja kemarin, lo sendiri juga tahu, kan. Untuk perasaan, gue kurang yakin sebenarnya. Tetapi, kalau di lihat-lihat Rea itu ternyata cantik juga, walaupun lugu orangnya."

Dari perkataan Dito barusan membuat Lia marah dan emosi. Tapi Lia berusaha untuk mengendalikan.

"Lo gak lagi berusaha buat deketin dia dan main-main sama dia, kan?" Lia sudah mengepalkan tangannya kuat.

"Kok lo kayaknya sewot banget, Li? Mau gue jadiin Rea bahan mainan atau enggak pun juga gak ada hubungannya sama lo, kan? Gue cuman pengen coba dekat aja, kalau nyatanya cocok ya lanjut, kalau gak cocok ya sudah."

Jika bukan temannya, Lia paling akan langsung memukul wajah Dito sekarang juga. Lia sangat tahu bagaimana rasa sakit hatinya karena dipermainkan. Karena itu yang dia rasakan ketika putus dengan mantannya waktu itu. Untung saja dia sekarang sudah mendapatkan pengantinnya.

"Tapi lo itu berusaha ngebaperin Rea, Dito! Perkataan lo barusan semata-mata bakalan jadiin Rea bahan percobaan. Lo cowok punya hati gak? Perempuan itu di jaga dan di lindungi, bukan di jadikan bahan percobaan!!" Lia berkata keras, karena dia geram dengan Dito.

Dito mengerutkan keningnya, perasaan hubungannya dengan Rea tidak akan merugikan Lia. Kenapa perempuan itu malah marah besar kepadanya?

"Udahlah, yang penting bukan lo kan yang gue jadiin bahan percobaan," ujar Dito dengan santainya.

"BRENGSEK LO!!"

PLAKK

Lia yang sudah tidak dapat menahan emosinya lagi, langsung melayangkan tamparan ke arah Dito. Nafasnya memburu, wajahnya pun memerah karena emosi yang meluap tinggi.

"Lia!! Lo udah gila?? Ngapain nampar Dito segala!"

Lia menatap ke arah pintu masuk ruangannya, di sana ada Cindy yang baru berangkat. Lia berusaha menetralkan emosinya.

"Ingat! Perempuan akan menjadi ratu ketika menemukan pria yang tepat. Dan untungnya pria itu bukan lo, Dito!!" Lia masih berteriak, tapi perkataannya barusan membuat Cindy bingung.

"Bentar-bentar, ini kalian pacaran terus putus gitu? Bukannya kita sudah sepakat dulu kalau tidak ada rasa di antara satu tim keuangan ini, ya? Sekarang kan jadinya kacau, hubungan kalian membuat tim kita terpecah," ujar Cindy menyimpulkan.

My Boss Is My Secret Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang