34. Pengobat Rindu

34.4K 2.4K 20
                                    

Rea terbelalak ketika melihat siapa orang yang menarik tangannya barusan, tapi pertanyaannya mengapa orang itu bisa datang kemari? Habis sudah Rea sekarang, dia tidak sanggup untuk berbicara apapun lagi.

"Ngapain kamu di sini? Pakai berduaan sama tu orang! Sudah, ayo kita sekarang pulang!" pria itu menarik tangannya kuat dan membawanya pergi dari hadapan Dito.

Sedangkan Dito tampak diam, apalagi dia melihat Lia yang bersama pria barusan. Tapi, seketika Dito yang sudah sadar pun langsung mengejar Rea.

"Tunggu! Lo siapa maksa-maksa dia buat pulang?" Dito melepaskan tangan Rea dari Rio.

"Gue abangnya, goblok! Lo yang siapa main pergi sama adik gue!" balas Rio kasar.

Untung saja dari kejauhan tadi dia memang yakin jika yang dia lihat adalah Rea. Sebagai seorang Kakak, Rio pasti mendatangi adiknya, karena walau bagaimanapun Rea itu sudah menikah. Tidak seharusnya berpelukan dengan pria lain bahkan di tempat umum seperti ini.

Dito tertegun mendengarnya, hampir saja dia melontarkan kata-kata hujatan dan kasar kepada Rio, untung saja tidak jadi.

"Oh maaf, gue gak gak tahu!" Rio tampak mundur satu langkah.

"Makannya punya otak itu buat mikir!  Gak cuman modus doang, tapi attitude gak ada! Cih!" Rio muak melihat wajah Dito kali ini.

"Mana tampang juga pas-pasan. Ini tempat umum, main peluk-peluk anak orang saja! Apalagi yang lo peluk itu udah punya —"

"Abang! Ayo pulang!!" Rea memotong perkataan Rio.

Bahkan kini Rea menarik tangan Rio agar segara menjauh dari Dito. Walaupun sebenarnya Rio masih ingin melayangkan caci maka ke Dito.

"Gue peringati!! Jangan pernah mendekati Rea, atau lo akan tahu akibatnya. Bangsat!!" Rio menunjuk Dito dengan tangan kanannya, karena tangan kirinya kini di tarik oleh Rea.

Rea paham, Bang Rio masih tersulut emosi sekarang. Dia saja juga masih kesal dan marah kepada Dito yang dengan sengaja menjebaknya agar dapat nonton bersamanya. Yang Rea tidak suka, Dito yang memeluk tubuhnya tadi.

"Lepas, Rea!" Rio menyentak tangan Rea ketika mereka sudah berada jauh dari Dito.

Rio melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap Rea angkuh. Sedangkan Lia hanya dapat melihatnya saja tanpa berniat ikut campur dengan urusan mereka berdua.

"Kamu selingkuh?" Satu pertanyaan lolos begitu saja dari mulut Rio.

"Gak ada, Bang, mana ada aku selingkuh."

"Ingat Re, kamu itu sudah punya suami, bukan pacaran lagi. Mikir gak perasaan Kelvin gimana kalau dia tahu kamu jalan sama pria lain. Mikir gak kalau tahu kamu di peluk sama pria lain selain Abang dan Papa. Seharunya kamu tidak sebebas ini saat Kelvin lagi ada urusan bisnis."

Rea paham, dia memang salah di sini dan pantas untuk di salahkan. Tetapi, dia kan juga tidak pernah menyangka kejadiannya akan seperti ini. Untung saja yang memergokinya tadi Bang Rio, jika Kelvin pasti mereka sudah ribut.

"Bang, tolong jangan kasih tahu Mas Kelvin soal ini, ya. Jujur, tadi aku pikir bakal nonton bertiga, tapi ternyata —"

"Jadi, tadi kamu nonton film berdua? Gak cuman sekedar jalan-jalan doang di mall tapi malah nonton film juga? Rea!! Dimana pikiran kamu!" Bang Rio malah menyela ucapannya, padahal dia belum selesai menjelaskan.

"Mas Dito yang jebak aku, Bang! Kalau tahu cuman berdua pun aku gak bakalan mau. Abang pikir aku selingkuh gitu? Aku suka sama Mas Dito gitu? Enggak, Bang, aku cuman cinta dan sayang sama Mas Kelvin doang. Gak ada sedikitpun di dalam pikiran aku buat selingkuh! Terkadang memang apa yang kita lihat tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan!"

My Boss Is My Secret Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang