18. Pak Kelvin Sang Penyelamat

53.3K 3.9K 44
                                    

Rea dan Kelvin saling menatap satu sama lain. Bagaimana caranya mereka bisa menjelaskan kepada Dicky jika ikannya sudah di goreng oleh Rea tadi malam?

"Gimana nih, Mas?" bisik Rea.

"Mana saya tahu, ini kan juga salah kamu," bisik Kelvin balik.

"Ini kalian malah main bisik-bisikan, udah mana ikan gue sekarang?" Dicky bertanya.

Kelvin mengaruk tengkuknya yang tidak gatal karena dia bingung harus menjelaskan bagaimana. Sedangkan Rea hanya bisa meremas rok yang dia pakai sembari menunduk.

"Kok kalian kayak orang bingung gitu malahan? Gak terjadi apa-apa sama ikan gue, kan?" Dicky sudah mulai curiga.

"Dic, tenang dulu lah. Jadi gini —"

"Ikannya saya goreng tadi malam," potong Rea cepat, karena dia tidak mau bersembunyi di balik kesalahannya.

"WHAT??!" Dicky kaget bukan main.

"Udeh deh jangan bercanda, gak lucu." Dicky masih belum percaya jika ini nyata.

"Kita gak bercanda, Dic, memang benar kalau ikannya semalam di goreng sama Rea." Kelvin mencoba menyakinkan.

"Kalian berdua gila? Itu ikan pesenan pacar gue!! Dia pasti bakalan marah besar sama gue ini!" Dicky tidak tenang.

Rea semakin menundukan kepalanya, sedangkan Kelvin tampak menatap cemas ke arah istrinya. Perlahan-lahan, tangan Kelvin megenggam tangan Rea yang terkepal kuat. Mau bagaimana pun Rea semalam hanya ingin membuatkannya kejutan, walaupun berakhir fatal.

"Gue bakal ganti, tapi mungkin dengan uang. Karena gak mungkin juga hari ini gue beli itu ikan, karena kan ngedapetinnya juga susah." Kelvin merasa dia yang harus bertanggung jawab atas kesalahan istrinya.

"Lo itu tahu kalau ngedapetinnya susah. Gue juga tahu, Vin, kalau uang segitu gak ada apa-apanya bagi lo, tapi ikan itu ibarat buket bunga indah untuk pacar gue. Lo bisa dengan gampang menggantinya dengan uang, tapi masalahnya pacar gue maunya itu ikan," ujar Dicky dengan wajah kekecewaan.

"Iya gue tahu, kalau gitu gue bakalan usahain buat beli ikan kayak itu. Secepatnyalah, gue bakalan kerahin para anak buah gue buat beli itu ikan. Kalau nanti udah dapat, gue bakalan hubungin lo secepatnya. Lo tunda dulu ngasih ikannya ke pacar lo itu, ya kasih alasan apa gitu biar ngasihnya gak hari ini."

Dicky mengacak rambutnya frustasi, membuat Rea semakin meremas tangan Pak Kelvin yang menggenggamnya erat.

"Masalahnya gue udah bilang kalau udah dapat itu ikan dan mau ngasih sekarang. Tapi ya sudahlah." Dicky langsung bangkit dari sofa dan berjalan keluar dari rumah Kelvin.

"Dic," panggil Kelvin yang tidak direspon sama sekali oleh Dicky.

Sekarang tinggal mereka berdua di ruang tamu. Rea benar-benar merasa amat bersalah, seharunya semalam dia tidak sok tahu agar kejadiannya tidak seperti ini.

"Mas, saya cuman biasanya nyusahin ya? Temennya Mas Kelvin jadi marah sekarang." Rea mengerucutkan bibirnya dengan wajah memelas.

"Jadikan semua ini pembelajaran, Rea. Jika tidak tahu itu bertanya, bukan malah sembarangan berbuat." Kelvin bukannya menenangkan Rea malah membuat Rea semakin merasa bersalah.

"Iya, saya benar-benar menyesal, Mas." Rea menghela napas beratnya.

Kelvin menatap wajah istrinya sejenak, tanpa aba-aba dia langsung membawa Rea ke dalam pelukannya.

"Sudah tidak apa, tidak usah terlalu di pikirkan," ujar Kelvin sembari mengusap punggung isterinya.

Rea kan jadi baper jika langsung di peluk seperti ini oleh Pak Kelvin. Apalagi suara Pak Kelvin barusan sangat lembut dan menenangkannya.

My Boss Is My Secret Husband [END]Where stories live. Discover now