40. Hal Mengejutkan

47K 3.2K 114
                                    

Cindy terdiam saat mendengar perkataan Pak Kelvin barusan.

"Maksud Pak Kelvin apa? Saya melakukan kebusukan apa?" tanya Cindy tidak paham sembari berdiri dari jongkoknya.

Kelvin tersenyum sinis, dia mengambil telpon kantor dan menelpon Dea untuk memanggil seseorang ke ruangannya lagi.

Suasana menjadi sunyi, baik Kelvin dan Cindy tidak ada yang berbicara. Mereka sama-sama bungkam dan hanya dentingan jam yang terdengar untuk saat ini. Sampai seseorang pun mengetuk pintu rumahnya.

"Masuk," perintah Kelvin dengan tegas.

Cindy menatap ke arah pintu masuk, di sana ada seorang pria yang datang dengan wajah bingungnya. Pria itu kini berdiri di samping Cindy.

"Maaf, ada apa Pak Kelvin memanggil saya kemari?" tanya pria tersebut.

"Saya tahu kalian bekerja sama selama ini bukan."

Cindy dan pria itu saling bertatapan satu sama lain. Entah apa yang Pak Kelvin maksud sebenarnya.

"Kerja sama bagaimana maksudnya, Pak?" tanya pria tersebut kebingungan.

"Fandi, pekerjaan kamu apa di kantor ini?" tanya Kelvin dengan wajah tenang.

"Operator CCTV, Pak." Pria yang bernama Fandi itu menjawab dengan gugup.

"Kenapa rekaman CCTV saat Rea diperlakukan tidak adil hilang? Kamu sengaja menghilangkannya agar saya tidak punya bukti begitu?" Tatapan sinis Kelvin lontarkan.

Fandi menatap ke arah Kelvin sejenak, dia terlihat sangat gugup dan panik.

"Sa–saya tidak tahu, Pak. Tetapi, saya memang tidak pernah menghilangkan rekaman itu, mungkin CCTV-nya rusak atau bagaimana." Fandi mencoba menjelaskan.

Tatapan Kelvin kini berpindah ke Cindy. Seperti Kelvin sedang menuduh Cindy yang telah menghapusnya.

"Bukan saya, Pak, bahkan saya saja juga tidak tahu mengapa bisa hilang." Cindy langsung menjelaskan, padahal Kelvin belum bertanya lagi.

"Oh begitu, lalu untuk apa kamu ingin masuk ke ruangan saya sewaktu Dea dan saya tidak ada di ruangan? Apa yang kamu cari, Cindy? Ingin menaruh berkas di ruangan saya begitu? Bukankah seperti biasa, jika saya sedang tidak ada di ruangan, maka semua berkas diberikan ke Dea." Kelvin menjeda ucapannya, sedangkan Cindy semakin terpojokkan.

"Saya kira kamu sudah tahu peraturan itu, karena kamu sudah cukup lama bekerja di perusahaan ini." Kelvin meneruskan ucapannya, dia menunggu jawaban dari Cindy.

Cindy semakin gusar, dia bingung ingin mencari alasan apa.

"I–itu, Pak."

"Itu apa? Karena sebenarnya yang ingin mencuri itu kamu, bukan Rea. Jadi, jika suatu saat ada pencurian di ruangan saya lagi maka orang-orang akan menuduh Rea begitu. Karena sekarang kamu membuat Rea seolah-olah menjadi seorang pencuri."

Kelvin berusaha untuk menghadapi Cindy dengan segala kesabarannya. Mengingat Cindy adalah perempuan, dia tidak bisa bersikap kasar.

"Pak Kelvin tidak bisa menuduh saya tanpa bukti." Cindy tidak terima dengan asumsi dari Pak Kelvin.

"Bukti? Kamu pikir saya tidak memiliki bukti karena rekaman CCTV itu sudah kamu hapus dan bekerja sama dengan Fandi untuk menghapusnya begitu? Bahkan semua bukti adegan kamu mencuri di ruangan saya yang kemarin-kemarin kamu hapus juga." Kelvin tersenyum sinis ketika Cindy terlihat gusar.

"Saya baru tahu ada seorang pencuri yang menuduh orang lain mencuri." Kelvin mengejek Cindy dengan senyuman kecil.

"Pak maaf sebelumnya, tapi untuk penghapusan rekaman CCTV saat Cindy mencuri saya tidak tahu. Entah kapan Cindy masuk ke dalam ruangan CCTV dan menghapusnya." Fandi tidak mau ikut di salahkan.

My Boss Is My Secret Husband [END]Where stories live. Discover now