10. Rea Membuat Gemas

81.1K 5.3K 123
                                    

Rea sungguh malas, karena ini hari Senin dan dia harus berangkat kerja. Pasalnya Pak Kelvin tidak membiarkan dia untuk cuti nikah, mengharuskan mereka berdua berangkat ke kantor pada pagi hari ini.

"Pagi-pagi itu yang semangat, masih pagi gini kok udah loyo," tegur Kelvin ketika dia melihat istrinya duduk di meja makan dengan wajah lesu.

Rea tidak menggubris perkataan Kelvin, dia memang sedari tadi menunggu pria itu untuk datang ke meja makan agar mereka bisa makan bersama. Karena biasanya jika di rumah dulu Rea selalu sarapan bersama dengan kedua orang tuanya dan juga Bang Rio.

"Kayaknya tadi saya ada ngomong sama manusia, kenapa rasanya lagi ngomong sama tembok, ya." Kelvin nyindir, Rea tahu soal itu.

"Iya, selamat pagi, Pak." Rea terpaksa menyapa pria itu.

Sekarang Rea paham, tidak semua bos itu galak, cuek dan dingin. Buktinya Pak Kelvin, dia banyak bicara, jail dan ramah bukan. Tetapi Rea tetap tidak bisa menaruh perasaan kepada pria itu sekarang, walaupun kata orang cinta akan datang karena terbiasa. Entah itu benar adanya atau hanya kata orang saja.

"Kok, Pak, sih, manggilnya itu sa -" Kelvin memancing Rea untuk memanggilnya sayang.

"Sa? Namaku Rea bukan Sa," balas Rea cuek, membuat Kelvin melongo.

Kelvin seketika menepuk jidatnya sendiri, kenapa dia bisa memiliki istri se polos Rea begini? Tapi tidak apa, itu adalah hal unik untuk Kelvin.

"Di kening Pak Kelvin ada nyamuknya? Kok tadi saya gak lihat," cletuk Rea.

Kelvin terdiam, padahal dia tadi menepuk keningnya sendiri itu karena gemas dengan Rea, eh ini malah dikira ada nyamuk di keningnya.

"Iya kayaknya, coba kamu lihat ini bekas gigitan nyamuknya benjol apa enggak." Pak Kelvin berdiri dan mendekatkan tubuhnya ke Rea.

Rea menatap intens kening Pak Kelvin untuk memastikan. Tapi sepertinya baik-baik saja, tidak ada yang benjol sama sekali.

"Gak papa itu kok, Pak."

"Beneran? Kok saya gak percaya, sih. Coba kamu cek sekali lagi deh."

Kelvin pun semakin mendekatkan wajahnya ke arah Rea, bahkan sekarang jarak wajah mereka hanya beberapa centi saja.

Rea yang awalnya fokus ke kening Pak Kelvin kini malah fokus ke wajahnya. Mereka tiba-tiba saja saling melemparkan tatapan mata masing-masing. Saling menyelami pandangan yang membuat mereka berdua gugup sendiri.

"Ini Pak Kelvin mau ngapain, ya," gumam Rea dalam hati.

Beberapa detik kemudian, Pak Kelvin mendaratkan ciumannya ke kening Rea sekilas. Membuat Rea langsung melotot saking kagetnya.

"Ada baiknya, suami itu mencium kening istrinya dipagi hari sebelum berangkat bekerja dan istri mencium punggung tangan suaminya sebelum kerja." Pak Kelvin mengarahkan tangannya ke Rea.

Entah sadar atau tidak, Rea menyambut uluran tangan itu dan menciumnya pelan. Membuat sudut bibir Kelvin terangkat seketika.

"Nah, ini harus di biasakan," ujar Pak Kelvin sembari senyum-senyum.

Rea seperti orang linglung, dia merasa tadi itu seperti sebuah mimpi belaka. Tolong bangunkan Rea jika semua ini memang hanya mimpi saja.

"Rea," panggil Kelvin lembut.

"Iya, Pak," balas Rea dengan tatapan kosong.

"Manggilnya Sayang atau Mas dong malau di rumah itu." Entah sudah berapa kali Kelvin mengingatkan istrinya itu seperti ini.

"Iya, Sayang." Rea sepertinya masih belum sadar dengan apa yang dia katakan.

Pandangan Rea benar-benar masih kosong, semua ini rasanya seperti mimpi yang membahagiakan untuknya.

My Boss Is My Secret Husband [END]Where stories live. Discover now