28. Kabar Buruk

38.6K 2.6K 81
                                    

Rea melihat Pak Kelvin berdiri berhadapan dengan Mbak Dea, tapi tangan Pak Kelvin berada di rambut Mbak Dea. Sontak karena melihat kedatangan Rea, Pak Kelvin langsung menarik tangannya dari rambut Mbak Dea dan menjauhkan tubuhnya.

"Re–rea," ujar Pak Kelvin gugup.

Rea merasa hatinya sangat sakit, apa yang tadi mereka berdua lakukan ketika berada di dalam ruangan berdua? Kenapa tangan Pak Kelvin bisa berada di rambut Mbak Dea? Apakah memang mereka berdua sebenarnya ada hubungan yang dirahasiakan?

Atau jangan-jangan sebenarnya Pak Kelvin itu tidak mencintainya, tapi mencintai Mbak Dea? Tapi kenapa Pak Kelvin malah menikahinya? Seharunya kan menikahi Mbak Dea saja bukan, dia bahkan wanita yang lebih dewasa darinya. Sedangkan dia masih remaja dan kekanak-kanakan, mungkin tidak sebanding dengan usia Pak Kelvin sekarang yang lebih tua darinya.

"Ini ada titipan dokumen dari Mbak Lia." Rea langsung menaruh dokumen itu di meja Pak Kelvin.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak. Maaf telah menganggu waktunya." Rea keluar dari ruangan itu dengan mata memerah.

Jujur dia kesal, marah, cemburu, dan kini perasaanya campur aduk. Bukannya Rea balik lagi ke ruangannya, dia malah ke kamar mandi. Sedangkan sampai sekarang saja Pak Kelvin tidak berusaha untuk mengejarnya, entahlah sebenarnya apa yang pria itu inginkan.

Rea segera masuk ke dalam kamar mandi, tapi di dalam kamar mandi itu dia malah menumpahkan air matanya.

"Kok dia jahat, sih, memangnya aku salah apa? Kalau udah gak cinta sama aku ya bilang aja, kalau maunya sama Mbak Dea kenapa harus nikahi aku?" gumam Rea dalam tangisannya.

Dia sebenarnya tidak mau menangis, tapi entah kenapa air mata sialan ini malah luruh begitu saja dari pelupuk matanya. Untuk apa juga dia menangisi pria seperti itu bukan.

Rea pun menghapus jejak-jejak air matanya, sebelum dia keluar dari kamar mandi dia harus terlihat baik-baik saja. Karena nanti saat sampai di ruangan pasti akan di tanya-tanya jika wajahnya sembab.

Tak butuh waktu lama, Rea sudah sampai di ruangannya kembali. Tapi kali ini wajahnya di tekuk, tidak ada kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya kini.

"Rea, udah kamu kasih dokumen titipan Lia ke Pak Kelvin, kan?" tanya Mbak Cindy padanya.

"Udah kok, Mbak," balas Rea dan langsung duduk di kursinya.

"Re, lo gak apa-apa?"

Entah Mbak Cindy menyadari keanehan wajahnya ini atau bagaimana. Tapi Rea tetap menjawab jika dia tidak apa. Agar Mbak Cindy tidak curiga dengan apa yang dia alami.

***

Sore harinya, Rea memutuskan untuk pulang dengan menaiki ojek online. Padahal biasanya, dia akan ke pohon beringin karena suaminya yang pasti menunggu di sana. Rea pun sekarang tidak perduli, mau suaminya itu menunggu dia juga terserah.

"Loh, kok Mbak Rea pulang sendiri, Mas Kelvinnya mana?" tanya Bi Lastri pembantu di rumahnya.

"Gak tahu, Bi," balas Rea malas.

Dia langsung berlalu begitu saja dari hadapan Bi Lastri. Rea memutuskan untuk berjalan ke kamarnya, dia setelah ini akan membersihkan diri.

Selang sekitar 1 jam dari kepulangan Rea, Kelvin pun sudah sampai di rumahnya. Dia tadi memang menunggu Rea di pohon beringin seperti biasanya, tapi Rea malah tidak bisa di hubungi dan tidak datang-datang ke sana. Untung saja dia diberi tahu Bi Lastri jika Rea sudah pulang ke rumah.

"Kamu pulang duluan kok gak ngasih tahu saya?" tanyanya kepada sang istri ketika sudah sampai di kamar.

Rea yang sedang asik membaca novelnya itu pun tak menggubris perkataan suaminya. Biarkan Pak Kelvin mau berbicara apapun, dia juga tidak perduli.

My Boss Is My Secret Husband [END]Where stories live. Discover now