6. Di Ajak Ke Suatu Tempat

92.4K 6.5K 119
                                    

Rea harus menjawab pertanyaan Pak Kelvin bagaimana? Masalahnya map satu lagi yang dia bawa ini tidak ada isinya sama sekali.

"Oh ini." Rea menaruh map itu di meja depan Kelvin.

Dengan perlahan-lahan, Rea membuka map tersebut. Kelvin tampak serius memperhatikan map yang akan dibuka oleh Rea sekarang. Bahkan suasana di antara mereka berdua sekarang menjadi hening. Rea melambatnya membuka map itu untuk melihat reaksi Pak Kelvin bagaimana. Sepertinya Pak Kelvin sudah tidak sabar untuk melihat apa isi map itu.

"Plengeh," ujar Rea semari membuka map itu cepat.

Kelvin dibuat melongo, dia langsung menatap tajam ke arah Rea sekarang. Bisa-bisanya perempuan itu mengerjainya, padahal dia sudah serius untuk melihat apa isi dari map yang Rea bawa.

"Rea!!"

"Hehehe, maafken Rea, Pak. Habisnya Pak Kelvin serius banget sih ngelihatinnya, jadi saya kerjain aja, deh." Rea cengengesan, dia merasa tidak canggung lagi dengan Pak Kelvin.

Walaupun Rea memang masih tetap canggung dengan karyawan yang lain. Karena sebenarnya tergantung mereka, jika mereka bisa ramah seperti Pak Kelvin ini dia bisa dengan cepat akrab, tapi jika tidak maka akan sangat sulit sekali akrab.

"Sudah sana kembali ke ruangan, pusing saya lihat kamu di sini." Kelvin kesal, karena dia bisa-bisanya jatuh ke dalam jebakan Rea.

"Maafin saya sekali lagi ya, Pak. Saya permisi dulu kalau gitu." Rea bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah pintu.

"Rea!" Pak Kelvin malah memanggilnya, membuat Rea langsung mengembalikan badan dan menatap pria itu.

"Udah pernah lihat sunset?"

Satu pertanyaan yang Rea jawab dengan gelengan kepala.

"Lihat sunset kayak di pantai atau di atas bukit gitu kan, Pak? Kalau itu mah saya belum pernah." Rea berbicara dengan jujur.

"Kalau begitu, nanti sore saya ajak kamu lihat sunset. Sekarang kamu boleh bekerja kembali."

Meskipun bingung, Rea hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Dia langsung keluar dari ruangan Pak Kelvin untuk kembali ke ruangannya sendiri.

Sesampainya di ruangan, Rea masih seperti orang bingung. Apakah tadi ajakan dari Pak Kelvin itu benar-benar nyata atau hanya candaan semata? Tapi mengingat akan lamaran yang tadi malam, membuat Rea yakin jika itu semua bukan sebuah candaan semata.

"Rea, udah lo kasih ke Pak Kelvin?" tanya Mbak Cindy saat dia sudah duduk di kursinya.

"Sudah kok, Mbak."

"Terus Pak Kelvin ada bilang apa gitu kok yang nganterin lo bukan gue?"

"Gak ada bilang apa-apa, kok." Rea terpaksa berbohong, jika tidak maka pasti Mbak Cindy akan terus bertanya.

Padahal Rea kan sekarang sedang membutuhkan waktu untuk berpikir. Saat Rea sedang mengerjakan pekerjaan, tiba-tiba ponselnya bergetar yang menandakan ada notif pesan masuk.

086455*****

Rea, ini saya Kelvin

Eh, Pak Kelvin kok tahu nomor saya?

Kamu bawa kendaraan?

Enggak, Pak, memangnya kenapa?

Bagus, saya tunggu di dekat pohon beringin dekat kantor selepas pulang kerja. Kamu akan tahu sendiri akibatnya kalau tidak datang.

My Boss Is My Secret Husband [END]Where stories live. Discover now