9 Mulai Bekerja

10.2K 735 281
                                    

Hey guys...!!!  Welcome back to my story...!!!

Gimana kabarnya??  Udah nungguin Krystal dan Dom kann??
Kalo gitu tanpa berlama-lama kita langsung aja guysss mumpung sinyal Author lagi muncul.

Sebelum baca kalian wajib banget tekan vote dan jangan lupa tinggalin komen ya guys. Vote dan komen harus seimbang nih, kalo bisa seimbang sama pembaca juga. Follow author untuk more info ya..

Hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

"Siapa yang tau, mungkin saja pelakunya berada dekat sekali denganmu." sahut Dom sambil menoleh pada Krystal degan wajah datarnya.

Krystal juga ikut menoleh pada Dom yang tampak menatapnya dengan wajah datar dan entah mengapa tatapannya membuat Krystal merinding.

Melihat itu Dom mendekati Krystal sehingga membuat gadis itu pun mundur. Tapi Dom tetap memajukan tubuhnya hingga tubuh Krystal sudah mentok pada pinggiran sofa. Gadis itu menatap Dom penuh kewaspadaan.

"Mau apa kau?" tanya Krystal serius. Tengkuknya masih merinding sampai ke lengan atasnya.

Dom tidak menjawab dan semakin memajukan tubuhnya. Ia memajukan wajahnya hingga hidungnya menyentuh hidung Krystal. Matanya menatap lekat mata Krystal yang sedang menatapnya balik dengan sorot waspada namun juga sorot ketakutan.

"Menurutmu?" tantang Dom.

"Jangan bercanda." balas Krystal.

Dom tersenyum smirk mendengar kalimat penuh sarkasme dari gadis di hadapannya. Gadis ini sangat menarik. Dom kembali memajukan wajahnya.

Cup.

Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir Krystal. Membuat gadis itu langsung membelalakkan matanya tak percaya. Bisa-bisanya pria ini.

"Menikmati apa yang tersaji di depanku." ucap Dom disertai dengan seringaian menyebalkan. Lalu segera beranjak berdiri dan hendak meninggalkan Krystal.

"Ah, sebaiknya kau berhati-hati mulai sekarang, sasaran psikopat bisa siapa saja, termasuk dirimu." ucap Dom sebelum benar-benar berlalu dari ruang TV itu.

"Ah sialan, bisa-bisanya aku takut dengannya, dan kurang ajar sekali dia menciumku sembarangan, dia pikir dia itu siapa?" gerutu Krystal sambil bersungut-sungut.

***

Dom berdiri di depan sebuah gedung yang kini sedang ramai diperbincangkan. Pemuda itu memandang lekat ke arah bangunan, tepatnya ke salah satu jendela di lantai atas. Tatapannya sangat datar dengan wajah tanpa ekspresi, sementara tangannya sedang memainkan sebuah benda. Dom memutar-mutar benda persegi di tangannya itu dengan lihai.

Dom memiringkan kepalanya sebentar sebelum kaki jenjangnya mulai melangkah perlahan menuju gedung tersebut. Tubuh tingginya membuat beberapa orang yang berpapasan dengannya merasa terintimidasi. Namun tentu saja Dom tidak akan repot merasa tidak enak dengan respon orang-orang.

Pemuda itu memasuki gedung dengan wajah datarnya yang tenang dan berjalan menuju meja resepsionis. Sosoknya yang mengintimidasi membuat wanita yang duduk di balik meja resepsionis segera berdiri dan menatap Dom dengan sikap waspada.

"Ada yang bisa dibantu Sir?" tanya wanita resepsionis.

Dom mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukkan sebuah iklan di sana.

"Aku melihat ini, apakah kalian masih membutuhkannya?" tanya Dom balik kepada resepsionis wanita itu.

Sang resepsionis segera melihat isi ponsel Dom yang memuat iklan perusahaannya tentang pengumuman perekrutan staff gudang. Lalu wanita itu segera melihat Dom kembali dengan tatapan tak yakin.

The Owner of The Psychopath (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt