38 No Others

1.8K 211 42
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Malam minggu waktunya Krystal dan Dom menyapa kita semua 🎉

Oke langsung aja tanpa basa basi. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Krystal menatap suasana jalanan yang ramai di depannya. Ada banyak penjual makanan di pinggir jalan dan suasana yang sangat ramai. Bahkan ia cukup kesulitan untuk mendapatkan tempat untuk duduk dan beristirahat. Ya, mereka berencana untuk segera meninggalkan kota ini yang dipenuhi banyak sekali manusia.

"Ini, kereta akan berangkat 1 jam lagi, lebih baik sekarang kita mencari makanan higienis dulu," ujar Dom yang baru datang memberikan sebotol air mineral untuk Krystal.

Krystal menatap sekelilingnya yang banyak sekali penjual makanan jalanan. Hanya saja semua itu tidak terlihat higienis. Beberapa makanan diaduk langsung menggunakan tangan yang juga digunakan untuk melakukan hal lain. Bahkan di beberapa tempat dapat Krystal lihat ada yang menggunakan kaki untuk mengaduk makanan. Entahlah ia juga tidak mengerti mengapa seperti itu. Mungkin budaya mereka memang seperti itu.

"Baiklah," ucap Krystal yang segera bangkit dan berjalan bersama Dom.

Baru beberapa langkah mereka berjalan, tiba-tiba Dom berhenti. Krystal yang tidak tahu apa-apa hanya menatap Dom bingung. Tidak tahukah Dom kalau Krystal sangat kepanasan sekarang?

Dom kembali berjalan setelah berhenti sejenak. Tapi kali ini ia berjalan dengan cepat. Krystal sampai kuwalahan mengimbangi langkah Dom. Mereka terus berjalan, melewati berbagai gang-gang dan toko-toko di pasar. Dom membawa Krystal berjalan cepat dengan rute tak beraturan. Dom bahkan membeli kain panjang khas Negara ini dan memakaikannya ke tubuh Krystal menutupi rambut sampai tubuh bagian atasnya.

"Dom, apa yang terjadi?" tanya Krystal yang sudah mengerti ada sesuatu yang tidak beres.

"Terus melangkah, bertindak seolah-olah tidak apa-apa," perintah Dom sambil mengambil sebuah topi di gantungan dan memakainya begitu saja.

"Apa kita akan langsung ke kereta?" tanya Krystal lagi.

"Tidak, kita ke supermarket untuk membeli makanan," jawab Dom tenang. Kali ini ia mengambil sebuah rompi di gantungan toko dan memakainya tanpa merasa bersalah.

"Dom, kau mencurinya," protes Krystal.

"Akan kubayar kalau ke sini lagi suatu saat nanti," jawab Dom tidak perduli.

"Bahkan kau belum tentu ingat di toko mana kau mengambil barangnya," oceh Krystal.

"Kalau begitu kubeli semua tokonya," ujar Dom lagi sambil menggiring Krystal untuk berbelok di gang baru.

Krystal hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Bahkan Dom selalu menumpang di apartment-nya, bagaimana caranya pria itu akan membeli semua toko di sini?

***

Dom membeli makanan kemasan untuk Krystal. Mereka makan di sebuah supermarket yang terletak tak jauh dari stasiun kereta.

"Jadi apa yang terjadi tadi? Kenapa kita harus menghindar?" tanya Krystal setelah memakan setengah makanannya.

"Ternyata kau mengetahuinya," komentar Dom.

"Ada 2 orang pria yang kulihat di Bulgaria tadi ada di pasar itu, mereka tidak terlihat seperti turis yang datang ke sini," lanjut Dom.

"Maksudmu?" tanya Krystal bingung.

"Jika ini ada hubungannya dengan Rodriguez seperti yang ayahmu katakan, maka mereka bisa berada di mana saja. Jalur yang kita lalui, pasti ada yang berjaga untuk jalur ini, aku yakin sekali 2 orang tadi adalah mereka," jawab Dom tampak fokus memakan makanannya.

"Mereka sampai di sini?" tanya Krystal tak percaya.

"Bukan tidak mungkin yang berjaga untuk 1 jalur ada lebih dari 1 tim. Kita harus selalu waspada," jawab Dom lagi.

"Apa mereka melihat kita tadi?" tanya Krystal mulai cemas.

Dom menggeleng, tapi ia menatap wajah Krystal dengan serius. Wajah itu terlalu mencolok. Meskipun tidak pernah dipublikasikan dimanapun, tapi semua orang di dunia bawah mengenal siapa itu Zachary Lincoln.

"Kita harus melakukan sesuatu dengan wajahmu," ujar Dom yang membuat Krystal mengernyit bingung.

***

Krystal sudah memasuki kereta bersama Dom. Sejak tadi banyak sekali orang yang menatap pria di sampingnya dengan tatapan memuja, selain itu juga banyak yang menatapnya dengan tatapan penuh cemoohan.

Bagaimana tidak? Dom membuat wajah Krystal terlihat sangat jelek sekarang. Ia mengolesi sesuatu yang membuat wajah putih Krystal menjadi cokelat, belum lagi bintik-bintik merah yang sengaja dibuat Dom menambah kesan jelek pada wajahnya. Oh jangan lupakan bulatan hitam di salah satu pipinya. Tidak hanya di wajah, Dom juga mengolesi sesuatu itu di seluruh kulit Krystal yang terlihat dari luar. Lengkap sudah kejelekan Krystal hari ini. Benar-benar sang pangeran dan si buruk rupa.

Dom membawa Krystal duduk di salah satu kursi. Ia duduk di pinggir jendela, sementara Krystal duduk di sampingnya. Sedari tadi wajah Krystal sudah sangat masam. Gadis itu hanya menatap ke arah depan tanpa berniat menoleh pada Dom sedikitpun.

Kereta berjalan mulai meninggalkan kota itu. Setelah beberapa lama, Dom menatap Krystal yang sedari tadi hanya diam. Pria itu menggenggam tangan Krystal namun langsung ditepis begitu saja. Dom mengernyitkan keningnya heran.

"Ada apa?" tanya Dom heran.

Krystal hanya diam tanpa berniat menjawab pertanyaan Dom. Wajahnya sangat datar menatap dinding pembatas di depannya.

"Krys? Kau baik-baik saja?" tanya Dom lagi yang tidak mendapatkan respon apapun dari gadisnya.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

The Owner of The Psychopath (END)Where stories live. Discover now