10 Proof

4.2K 293 50
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story..!!!

Gimana kabarnya para pembaca The Owner Of Psycophat ni? Sudah lamaaaaa kali tak jumpa. Udah lebih dari setahun ya...

Tapi hari ini Author balik lagi ke lapaknya Krystal dan Dom yang udah lama tercampakkan. Untuk kisah panas-panas yang kalian suka adanya di sini, bukan di lapak lain yaa...

Kalo gitu langsung aja kita masuk ke cerita
Hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Krystal terburu-buru memasuki ruangan PICU karena ia menerima telfon darurat dokter Doughlas yang menyuruhnya segera sampai ke rumah sakit. Sesampainya di sana ia melihat pria yang menjadi saksi kasus pembunuhan tengah menjerit keras dan sedang ditangani oleh dokter Doughlas beserta tim perawat di sana.

"Dokter apa yang terjadi?" tanya Krystal begitu ia sampai di ruangan.

"Dokter Krystal syukurlah kau sudah datang, bisakah kau meracik obat untuknya sekarang? Aku sudah membawa peralatan dan bahannya di sana." tunjuk dokter Doughlas menunjuk atas meja yang terdapat sebuah tas besar.

Krystal segera mengangguk dan mengerjakan apa yang menjadi pekerjaannya.

*

Krystal menghempaskan tubuhnya di atas kursi kerjanya sambil memijit pelipisnya. Laki-laki itu banyak menguras tenaganya pagi ini. Padahal ia baru bisa memejamkan matanya jam 3 pagi karena Dom yang terus saja mengganggunya. Sekarang ia sangat mengantuk dan ingin sekali tidur, tapi waktu sudah menunjukkan beberapa menit sebelum pasien mulai datang sesuai jadwal.

Saat ia akan membuka jadwal kunjungan pasien di ponselnya ia melihat sebuah pesan dari nomor tak dikenal.

"From : 020 01xxxxxx

Jangan lupa membuat makan malam."

Begitulah isi pesannya.

Krystal mengernyit membaca isi pesan dari nomor tak dikenal tersebut. Apalagi isi pesannya mengingatkannya akan kewajibannya membuat makan malam. Memangnya siapa yang mengetahui tentang peraturan konyolnya bersama Dom kalau bukan... Oh benar sekali. Pasti pesan aneh ini dari Dom. Dasar laki-laki brengsek. Tidak henti-hentinya mengganggu ketenangannya.

Krystal segera meletakkan ponselnya sebelum dirinya bangkit untuk membeli makanan karena ia yang tidak sempat sarapan merasa begitu lapar sekarang.

***

Seorang berbadan tegap datang bersama 2 orang lain dan segera menuju ke ruangan dokter Doughlas. Dia adalah detektif Sean Wesley dan anak buahnya.

"Selamat siang dokter. Berdasarkan laporan polisi penjaga, pasien Shawn O'Neill menggila setelah diinterogasi sedikit mengenai hari pembunuhan Daniel Andreas." ucap detektif Sean.

"Ah ya benar Detektif." Jawab dokter Doughlas.

"Apa yang terjadi? Kenapa Shawn menggila setelah ditanya apa yang dia lakukan di depan gedung? Apa ada yang dia katakan?" tanya detektif Sean beruntun.

"Sebenarnya bukan itu yang memicu kegilaannya." Jawab dokter Doughlas.

"Apa maksud dokter?" tanya detektif Sean penasaran.

"Bolpoint." Jawab dokter Doughlas tampak mengingat kembali apa yang terjadi pagi ini. Detektif Sean tampak mengerutkan keningnya.

"Awalnya saat ditanyai pertanyaan sederhana tidak ada yang terjadi padanya. Bahkan ia dapat menjawab dengan lancar. Hanya saja saat pertanyaan mulai mengarah pada hari dimana terjadinya pembunuhan itu, ia mulai menunjukkan keagresifan." lanjut dokter Doughlas.

The Owner of The Psychopath (END)Where stories live. Discover now