35 Long Journey

1.7K 242 24
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang nungguin Dom dan Krystal??

Yang penasaran kemaren tegang-tegang gitu. Ini waktunya kalian membayar rasa penasarannya.

VOTE sekarang juga untuk syarat baca nya. Setelah itu perhatikan dan baca baik-baik ya

Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Krystal menatap Dom penasaran. Kenapa Dom menatapnya seperti itu? Apa ada hal yang buruk? Kenapa ayahnya sampai ingin berbicara dengan Dom?

"Ada apa Dom? Kenapa wajahmu begitu?" tanya Krystal penasaran.

Dom langsung menggenggam tangan Krystal dan membawanya keluar dari butik.

"Dom? Kita mau kemana? Aku masih belum selesai dengan bajunya." tanya Krystal lagi.

"Kita tidak punya banyak waktu Krys." Jawab Dom mendorong pintu kaca dan membawa Krystal pergi dari butik Annelish. Ia membawa Krystal berjalan dengan cepat menyelinap ke balik gedung-gedung.

"Apa yang terjadi Dom? Kenapa kita harus berjalan seperti menjauhi sesuatu?" tanya Krystal yang sudah sadar ada yang tidak beres.

"Kita harus pergi dari sini." jawab Dom seadanya.

"Kemana?" tanya Krystal lagi.

"Keluar dari Stockholm." Jawab Dom masih memperhatikan sekeliling dengan teliti.

"Dom katakan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kita harus keluar dari Stockholm? Apa yang ayahku katakan padamu?" tanya Krystal serius.

"Ayahmu memiliki musuh. Musuhnya sedang menggeledah rumahmu sekarang. Mereka akan mencarimu begitu menyadari kau tidak ada di sana." jawab Dom mencoba merangkai kata yang paling mudah dicerna.

Krystal menghentikan langkahnya. Gadis itu menatap Dom dengan wajah horror.

"Kau bilang menggeledah rumahku? Lalu bagaimana dengan Mommy dan Bryan?" tanya Krystal tegang.

Dom menoleh dan menatap Krystal intens. Ia mendekati gadis itu sebelum mulai mengatakan sesuatu.

"Aku yakin mereka dalam kondisi aman sekarang. Ayahmu memintaku untuk melindungimu sampai kita bisa bertemu lagi dengannya nanti. Jadi sekarang kuminta padamu untuk menuruti semua yang kukatakan. Kau paham Sweet?" ujar Dom serius.

"Kau yakin mereka aman?" tanya Krystal masih tegang.

"Aku percaya dengan kemampuan ayahmu. Apa kau tidak percaya padanya?" Dom balik bertanya.

Krystal menatap Dom dengan penuh ketegangan. Perlahan ia menganggukkan kepalanya. "Aku percaya padanya." ucapnya.

"Bagus. Sekarang kita harus menjauh dari sini." ucap Dom kembali membawa Krystal untuk berjalan cepat di pinggir-pinggir gedung.

Mereka berjalan melewati daerah pinggir kota. Dom sengaja melakukan itu untuk membuat jejak mereka tidak mudah diketahui. Saat sudah sampai di daerah yang didominasi pepohonan, Dom menghentikan langkahnya. Pria itu mengeluarkan ponsel Krystal yang sejak tadi masih dibawanya.

Dom mengambil sebuah batu besar dan menghancurkan ponsel itu dalam sekali pukulan. Krystal yang melihatnya bahkan sampai berjengit kaget.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa menghancurkan ponselku?" tanya Krystal protes.

"Menghilangkan jejak." Jawab Dom singkat.

Setelah ponsel Krystal remuk, Dom mengambil inti dari ponsel itu, sebuah chip yang tertanam di sana. Pria itu langsung mematahkan chip itu dan beberapa inti lain dalam ponsel Krystal. Ia juga mengambil kartu sim di sana dan mengantonginya.

"Ayo." ajak Dom sambil menggandeng Krystal dan kembali berjalan. Ia membuang satu persatu inti ponsel Krystal yang telah dihancurkan di sepanjang jalan yang mereka lalui. Krystal tidak melakukan protes apapun lagi karena ia melihat sebuah keseriusan di wajah Dom yang tidak bisa dibantah.

Dom menghentikan langkahnya saat dirinya mendengarkan suara napas Krystal yang sudah terputus-putus. Gadis itu mengusap peluh yang keluar di sekitar pelipisnya dan memegang dadanya yang terasa sesak karena berjalan dengan cepat. Dom membawa Krystal untuk duduk di salah satu batang pohon yang tumbang.

"Seharusnya kau bilang kalau sudah kelelahan." ucap Dom membantu mengusap peluh Krystal. Ia berjongkok dan mengangkat kedua kaki gadis itu agar diluruskan di kedua pahanya. Memijatnya perlahan.

"Aku tidak bisa hosh.. menghentikanmu yang sedang hosh.. sangat serius." jawab Krystal terputus-putus.

Dom sedikit tersenyum mendengar ucapan Krystal yang sangat jujur. Memang sejak tadi otaknya digunakan untuk berpikir mengenai cara keluar dari kota ini melalui jalur yang aman untuk Krystal. Ia tidak sempat memperhatikan gadis yang ia bawa dengan seksama. Dom merasa bersalah untuk itu.

"Maafkan aku." ucap Dom tulus. Ia mengambil sepatu Krystal yang memiliki hak tinggi. Berjalan dengan sepatu berhak seperti ini pasti sangat menyiksa gadis itu. Dom mematahkan hak tingginya dan kembali memakaikannya ke kaki Krystal.

"Aku akan membelikanmu sepatu baru nanti, untuk sementara seperti ini lebih baik." ucap Dom menatap Krystal.

"Tidak masalah." Jawab Krystal tersenyum kecil.

"Kau masih sanggup berjalan?" tanya Dom memastikan.

"Tentu saja. Aku tidak apa-apa. Ayo kita lanjutkan." Jawab Krystal dengan semangat. Gadis itu berdiri dari duduknya dan menatap Dom dengan senyuman.

Dom yang masih berjongkok di tempatnya pun menatap senyuman indah Krystal yang membuat hatinya menghangat. Ia segera bangkit berdiri dan kembali menggandeng tangan halus Krystal untuk berjalan bersama.

Tak lama kemudian mereka sampai di pinggir jalan raya. Dilihat dari besarnya jalan, serta kondisi sekitar yang kebanyakan hutan dan semak sepertinya mereka sudah berada di pinggir kota. Hanya ada sedikit rumah dan bangunan di pinggir jalan.

Dom membawa Krystal memasuki sebuah toko kecil di pinggir jalan. Pria itu mendudukkan gadisnya di sebuah kursi. Setelah beberapa saat Dom kembali membawakan sebotol air untuk Krystal. Tak hanya itu, ia juga membawakan sebungkus roti dan cokelat.

"Dom, ada dimana kita sekarang?" tanya Krystal menerima sebotol air yang sudah dibuka tutupnya oleh Dom.

"Yang jelas daerah Skarholmen. Kita akan mencari mobil untuk sampai Sodertalje." Jawab Dom duduk di samping Krystal. Pria itu mengelus lembut kepala Krystal memastikan gadis itu minum dengan baik.

"Sudah sejauh itu?" tanya Krystal tak percaya ia sudah berjalan sejauh itu.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

The Owner of The Psychopath (END)Where stories live. Discover now