25 Bet (21+)

7.8K 379 95
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my storyy...!!!

Udah nungguin Dom dan Krystal??

Sesuai kesepakatan kita sebelumnya, setelah 300 votes langsung update ya.

Kali ini special thanks to ii_356 yang udah nagih update setiap hari ke author 😆. Dan beberapa temen-temen lain yang tiap hari selalu mantau udah berapa votesnya. Dan tentunya semua pembaca TOOTP ya. Tanpa kalian author gak akan update chapter ini.

Nah karena sekarang sudah update, jadi kita simak aja. Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Dom yang sedang tidur di atas ranjangnya. Wajah tampannya terlihat begitu bersih, begitu polos, seakan pria itu tidak berdosa sama sekali.

Tangan mungilnya menyentuh hidung mancung Dom yang tajam. Juga membelai bibir seksinya. Mau dia mengelak sehebat apapun, Krystal tidak bisa menyangkal kalau Dom adalah lelaki tertampan yang ia temui selain keluarganya.

Dengan pelan, Krystal memajukan wajahnya, mengecup lembut pelipis Dom. Ya, entah kebenaran seperti apa yang tersembunyi di balik kemisteriusan Dom, Krystal memilih untuk mempercayai pria ini. Dom yang tidak pernah menyakitinya dan selalu menjaganya. Ia akan membangun keyakinan pada dirinya sendiri untuk tetap kuat menghadapi segala kebenarannya suatu saat nanti.

Krystal menatap Dom dengan sebelah tangan yang menyangga kepalanya. Memperhatikan bagaimana sempurnanya wajah yang sedang tertidur lelap itu. Sebelah tangannya menyentuh bekas percintaan yang ia tinggalkan di leher pria itu.

Mengingat bagaimana sikap Dom yang tidak mendominasinya dan membebaskannya untuk melakukan apapun membuat senyum Krystal terbit. Pria ini memiliki emosi untuknya. Itu sudah pasti.

Kedua mata Dom perlahan terbuka. Menampilkan 2 buah mutiara yang langsung menyorot penuh kepada Krystal.

"Bagaimana tidurmu?" tanya Krystal menyapa lembut.

Dom tidak menjawab. Pria itu hanya menatap Krystal dalam, sebelum melepaskan tubuh Krystal yang menempel padanya. Beranjak dan segera memakai pakaiannya yang berserakan di lantai.

"Mau kemana?" tanya Krystal waspada. Ia tidak ingin Dom keluar lagi malam ini dan melakukan sesuatu yang tidak ia sukai.

Dom masih tidak menjawab. Ia masih mengenakan pakaiannya dan beranjak keluar dari kamar Krystal.

"Kutanya mau kemana kau malam ini?" tanya Krystal mencekal lengan Dom. Ia bahkan tidak memperdulikan tubuhnya yang tidak terbalut sehelai benangpun.

Dom berhenti. Ia menoleh pada Krystal, sebelum membalikkan tubuhnya untuk menghadap gadis yang sedang menahannya itu. Dom menyentuh kedua bahu Krystal, mendorongnya pelan dan membuat gadis itu kembali duduk di atas ranjang.

"Tidurlah." ucap Dom singkat. Ia kembali beranjak dan akan segera keluar.

"Jangan pergi!" tekan Krystal membuat langkah Dom terhenti.

"Jika kau mengkhawatirkan polisi bodoh itu, dia tidak akan kenapa-napa." ujar Dom tanpa menoleh. Lalu kembali berjalan dan benar-benar pergi meninggalkan Krystal.

Krystal yang cemas langsung menghubungi detektif Sean dan memintanya untuk tetap bersama orang-orangnya. Tentu saja ia berdalih karena khawatir akan keselamatannya seperti tadi siang.

***

Krystal keluar dari kamarnya setelah menggunakan pakaian. Pandangan matanya tertuju pada meja makan yang sudah tersaji makanan di atasnya.

Bukan. Itu bukan makanan yang Krystal siapkan tadi pagi. Ia yakin Dom sudah memakannya, dan kini sudah menyiapkan makanan yang baru.

Krystal menatap makanan yang terlihat sama sekali belum tersentuh itu. Gadis itu langsung menatap ke pintu kamar Dom.

Krystal berjalan menuju pintu dan membukanya. Ia tidak menemukan Dom di dalam kamar. Namun tubuhnya terkena angin yang berasal dari pintu balkon yang terbuka. Krystal langsung menoleh, menemukan Dom sedang berdiri di sana.

Krystal menghampiri Dom yang sedang berdiri menatap jalanan di bawahnya. Pria itu hanya menggunakan kaos tipis yang dipakainya di kamar Krystal tadi.

Tangan Krystal reflek menyentuh lengan Dom yang sedang menyentuh pembatas besi. Pria itu tak bergeming mendapatkan sentuhan Krystal.

"Masuklah." ucap Dom tanpa menoleh pada Krystal.

"Kau juga harus masuk." balas Krystal menolak perintah Dom.

Dom kembali tak bergeming. Pria itu hanya menatap jalanan di bawahnya dengan pandangan kosong.

Krystal membalik tubuh Dom agar menghadapnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Krystal pada akhirnya.

Dom tampak menatap Krystal dengan wajah datarnya, namun terlihat sedikit emosi yang ditampilkan di sana.

"Aku tidak ingin melihatmu." jawab Dom setelah terdiam beberapa saat.

"Kenapa?" tanya Krystal dengan pandangan tajam.

Dom hanya menatap Krystal tanpa berminat menjawabnya.

Melihat keterdiaman Dom, Krystal melangkah ke pembatas besi. Ia mendudukkan dirinya di atas pagar itu sambil memegang lengan Dom. Pandangan Krystal terfokus pada ekspresi wajah Dom. Dan gotcha. Krystal menemukan ekspresi terkejut di sana.

"Kau tidak ingin melihatku Dom?" tanya Krystal lagi dengan wajah menantang.

Dom tak bergeming. Ia menatap Krystal dengan wajah tegang. Dapat Krystal lihat kedua tangan Dom yang mengepal karena tingkahnya.

"Baiklah, aku akan mengabulkan keinginanmu." lanjut Krystal lagi dengan kedua mata yang masih fokus menatap Dom.

Perlahan Krystal melepaskan pegangannya pada lengan Dom. Membiarkan tubuhnya duduk di atas pagar pembatas balkon yang langsung berhadapan dengan jalanan kota London di bawah sana. Tanpa perlindungan sama sekali.

"Kuharap kau tidak akan menyesalinya Dom." ujar Krystal tersenyum miring. Dapat Krystal lihat wajah Dom benar-benar tegang. Kepalan di kedua tangannya semakin kencang.

"Selamat tinggal, Dom." bisik Krystal sebelum menjatuhkan dirinya ke belakang. Ia benar-benar bertaruh di sini. Jika keyakinannya benar, ia akan selamat, tapi jika tidak, ia harus meminta maaf pada keluarganya dari alam lain.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

The Owner of The Psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang