36 New Identity

1.6K 230 34
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Gimana kabarnya?

Masih ada yang nungguin Krystal dan Dom??

Malam minggu author datang buat bawain kelanjutan kisah mereka nih. Yuk pencet VOTE-nya sekarang juga dan tinggalin komen sebanyak-banyaknya yaa.

Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Krystal memandangi sebuah kapal yang sedang digunakan untuk mengambil banyak barang. Saat ini dirinya sudah sampai di penghujung pulau, tepatnya di daerah Ystad. Entah bagaimana caranya Dom telah membuat sebuah dokumen yang menyebutkan identitas baru untuk mereka. Kalau bukan Dom, Krystal tidak akan percaya dia bisa sampai di sini dan melakukan ini semua.

Dom menghampiri Krystal dan memakaikan sebuah jaket tebal. Entah darimana pria itu mendapatkan uang untuk membeli semua itu. Mungkin hanya Krystal saja yang belum mengetahui seluk beluk Dom lebih dalam. Dom juga telah membelikannya sepatu yang lebih nyaman untuk berjalan.

"Kau sudah siap?" tanya Dom mengelus lembut kepala Krystal.

"Apa kita akan menaiki itu?" tanya Krystal balik sambil melirik kapal barang yang sudah hampir siap untuk berlayar. Dom memberikan sebuah anggukan.

"Hanya ini satu-satunya cara agar kita tidak sampai ketahuan. Para musuh ayahmu pasti sudah memantau seluruh jalur transportasi di Negara ini. Kalau kita sudah sampai di Asia, kita akan menggunakan jalur yang lebih nyaman." ucap Dom memberikan pengertian.

"Dom, apa perjalanan kita akan baik-baik saja?" tanya Krystal penuh harap.

"Selagi kau masih bersamaku, semua akan baik-baik saja." jawab Dom penuh keyakinan.

Melihat hal itu, Krystal mendapatkan sebuah keyakinan lebih dalam hatinya. Ia percaya Dom akan menjaga dan melindunginya dengan baik.

***

Baltic Sea

Mereka melakukan pelayaran dari Ystad menuju Polandia di tengah dinginnya malam. Kapal barang yang mereka gunakan berlayar dengan tenang mengarungi laut Baltik. Krystal menatap pemandangan di balik jendela yang hanya menampilkan hamparan laut berwarna hitam. Bukan karena lautnya berwarna hitam, tapi karena gelapnya malam membuatnya tampak seperti itu.

"Belum tidur?" tanya Dom yang baru datang memasuki kamar melihat Krystal yang duduk di dekat jendela.

Krystal melihat kedatangan Dom dan segera menghampirinya.

"Dari mana saja?" tanya Krystal.

"Menganalisa dan mempelajari seluruh sudut kapal ini." jawab Dom tenang. Ia menggandeng Krystal dan mengajaknya untuk duduk di atas ranjang kecil di sana.

"Dalam perjalanan seperti ini aku tidak boleh menurunkan kewaspadaan barang sedetikpun. Ada banyak sekali kemungkinan yang bisa terjadi." ujar Dom memulai pembicaraan.

"Lalu apa yang kau temukan?" tanya Krystal.

"Untuk sementara ini kita aman. Kapal barang ini bersih." Jawab Dom mengelus pelan telapak tangan Krystal.

Krystal menghela napas lega mendengarnya.

"Dom, maafkan aku. Gara-gara aku kau harus terlibat sampai sejauh ini." ujar Krystal menatap kosong lantai dek kapal.

"Kenapa berbicara begitu?" tanya Dom mengangkat dagu Krystal yang menunduk dan mengarahkan untuk menatapnya.

"Kalau bukan gara-gara aku, kau tidak perlu sampai harus berada dalam pelarian seperti ini." ucap Krystal dengan mata berkaca-kaca.

"Shhtt." potong Dom.

"Justru aku akan marah kalau kau sampai berada di sini bersama orang lain." ujar Dom.

"Seharusnya aku yang meminta maaf karena membawamu dalam kondisi seperti ini. Kau pasti tidak pernah berada dalam situasi sulit seperti ini sebelumnya." lanjut Dom lagi.

Krystal menggeleng ringan. Ia memeluk Dom dengan erat yang langsung dibalas lembut oleh sang pria. Krystal mencium leher Dom ringan. Hari ini Dom sudah melakukan banyak hal. Pria itu harus beristirahat sekarang, karena perjalanan mereka masih sangat panjang.

"Bisa hidup dengan baik dan memiliki seseorang yang bersedia melakukan apapun untukku saat ini sudah sangat cukup. Aku tidak bisa menginginkan yang lebih dari ini sekarang." ujar Krystal lembut.

"Well, princess kau memancingku sekarang?" tanya Dom serak.

"Tidak. Kau butuh istirahat sekarang. Tidak ada seks malam ini." jawab Krystal terkekeh geli.

"Aku memiliki cadangan energi untuk yang satu itu." ujar Dom membuat Krystal terkekeh geli.

"Tidak ada. Aku tau kau tidak akan cukup dengan 1 ronde. Jika kita melakukannya, kau akan berakhir tidak tidur semalaman. Kau masih memiliki janji kepada pemilik kapal untuk ikut bekerja selama berada di kapal ini kan?" tolak Krystal.

"Baiklah hanya 1 ronde. Aku janji." tawar Dom.

"Tidak. Tidur sekarang. Aku tau tubuhmu kelelahan Dom, kau tidak bisa menipuku setelah kita melakukan perjalanan 2 hari ini." tolak Krystal dengan lembut. Ia mendorong Dom untuk berbaring di atas ranjang.

Dom hanya pasrah ketika Krystal sudah mengatakan hal seperti itu. Gadis itu benar, tubuhnya masih butuh digunakan untuk besok seharian penuh. Paling tidak ia harus menunggu sampai dirasa situasinya cukup aman dan kondsi tubuhnya sedang bugar untuk melakukan hal menyenangkan bersama sang putri yang dijaganya.

***

Somewhere

Sementara itu di sebuah Negara dengan banyak manusia bermata sipit, Annelish berjalan dengan 2 pengawalan menuju sebuah helikopter yang sudah menunggu di ujung landasan sana. Ia sudah melihat suaminya Zac berada di sana sedang berbicara serius dengan seseorang.

"Lakukan sesuai instruksiku." ujar Zac mengakhiri pembicaraan mereka, lalu menoleh pada istrinya yang baru tiba dijemput 2 pengawalnya.

Zac segera melepaskan mantel panjangnya dan memakaikan untuk istrinya. "Sudah siap untuk melakukan perjalanan?" tanyanya.

"Kali ini kita akan kemana?" tanya Annelish sambil menggosok kedua telapak tangannya karena cuaca yang sangat dingin.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

The Owner of The Psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang