11 Pembuktian (21+)

14.2K 338 49
                                    

Hello guys...!!!  Welcome back to my story...!!!

Gimana kabar kalian?
Udah lihat judulnya?  Udah lihat ada logo 21+ disitu?
Ada yg langsung kesini karena lihat logo 21+ atau emang ngikutin cerita dari awal?

Nah guys.. Sesuai judulnya cerita ini hanya boleh dibaca sama yg udah dewasa ya, tau membedakan mana yg boleh ditiru mana yg nggak. Author juga udah aktifin peringatan dewasa di cerita ini. Jadi bijak2 dalam membaca ya...

Oke, langsung aja hope you guys enjoy it,  let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

"Aku tau apa yang kau pikirkan." sahut Dom menyeringai. "Dan aku bisa membuktikan keduanya." Lanjutnya.

"Apa maksudmu?" ucap Krystal rendah.

"Aku bisa membuktikan kekuatanku, baik secara fisik maupun," Dom menggantung kalimatnya sebelum memajukan kepalanya tepat berada di samping kepala Krystal.

"Seksual." ucap Dom mengakhiri kalimatnya.

Krystal terbelalak mendengarnya. Kenapa Dom bisa tahu apa yang sedang dia pikirkan saat ini? Apa wajahnya sangat menunjukkannya? Ck. Sial.

"Minggir." ucap Krystal mencoba menyingkirkan Dom dari tubuhnya. Tapi sialnya Dom sama sekali tidak bergerak.

"Tidakkah kau ingin bukti?" ujar Dom dengan suara serak.

Krystal yang melihatnya segera menatap mata Dom. Mata itu memancarkan sebuah gairah yang amat besar. Krystal tidak tahu apa yang membuat Dom tiba-tiba memiliki gairah yang begitu besar, yang sialnya tertuju padanya. Dan dilihat dari gejalanya, sepertinya gairah ini tidak akan padam begitu saja. Tidakkah ia dalam bahaya saat ini?

Namun melihat bagaimana cara Dom menatapnya membuat sesuatu mengalir di pangkal pahanya. Oh sial. Tidak bisa dipungkiri Dom telah membuatnya terangsang hanya dengan tatapan penuh gairah itu.

"Dom, aku tidak bisa membantumu saat ini." ucap Krystal mencoba keluar dari situasi ini.

"Kenapa?" bisik Dom yang kembali mendekatkan kepalanya dan kali ini membaui perpotongan leher Krystal.

"Kau belum mandi, tapi baumu begitu menggoda." bisik Dom dengan napas panas yang langsung mengenai lehernya.

Krystal memejamkan matanya. Sial. Napas panas Dom telah mengacaukan pikirannya.

"Dom, apartment-ku memiliki CCTV di setiap sudut yang langsung diawasi oleh ayahku. Berhentilah." ujar Krystal di sisa-sisa kesadarannya.

Dom bukannya berhenti malah menggerakkan tangannya menyusup ke punggung Krystal, memajukannya agar semakin dekat dengannya.

"Dom!" tolak Krystal yang sudah panas dingin.

"Tidak akan ada yang melihat kita." bisik Dom yang kali ini sudah berani menjilat leher Krystal.

"CCTV itu, ayahku akan langsung terbang ke sini jika dia tau perbuatanmu." ancam Krystal yang bertolak belakang dengan respon tubuhnya yang justru mendongakkan kepalanya memberikan akses lebih untuk Dom.

Dom menggingit dan menghisap leher Krystal kuat membuat gadis itu mengerang pasrah.

"Dom." bisik Krystal yang sudah mulai lemah dengan kedua tangan mencoba mendorong Dom dari atasnya. Tentu saja sama sekali tidak membuahkan hasil.

Dom menatap Krystal yang tengah memandangnya dengan pandangan mendamba. Tangan kirinya mendekap gadis itu erat, sedangkan tangan kanannya bergerak mengelus pipi halus dokter cantik di bawahnya.

The Owner of The Psychopath (END)Where stories live. Discover now