21 Best Gift (21+)

8.6K 301 41
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Gimana kabarnya?? Ada yg kangen sama Author?

Hehe sorry banget udah ditinggal lagi untuk yg ke sekian kalinya. Tapi kalian tenang aja. Mskipun suka ngilang, pada akhirnya Author ttep balik lagi kok.

Oke, setelah cek ombak tadi siang ternyata banyak yg nunggu The Owner Of The Psychopath ya. Jadi Author up ini malam ini.

Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Krystal segera menoleh pada Dom dan duduk dengan tegak.

"Apa maksudmu?" tanya Krystal terkejut.

"Apa lagi? Dia tetap bangun seperti itu dan tidak bisa kukendalikan." jawab Dom jujur.

Krystal menatap Dom dengan wajah syok. Pandangannya beralih pada tubuh bagian bawah Dom yang masih tertutup selimut. Tampak bagian itu menggembung.

Perlahan tapi pasti Krystal pun menyibak selimut itu dan mendapati area itu yang masih tampak menggembung. Ia menatap Dom dan menemukan wajah pria yang sedang menatapnya tampak memerah.

"Kau membiarkannya seperti ini semalaman?" tanya Krystal setelah beberapa saat terhanyut dalam keterkejutannya.

"Sudah kucoba redakan dengan tangan, tapi begitu mendekatimu dia bangun lagi." jawab Dom jujur.

"Kalau begitu kenapa tetap nekat mendekatiku? Apa kau bodoh?" sentak Krystal yang gemas dengan tingkah Dom.

"Aku tidak ingin jauh darimu." jawab Dom dengan wajah tertekuk.

"Hahhh... benar-benar bodoh." gumam Krystal setelah menghela napas panjang.

Terkadang Krystal merasa gemas sendiri dengan tingkah polos Dom. Namun jika mengingat seberapa berbahayanya laki-laki ini maka Krystal akan berpikir dua kali untuk merasa gemas.

Krystal bangkit dan menatap Dom yang sedang berbaring menatapnya sayu.

"Kau jangan aneh-aneh. Tidur dan biarkan obatnya bekerja." titah Krystal sebelum beranjak.

"Kau mau kemana?" tanya Dom mencegah kepergian Krystal.

"Aku akan pergi bekerja." jawab Krystal.

"Bohong." tuduh Dom.

"Apa maksudmu bohong?" tanya Krystal mengernyit.

"Kau masuk kerja sore nanti." jawab Dom dengan bibir mencebik.

Krystal menggelengkan kepalanya. Bahkan dalam keadaan sakit pun Dom masih bisa meretas aktivitasnya.

"Sebaiknya kau berhenti menguntitku." ujar Krystal yang melangkah keluar.

"Aku tidak menguntitmu." bantah Dom.

Dom menatap kepergian Krystal dengan mata sayu. Dia sangat kesal dengan tubuhnya yang tidak bisa diajak kompromi. Lagipula kenapa juga dia harus ereksi sepanjang malam hanya karena berdekatan dengan Krystal? Bukankah itu sangat merepotkan?

Lebih merepotkan lagi saat dirinya memiliki rasa aneh yang membuatnya tidak ingin mengganggu tidur Krystal. Ia berakhir menahan hasratnya yang sangat sulit dilakukan. Tubuhnya bahkan secara terang-terangan menolak otaknya yang bekerja keras menahan keinginannya.

"Kau membajak seluruh aksesku dan mengetahui semua informasi tentang kegiatanku. Apa namanya kalau bukan menguntit?" ujar Krystal yang kembali datang membawa sepiring makanan. Tentu saja ia akan memakannya sendiri karena ia sudah memberi makan Dom tadi.

Dom menoleh dan mendapati Krystal yang sudah kembali duduk di ranjang bersamanya. Ia kira Krystal benar-benar pergi meninggalkannya.

"Aku melindungimu." ucap Dom.

"Kau menguntitku." bantah Krystal.

"Aku tidak melakukan sesuatu yang berbahaya padamu." balas Dom lagi.

"Jelas-jelas kau mengambil keuntungan dariku. Kau kan menggunakan tubuhku untuk memuaskan tubuhmu." balas Krytal sambil mengunyah makanan.

Dom tidak membalas perkataan Krystal dan memilih memejamkan matanya.

Melihat reaksi Dom yang justru mengabaikan omongan Krystal membuat gadis itu hanya tersenyum geli. Dom seperti tidak suka dengan perkataannya dan berakhir merajuk. Krystal melihat ke bawah di pusat tubuh Dom yang terlihat masih menonjol. Mengingat Dom telah merawatnya dengan baik tadi malam, sepertinya Krystal akan memberikan hadiah untuk pria itu.

Krystal segera menyelesaikan acara makannya dan bersiap untuk memberikan hadiah. Ia segera membersihkan dirinya dan melakukan perawatan yang memanjakan tubuhnya.

Krystal menghampiri Dom dan meletakkan telapak tangannya di kening Dom. Tubuh Dom masih terasa hangat menandakan masih sedikit demam. Ia mengelus dahi Dom membuat kedua mata pria itu terbuka.

Dom menatap Krystal yang tampak begitu cantik di matanya. Krystal menggunakan gaun tidur yang memperlihatkan dada dan pahanya dengan jelas. Tubuh gadis itu juga begitu harum dan kulitnya terasa sangat lembut.

Krystal memindahkan tangannya meraba dada dan perut Dom. Memperhatikan raut wajah Dom yang kini menatapnya sayu. Gadis itu dapat merasakan aura panas menguar di sekitar mereka. Dom menutup kedua matanya dan meresapi sensasi yang sedang diciptakan oleh pengendali tubuhnya.

"Apa kau bisa melakukannya Dom? Tubuhmu sedang sakit saat ini." tantang Krystal dengan seringai kecil.

Dom membuka matanya mendapati seringaian nakal di bibir wanitanya. Mata yang sudah sayu semakin sayu dibuatnya. Dom menangkap tangan Krystal yang sedang meraba dadanya dan menuntunnya masuk ke dalam baju. Lengan kirinya memerangkap tubuh ramping Krystal dan mengangkatnya untuk duduk di atas perutnya.

"Maka kau yang harus melakukannya untukku kali ini." jawab Dom dengan tatapan sayunya.

Krystal menahan napasnya ketika dirasakannya perut penuh otot itu ada di bawah pahanya. Gadis itu kemudian tersenyum dan mulai menggerakkan pantatnya, semakin mundur hingga dapat ia rasakan sebuah gundukan yang begitu keras tepat di bawah selangkangannya.

"Ugh, kau begitu siap." ujar Krystal merasakan ereksi Dom.

"Tidak pernah sesiap ini sebelumnya." balas Dom menatap Krystal dengan mata setengah tertutup.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

The Owner of The Psychopath (END)Where stories live. Discover now