15 Pelaku

4.4K 336 96
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Gimana kabarnya penikmat Krystal dan Dom?? Ada yang masih nungguin??

Malam ini Author datang bawain kelanjutan ceritanya Dom dan Krystal loh. Pokoknya bakalan diajak menerka nerka kita.

Sebelum itu pastikan dulu kalian pencet tombol vote dan komen di chapter ini ya. Jangan sampe nggak loh.

Mari kita mulai. Hope you guys enjoy it, ket's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Krystal menyentuh pipi Dom yang masih bersandar di pahanya. Ia membaca pergerakan dan bahasa tubuh pria yang masih bersimpuh di depannya.

Tampak Dom yang masih menatap Krystal langsung memejamkan matanya merasakan sentuhan Krystal di pipinya. Meresapi perasaan aneh yang menelusup ke dadanya. Hal yang begitu asing ia rasakan. Tapi tak dapat dipungkiri jika dirinya menyukai perasaan ini.

"Sejak awal memang aku tidak memiliki kewajiban untuk dekat denganmu. Aku hanya sekedar menolongmu yang sekarat." ucap Krystal datar.

"Kau bersikap berbeda dari kemarin." balas Dom.

"Kaulah yang memaksaku untuk berhubungan dengan segala kebejatanmu. Dari awal memang kita tidak memiliki ikatan untuk selalu bersikap intim. Jadi perbedaan mana yang kau maksud?" sahut Krystal lagi masih dengan ekspresi datar.

Dom mulai membangkitkan tubuhnya dari posisi semula. Pria itu kemudian beranjak berdiri dan menatap Krystal dengan tatapan kosong.

"Aku tidak mengerti dengan bahasa tubuhmu." ucap Dom.

Mendengarnya membuat Krystal tersenyum miring. Ia segera membalas tatapan Dom.

"Kalau kau mengerti tentang emosi maka kau akan mengetahuinya." balas Krystal masih tersenyum miring.

"Aku tidak pernah melihat emosi sepertimu." ucap Dom lagi.

"Emosi bukan hanya dilihat. Tapi dirasakan. Kau juga memiliki emosimu sendiri." balas Krystal lagi.

Dom diam dan tidak berkata apapun. Ia masih memandangi Krystal dengan intens.

"Ya tentu saja kau tidak mengerti. Karena kau tidak memiliki emosi." ujar Krystal menatap Dom lekat.

Dom masih diam dan tidak mengatakan apapun. Ia masih mencoba membaca ekspresi dan bahasa tubuh Krystal.

Krystal beranjak berdiri. Mendekati Dom yang masih berdiri tepat di hadapannya. Ia meraih rahang Dom dan mengarahkannya ke wajahnya, mendekatkan kepalanya.

Krystal dapat melihat Dom sama sekali tidak memiliki perubahan emosi di wajahnya. Pria itu hanya terus menatap lekat dirinya. Bahkan saat kedua kepala mereka sudah hampir bersentuhan.

Krystal semakin mendekatkan bibirnya dengan bibir Dom hingga akhirnya kedua bibir itu bersentuhan.

Cup.

Hanya menempel. Itulah yang terjadi pada bibir Krystal dan Dom dengan kedua mata mereka yang masih bertatapan. Krystal dapat melihat tatapan Dom yang menatapnya dengan kilat berbeda. Seiring dengan pergerakan yang mulai terjadi di kedua bibir mereka.

Namun sebelum pergerakan yang dilakukan Dom lebih jauh, Krystal sudah lebih melepaskan tautan bibir mereka. Kembali menatap Dom yang kini sudah menatapnya dengan sedikit emosi di wajahnya. Sebuah emosi pertama yang Krystal lihat benar-benar asli dari dalam jiwa Dom.

The Owner of The Psychopath (END)Where stories live. Discover now